Berikut ini video runutan waktu tampil http://website-download.blogspot.com hingga menampilkan Homepage secara utuh. Kunjungi di Youtube :
http://www.youtube.com/watch?feature=player_detailpage&v=-hjMmgcPPRc
All About Akhlaqul-Karimah And Knowing Allah
Berikut ini video runutan waktu tampil http://website-download.blogspot.com hingga menampilkan Homepage secara utuh. Kunjungi di Youtube :
http://www.youtube.com/watch?feature=player_detailpage&v=-hjMmgcPPRc
Label:
Video
Diposting oleh
yusufzul
Hari
Minggu, Juni 23, 2013
0
komentar dan respon
Pemerintah berencana tidak membolehkan kendaraan berpelat hitam membeli bensin premium, karena harga Rp. 4.500 per liter jauh di bawah harga pokok pengadaannya. Maka pemerintah rugi besar yang memberatkan APBN.
Apakah benar begitu? Kita ikuti percakapan antara Djadjang dan Mamad. Djadjang (Dj) seorang anak jalanan yang logikanya kuat dan banyak baca. Mamad (M) seorang Doktor yang pandai menghafal.
Dj : Mad, apa benar sih pemerintah mengeluarkan uang tunai yang lebih besar dari harga jualnya untuk setiap liter bensin premium ?
M : Benar, Presiden SBY pernah mengatakan bahwa semakin tinggi harga minyak mentah di pasar internasional, semakin besar uang tunai yang harus dikeluarkan oleh pemerintah untuk mengadakan bensin. Indopos tanggal 3 Juli 2008 mengutip SBY yang berbunyi : “
Jika harga minyak USD 150 per barrel, subsidi BBM dan listrik yang harus ditanggung APBN Rp. 320 trilyun. Kalau USD 160, gila lagi. Kita akan keluarkan (subsidi) Rp. 254 trilyun hanya untuk BBM.”
Dj : Jadi apa benar bahwa untuk mengadakan 1 liter bensin premium pemerintah mengeluarkan uang lebih dari Rp. 4.500? Kamu kan doktor Mad, tolong jelaskan perhitungannya bagaimana?
M : Gampang sekali, dengarkan baik-baik. Untuk mempermudah perhitungan buat kamu yang bukan orang sekolahan, kita anggap saja 1 USD = Rp. 10.000 dan harga minyak mentah USD 80 per barrel.
Biaya untuk mengangkat minyak dari perut bumi (lifting) + biaya pengilangan (oil refinery) + biaya transportasi rata-rata ke semua pompa bensin = USD 10 per barrel. 1 barrel = 159 liter. Jadi agar minyak mentah dari perut bumi bisa dijual sebagai bensin premium per liternya dikeluarkan uang sebesar (USD 10 : 159) x Rp. 10.000 = Rp. 628,93 – kita bulatkan menjadi Rp. 630 per liter. Harga minyak mentah USD 80 per barrel. Kalau dijadikan satu liter dalam rupiah, hitungannya adalah : (80 x 10.000) : 159 = Rp. 5.031,45. Kita bulatkan menjadi Rp. 5.000. Maka jumlah seluruhnya kan Rp. 5.000 ditambah Rp. 630 = Rp. 5.630 ? Dijual Rp. 4.500. Jadi rugi sebesar Rp. 1.130 per liter (Rp. 5.630 – Rp. 4.500). Kerugian ini yang harus ditutup oleh pemerintah dengan uang tunai, dan dinamakan subsidi.
Dj : Hitung-hitunganmu aku ngerti, karena pernah diajari ketika di SD dan diulang-ulang terus di SMP dan SMA. Tapi yang aku tak paham mengapa kau menghargai minyak mentah yang milik kita sendiri dengan harga minyak yang ditentukan oleh orang lain?
M : Lalu, harus dihargai dengan harga berapa?
Dj : Sekarang ini, minyak mentahnya kan sudah dihargai dengan harga jual dikurangi dengan harga pokok tunai ? Hitungannya Rp. 4.500 – Rp. 630 = Rp. 3.870 per liter ? Kenapa pemerintah dan kamu tidak terima ? Kenapa harga minyak mentahnya mesti dihargai dengan harga yang Rp. 5.000?
M : Kan tadi sudah dijelaskan bahwa harga minyak mentah di pasar dunia USD 80 per barrel. Kalau dijadikan rupiah dengan kurs 1 USD = Rp. 10.000 jatuhnya kan Rp. 5.000 (setelah dibulatkan ke bawah).
Dj : Kenapa kok harga minyak mentahnya mesti dihargai dengan harga di pasar dunia?
M : Karena undang-undangnya mengatakan demikian. Baca UU no. 22 tahun 2001 pasal 28 ayat 2. Bunyinya :
Nah, persaingan usaha dalam bentuk permintaan dan penawaran yang dicatat dan dipadukan dengan rapi di mana lagi kalau tidak di New York Mercantile Exchange atau disingkat NYMEX? Jadi harga yang ditentukan di sanalah yang harus dipakai untuk harga minyak mentah dalam menghitung harga pokok.
Dj : Paham Mad. Tapi itu akal-akalannya corporate asing yang ikut membuat Undang-Undang no. 22 tahun 2001 tersebut.
Mengapa bangsa Indonesia yang mempunyai minyak di bawah perut buminya diharuskan membayar harga yang ditentukan oleh NYMEX?
Itulah sebabnya Mahkamah Konstitusi menyatakannya bertentangan dengan konstitusi kita (UUD 1945). Putusannya bernomor 002/PUU-I/2003 yang berbunyi :
“Pasal 28 ayat (2) yang berbunyi : “Harga Bahan Bakar Minyak dan Gas Bumi diserahkan pada mekanisme persaingan usaha yang sehat dan wajar DAN Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi BERTENTANGAN dengan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia.”
M : Khan sudah disikapi dengan sebuah Peraturan Pemerintah (PP?
Dj : Memang, tapi PP-nya yang nomor 36 tahun 2004, pasal 27 ayat (1) masih berbunyi :
Maka sampai sekarang istilah “SUBSIDI” masih dipakai terus, karena yang diacu adalah harga yang ditentukan oleh NYMEX.
M : Jadi kalau begitu kebijakan yang dinamakan “menghapus subsidi” itu bertentangan dengan UUD kita?
Dj : Betul. Apalagi masih saja dikatakan bahwa subsidi sama dengan uang tunai yang dikeluarkan. Ini bukan hanya melanggar konstitusi, tetapi menyesatkan. Uang tunai yang dikeluarkan untuk minyak mentah tidak ada, karena milik bangsa Indonesia yang terdapat di bawah perut bumi wilayah Republik Indonesia.
Menurut saya jiwa UU no. 22/2001 memaksa bangsa Indonesia terbiasa membayar bensin dengan harga internasional. Kalau sudah begitu, perusahaan asing bisa buka pompa bensin dan dapat untung dari konsumen bensin Indonesia. Maka kita sudah mulai melihat Shell, Petronas, Chevron.
M : Kembali pada harga, kalau tidak ditentukan oleh NYMEX apakah mesti gratis, sehingga yang harus diganti oleh konsumen hanya biaya-biaya tunainya saja yang Rp. 630 per liternya?
Dj : Tidak. Tidak pernah pemerintah memberlakukan itu dan penyusun pasal 33 UUD kita juga tidak pernah berpikir begitu.
Sebelum terbitnya UU nomor 22 tahun 2001 tentang Migas, PEMERINTAH SEBELUMNYA MENENTUKAN HARGA ATAS DASAR KEPATUTAN, DAYA BELI MASYARAKAT DAN NILAI STRATEGISNYA. Sikap dan kebijakan seperti ini yang dianggap sebagai perwujudan dari pasal 33 UUD 1945 yang antara lain berbunyi :
Dengan harga Rp. 2.700 untuk premium, harga minyak mentahnya kan tidak dihargai nol, tetapi Rp. 2.070 per liter (Rp. 2.700 – Rp. 630). Tapi pemerintah tidak terima. Harus disamakan dengan harga NYMEX yang ketika itu USD 60, atau sama dengan Rp. 600.000 per barrel-nya atau Rp. 3.774 (Rp. 600.000 : 159) per liternya. Maka ditambah dengan biaya-biaya tunai sebesar Rp. 630 menjadi Rp. 4.404 yang lantas dibulatkan menjadi Rp. 4.500. Karena sekarang harga sudah naik lagi menjadi USD 80 per barrel pemerintah tidak terima lagi, maunya yang menentukan harga adalah NYMEX, si ORANG ASING, bukan bangsa sendiri.
Dalam benaknya, pemerintah maunya dinaikkan sampai ekivalen dengan harga minyak mentah USD 80 per barrel, sehingga harga bensin premium menjadi sekitar Rp. 5.660, yaitu: Harga minyak mentah : USD 80 x 10.000 = Rp. 800.000 per barrel. Per liternya Rp. 800.000 : 159 = Rp. 5.031, ditambah dengan biaya-biaya tunai sebesar Rp. 630 = Rp. 5.660 Karena tidak berani, konsumen dipaksa membeli Pertamax yang komponen harga minyak mentahnya sudah sama dengan NYMEX.
M : Kalau begitu pemerintah kan kelebihan uang tunai banyak sekali, dikurangi dengan yang harus dipakai untuk mengimpor, karena konsumsi sudah lebih besar dibandingkan dengan produksi.
Dj : Memang, tapi rasanya toh masih kelebihan uang tunai yang tidak jelas ke mana perginya. Kaulah Mad yang harus meneliti supaya diangkat menjadi Profesor.
Lihat perbandingan beda pandangan antara pemahaman untung/rugi penjualan minyak antara pemikiran para Ekonom Islam/Rakyat dengan Ekonom Neoliberal yang dipengaruhi Yahudi.
Di zaman Nabi ada Yahudi yang menjual air dengan harga tinggi kepada rakyat. Harap diketahui, hingga sekarang harga air di Arab Saudi lebih mahal daripada harga minyak karena air di sana sangat langka. Namun setelah dibeli ummat Islam sumur airnya, Nabi Muhammad SAW membagikannya gratis kepada rakyat. Ini karena rakyat harus bisa mendapatkan kebutuhan hidupnya dengan mudah.
Sesungguhnya biaya produksi minyak dari menggali minyak (lifting), kilang (refinery), hingga distribusi ke Pom Bensin menurut Kwik Kian Gie adalah US$ 10/barel. Kita naikan saja menjadi US$ 15/barel (untuk memberi keuntungan bagi pendukung Neo-liberalisme yang mengatakan Subsidi BBM itu ada). Itu sudah termasuk keuntungan yang cukup besar bagi para operator dan distributor.
Jika ragu angkanya bisa lihat data komponen biaya dari website pemerintah AS :
http://www.eia.gov/petroleum/gasdiesel
Di situ dijelaskan biaya cruel oil (minyak mentah) 72% dari harga jual, pengilangan 12%, Distribusi dan Pemasaran 5%, Pajak 11%.
Dengan asumsi diatas, rate 1 US$ = Rp 10.000 dan 1 barrel = 159 liter.
Jika harga bensin Rp 4.500/liter, artinya Rp 715.500/barel atau setara US$ 71/barel.
Orang awam memandang saat biaya produksi minyak (lifting, pengilangan dan distribusi pemasaran) US$ 15/barel dan dijual seharga Rp 4500/liter (setara US$ 71/barel) LOGIKA-nya pemerintah UNTUNG, ada INCOME US$ 56/barel (US$ 71 - US$ 15/barel). Ada selisih positif antara harga jual ke masyarakat dikurangi biaya produksi (tidak ada biaya minyak mentah karena TIDAK IMPORT).
Saat harga minyak Dunia naik jadi US$ 120/barel (lihat tabel kolom 2), kaum NEOLIBERAL mengaggap RUGI sebesar US$ 49/barel (US$ 71 - US$ 120 /barel = minus US$ 49/barel). Dengan cara hitung yang sama, saat minyak dunia naik menjadi US$ 400/barel akan tetap dianggap RUGI, bahkan semakin besar US$ 329/barel (LIHAT TABEL).
Padahal sebenarnya tetap UNTUNG karena produksi lifting 930.000 bph (barel pe hari) dan konsumsi dalam negeri hanya 723 ribu bph (42 juta kilo liter/tahun), ada SUPLUS PRODUKSI untuk EKSPORT dan menikmati kenaikan harga minyak dunia.
Jadi, perbedaan CUMA pada konsep pemikiran diantara ekonom kerakyatan (yang Islami) dibanding persepsi ekonom Neo-liberal yang memihak MNC minyak asing.
Meski untung, mereka tetap bilang rugi.
Padahal minyak adalah milik bersama rakyat Indonesia. Bukan milik perusahaan asing atau pemerintah Indonesia. Jadi tidak pantas dijual dengan harga “Internasional” ke rakyat Indonesia.
Jika pun “benar” Pemerintah rugi, bisa jadi PERTAMINA dipaksa membeli minyak Indonesia yang 90% dikelola oleh MNC minyak AS seperti Chevron dan Exxon dengan harga New York. Jika begitu, solusinya adalah Nasionalisasi. Cina dan Norwegia mengelola minyak mereka dengan BUMN mereka sendiri. Arab Saudi, Iran, dan Venezuela juga sudah nasionalisasi perusahaan minyak asing yang dulu memonopoli minyak mereka. Sekarang mereka makmur karena penerimaannya bertambah karena tidak dibohongi oleh perusahaan minyak asing.
Terimakasih Pak Kwiek Kian Gie, Anda telah memberi pencerahan untuk kami.
Ideologi keserakahan saat ini mempengaruhi kebijakan ekonomi kita, pembangunan hanya untuk mengejar pertumbuhan ekonomi – terlalu berorientasi dan hanya melihat sisi materialism, seperti simbol mata satu dewa Horus, sama ada seperti mata satu dajjal laknatullah. Kerakusan eksploitasi Sumber Daya Alam tidak menyisakan rasa syukur.
Dalam hal fluktuasi harga minyak dunia, seolah tidak ada keberkahan di dalamnya. Ketika harga minyak turun, pemerintah mengeluh karena pendapatan sektor Migas berkurang. Ketika NYMEX di New York Amerika mengumumkan kenaikan harga minyak dunia, pemerintah sangat reaktif dan teriak mengusulkan kenaikan harga BBM dalam negeri disertai usulan “SUBSIDI” palsu baru, yang menurut pengamat ekonomi Ichsanuddin Nursyi, alokasi dana kompensasi BBM berasal dari pinjaman luar negeri, dari Asia Development Bank (ADB) dan International Monetary Fund (IMF).
Subsidi palsu ini juga diakui senior saya saat kuliah di FE UGM pertengahan tahun 1980-an, Anggito Abimanyu dan menjadi asisten dosen pak Budiono (Wapres kita) pada mata kuliah Ekonomi Indonesia. Dia salah satu fundamentalis Neo-Liberal Indonesia yang selalu bersikeras menaikkan harga BBM dengan alasan “mengurangi beban subsidi BBM.“ Mas Anggito mengakui bahwa selama ini (sebenarnya) TIDAK PERNAH ADA SUBSIDI DALAM BBM. “Masih ada surplus penerimaan BBM dibanding biaya yang dikeluarkan,” katanya dalam acara talkshow di TVOne hari Senin (13/03/2012), terkait rencana kenaikan harga BBM akibat naiknya harga minyak dunia.
Anggito menjadi salah satu narasumber bersama Kwik Kian Gie dan Wamen ESDM. Mungkin Anggito tidak akan pernah memberikan pengakuan seperti itu kalau saja tidak karena ada Kwik Kian Gie yang telah lama menyampaikan pendapatnya bahwa isu “subsidi” adalah pembohongan publik, dan pendapat itu diulangi lagi dalam acara talkshow tersebut di atas. http://muslimdaily.net/opini/opini-17/anggito-abimanyu-selama-ini-tidak-pernah-ada-subsidi-bbm.html
Minyak kita adalah kutukan ataukah keberkahan?
Kahhh … kahhh … kahhhhhh. Beruk hanya tertawa terkekeh kekeh … tidak menjawab.
Tambahan :
Sejumlah pakar mengatakan bahwa minyak sebenarnya bukan bahan bakar fosil. Teori bahwa minyak bumi berasal dari sisa fosil biologis zaman dahulu adalah sebuah kebohongan besar dari Illuminati (yang memang sejak awal menguasai bisnis minyak, media, dan institusi pendidikan). Illuminati ingin menggunakan propaganda Peak Oil untuk menaikkan harga minyak dan mengeksekusi rencana depopulasi dunia.
Teori Peak Oil adalah kebohongan massif yang dirancang untuk menciptakan kelangkaan buatan (artifisial) demi mendongkrak harga minyak dunia, juga memberikan negara-negara di seluruh dunia sebuah alasan untuk mengorbankan standar hidup yang telah kita perjuangkan dengan susah payah.
Publisitas menciptakan CFR dan Club of Rome strategy manual sejak 30 tahun lalu mengatakan bahwa pemerintah global perlu mengontrol populasi dunia melalui Neo-Feodalisme dengan menciptakan kelangkaan buatan.
untuk bahasan selanjutnya silahkan klik link artikelnya dibawah ini.
Related Post : Untuk Apa Punya Minyak? Keberkahan ataukah Kutukan?
READ MORE ... Monggo di-Klik
Label:
News,
Politik,
Teori Konspirasi
Diposting oleh
yusufzul
Hari
Rabu, Juni 19, 2013
0
komentar dan respon
YOGYAKARTA – Aku kembali! Dimanakah sahabat-sahabat masa kecilku?
Pertanyaan itu menggayut, setiap turun dari KA Jakarta-Yogyakarta. Inilah kotaku, Emak melahirkan aku, 16 Desember, di RS Bethesda Jln Jenderal Sudirman, ketika rumah kami di pinggir Jalan Urip Sumoharjo (d/h Jl. Solo) hanya 500m sebelah timur RS dekat Bioskop RAHAYU Purbonegaran. Tetangga menyebut rumah itu “Omahe Eddy Empi anak’e Syukri Wong Palembang" hingga kami pindah ke Sapen (selatan IAIN) pada tahun 1973.
Tahun 1974-1976 pindah ke Kepuh dan terakhir ke Demangan – kini rumah kami hanya ditempati Emak-Bapak. Begitulah, sejarah urbant keluargaku berkutat di kecamatan Gondokusuman. Ibu berasal dari wilayah paling selatan pesisir Jawa (dekat pantai Samas, Bantul, DIY). Ayah berasal dari dusun kecil pinggir hutan lebat alur sungai Musi – Sekayu, SUMSEL. Kami adalah keluarga urbant di Yogyakarta.
Menuju Jalan Malioboro, belok kiri – dan – Lihat! Becak melintasi :
Gedung Bank Indonesia cabang Yogyakarta, Jalan Panembahan Senopati (samping Benteng Vree de Burg). Di sampingnya Kantor POS Besar.
Yogyakarta KM 0 on July 1, 2011
Saya dibesarkan dalam atmosfer Yogjakarta era 70-an dan awal 80-an yang khas Njawani. Dahulunya kupunya kegemaran Sekaten, menonton wayang kulit, wayang wong (ketoprak Mataram), “celelekane” Basiyo di RRI, pengamen keliling Mas Sujud, Malioboro Fair atau Jalan Solo Fair, TVRI stasiun Yogya dan bermain di alam bebas.
Kegiatan bermain bersama, misal : Bak sodor, sundah mandah, pethak umpet, main perang-perangan dengan pedang kayu (dari batang petai china) melawan anak kampung tetangga (bukan dalam konteks tawuran untuk sengaja saling menyakiti! Tapi perang-perangan sebagai ekspresi kegembiraan – jika bagian tubuh tertentu tersentuh pedang dianggap kalah) atau tembak-tembakan dengan senapan dari papan kayu blabag yang digergaji atau glagah tebu dibeli di Pasar Lempuyangan. Peluru yang melesat juga dari batang glagah. Jika kena dia dianggap kalah.
Tampaknya aku tumbuh ‘Dhadhi wong Yogjo’ seiring metamorfosis ayahku, perantau Sumatera yang kuliah di Fakultas FIPA UGM, dari wujud wong Palembang pelan tapi pasti menjadi wong Yogjo, tidak mau pindah dari kota ini karena cinta. Sebaliknya aku terobsesi balik ke kampung halaman ayah. Selepas lulus dari Fakultas Ekonomi UGM saya 5 tahun mukim di Palembang sebelum akhirnya hidup di Jakarta.
Saat itu Jalan Solo hingga Jalan Sudirman, dari IAIN hingga jembatan Gondolayu berjejer pohon Asam Jawa usia puluhan tahun. Berjarak 400 meter arah timur rumahku tumbuh pohon Randu Alas raksasa, diameter 2 meter lebih. Sebelah timur Langensari berdiri kokoh beringin besar, pepohonan kenari yang meninggi di sisi jalan Bengkel KA Pengok. Yogyakarta saat itu dirindangi oleh pepohonan tepi jalan.
Lokasi Randu Alas (ditebang tahun 1977) di seberang BANK BCA Jl. Urip Sumoharjo (sekarang) hanya berjarak 30 meter dari Jalan raya. Batangnya jauh lebih besar dan kokoh dibanding RANDU ALAS depan rumah pelukis surealis AFANDI, jembatan GADJAH WONG. Saat sore, hadir suara harmoni alam dari burung, kelawar dan bangau. Seakan tidak terusik, karena kendaraan bermotor belum banyak namun lebih banyak becak, sepeda, motor DKW, andong dan sedikit motor Honda 70 cc.
Setiap pagi jalan depan rumah dilewati Andong (kereta kuda) dan gerobak sapi membawa hasil pertanian dari desa-desa di Sleman dan Prambanan ke kota Jogya. Semua jalan masih 2 arah tanpa Traffic Light. Aku sering menumpang Gerobak Sapi, naik dari Bioskop RAHAYU turun di (Hotel) Ambarukmo, kecepatannya lebih pelan dari sepeda tapi sangat sensasional sebab berjalan sembari bergoyang. pulangnya berjalan kaki sekitar 4 KM bersama kawan sepermainan.
Sepulang sekolah di SDN Klitren Lor - Balapan (belakang DUTA Photo) sering aku menyusur sungai mencari ikan dengan alat penyaring dari anyaman bambu. Mencari ikan di kali (sungai kecil) mulai dari Langensari (Pengok), di bawah jembatan Jalan Solo (dulu disebut sebagai “buk” dan kini diatasnya menjadi toko besar Gardena), hingga ke mata-airnya di Kupel, kampung Kuningan sebelah timur Fakultas Hukum UGM (disebut juga lembah) yang masih banyak sawah dan Bong (makam Cina).
Sungai menjadi tempat favorit; tempat cari ikan Wader, Kuthuk, Cethul, Pala Timah dan Lele atau sekali waktu mendapat belut sawah. Cari udang di sungai jernih di sela batu dan pasir, hampir tidak ada sampah plastik. Aktivitas paling favorit berburu udang sungai ukuran besar kehitam-hitaman, karena begitu dapat langsung dijemur sampai merah - siap santap dan Wuih gurih!!! Lemak nian!! uji wong Palembang. Dijemur di atas batu atau di atas besi rel KA.
Setiap pagi dan sore tepian sungai Gadjah Wong ramai, orang pun datang untuk mandi di sungai atau mata-air kecil yang banyak (di area persawahan sebelah timur kampus IAIN saja saat itu ada 10 mata-air kecil yang disebut "Mbelik").
Pemukiman Penduduk di daerah BANTUL - Yogyakarta
Aku sangatlah puas menjelajah sungai Gajah Wong dan kali Kucing di atasnya. Penjelajahan alur sungai Gadjah Wong dimulai dari sebelah timur kampus Sanata Dharma (kp. Mrican – Papringan – Sapen - Sorowajan hingga di kaki Jembatan KB. Gembira Loka). Alam sepanjang alur Gadjah Wong masih alami dengan sawah nan luas dan kebun karet di sebelah timur Timoho.
Untuk hiburan TV perlu perjuangan berat sebab TV langka, listrik pun langka karena hampir seluruh kampung Sapen tidak ada stroom listrik dari PLN – semua gang/jalan atau rumah hanya diterangi lampu minyak tanah sentir, teplok atau petromak. Satu-satunya tempat di SAPEN untuk menonton TV hanya ada di perumahan dosen IAIN. Nonton pun rame-rame dari balik jendela jeruji besi. Siaran TV dimulai pukul 17.00-24.00 . Namun aku tidak pernah menonton sampai larut malam, sebab setelah jam 7 malam gordyn (kain tirai) jendela ditutup.
Jika masih mau, terpaksa berjalan kaki 1,5 km rame-rame (sebab tidak punya sepeda) ke Bengkel KA Pengok atau pergi ke sebelah barat tokobuku GRAMEDIA sekarang. TV ditempatkan dalam sangkar kotak setinggi 3,5 meter. Bayangkan bak menonton layar tancap keliling.
Layar Tancap keliling masa 70-an satu-satunya penyelenggara adalah Deppen RI (Departemen Penerangan) di lapangan terbuka dengan film perang kemerdekaan, dokumentasi pembangunan hingga tayangan kampanye Keluarga Berencana (KB). Pada momen tahunan Sekatenan di Alun-alun Lor, Layar Tancap ini juga menjadi tontonan favorit dan gratis.
Hingga kini teringat serial film sore: SINTARO, Lancer, Bonanza, Rodex, Batman and Robin, serial Ivanho + Robinhood and Richard King the Lion Hearth, Daniel Bond, Rin Tin Tin, Popeye The Sailor dan Woody Pecker Show etc.
Klip video serial film Hawaian Fife O klik saja --> Hawaian Fife O
Keluarga Cowboy dalam serial “Bonanza”
Sebelum “Dunia Dalam Berita” pukul 10 malam ditayangkan Hawaian Five O, The Champion, Star Trek, Baretta, Jeanny (jin kocak dan juga cantik istri Mayor AU Nelson “Barbara Eden” yang tinggal dalam botol), PRIMUS – Penyelam laut Dalam, Twelve O Clock (kisah pilot AS dalam PD II), Telly Savalas dan The Saint - Roger Moore. Dari semua itu yang menjadi favorit adalah Film Cerita Akhir Pekan, film lepas pilihan selama 2 jam penuh tanpa iklan dengan thema perang Dunia 2, spionase, detektif atau drama.
Menonton “Gambar Hidup” di Bioskop terdekat – RAHAYU terasa mahal. Uang jajan Seringgit (Rp 2,50) atau Segelo (Rp1) mana cukup beli tiket? Kalaupun tiket terbeli, tetap saja ditolak masuk, karena kategori film 17 Tahun ke atas. Akhirnya hanya bisa mlototin poster film atau sekali-kali menyelinap tidak bayar atau sembunyi di balik pintu setengah terbuka, mengintip lewat celah engsel pintu, sementara porter menyobek karcis, hingga saat pintu tersebut ditutup sepenuhnya. Dah!!! Puas tuntas dah!!!.
Anda tahu bagaimana film baru dipromosikan? Sekitar jam 2 siang mobil iklan film melintasi depan rumah. Mobil yang dipasangi poster film dari kain kanvas berjalan pelan sambil menyebarkan selebaran kertas stensilan promosi film keliling kota. Sementara tidak hentinya staf pemasar berteriak-teriak melalui megaphone besar mempromosikan judul film baru.
Idiom sering dipakai seperti “Film action terhebat”, “Bruce Lee Otot Kawat Balung Wesi”, “dengan bintang tenar Charles Bronson, John Wayne, Jim Brown, Charlton Heston …” Promosi sukses! Film diputar pkl 10.00, 14.00 (Matine Show), 17.00 (Evening) & 21.00 sering terlihat antrian panjang. Apalagi tayangan Sabtu malam pukul 24.00 (Midnight Show).
My father was a settled foreigner from South Sumatera who studied at the Faculty of FIPA UGM and my mother is a native resident. He so love Yogyakarta and never move from the city. My parents are dwelling in kampung Demangan Yogyakarta. Instead I have lived in my father's hometown, Palembang, for 5 years before living in Jakarta until now.
My first school was at primary school SDN Balapan (in the south of DUTA PHOTO, now a campus of STIE YKPN), proceeded to SMP Negeri V Kota Baru and then continue to SMAN I Teladan Yogyakarta. Finally I passed graduate of Economic Faculty of Gadjahmada University.
Kampusku pada 50-an tahun lalu. Ini gedung pusat UGM (gedung Induk), entah diambilnya foto ini pada tahun berapa. Latar belakangnya tampak gunung Merapi terlihat sangat jelas dan berdiri kokoh belum ada pepohonan perindang di selatan gedung. Ruang-ruang kuliah saya di Fakultas Ekonomi sepanjang tahun 1984 – 1988 ada di lantai 2 dan 3 pada sayap utara dan selatan Gedung Induk.
My High School SMA Negeri I Teladan Yogyakarta
Foto suasana Jalan Jendral Sudirman, di sisi Barat Jembatan Gondolayu. Kini masuk wilayah kelurahan Cokrodiningratan, kecamatan Jetis. Di kejauhan tampak tegak icon Yogyakarta (Tugu) dan di Abdi Dalem Kraton naik Sepeda. Di dekatnya sekarang telah dibangun HOTEL SANTIKA PREMIERE.
Kreteg Kewek berasal dari nama Belanda Kerk & Werg, berarti “jalan menuju gereja” (gereja KOTABARU) dari sudut pandang Hotel Garuda. Tampak percabangan rel KA dan pemukiman asri Kota Baru dan Seminari Katolik. samar-samar terbaca : Lucht Foto KNIL.
"TUGU YOGYAKARTA" – Samar-samar di kejauhan terbaca TOKO SEN di jalan Mangkubumi menuju Malioboro. Tahun 1992 saya membubut block mesin (kotter) sepedamotor GL 100. Masih adakah tokonya? Di bawah pohon besar (kanan) tampak Depot Es arah menuju pasar Kranggan.
Jalan Pangeran Mangkub
Jalan Pangeran Mangkubumi pada tahun 1948. Dikenali dari bentuk trotoar dan pada tahun 1970-an saya melihatnya masih seperti itu. Di sisi timur tidak ada toko kecuali di ujung utara dekat icon kota Yogyakarta (Tugu). Di sisi kiri jalan, dari kejauhan tampak plang warna putih dengan letter “Kedaulatan Rakyat.” Sekarang ini trotoar di sisi kanan menjadi jalur lambat.
Malioboro atau Jalan Ahmad Yani dimasa lalu.
KANTOR POS BESAR (sebelah kanan) dan BANK INDONESIA di KM NOL. Melihat Kantor Pos Besar tahun 1955, orang segera mengingat bahwa Yogyakarta di masa silam telah ada bangunan bagus, namun tidak sedikit yang telah lenyap.
Photo diambil dari arah Gedung Agung (Istana Kepresidenan). Di seberang Gedung BI merupakan halaman Benteng Vreedeburg. Saya masih ingat tahun 1972 jalan ke arah kiri dihiasi pepohonan yang lebat yang jika sore hari langit ditingkahi hiruk pikuk suara bangau, walet dan kelalawar. Tahun1975 dibangun Monumen Yogya Kembali persis di seberang Kantor Pos Besar. Lihat Mobil dan becak melaju ke arah kiri sementara saat ini pasti dilarang karena one way traffic.
Dan Sejarah Akan Terus Mencatat di tahun1950 :
"Yogyakarta sudah tidak punya apa-apa lagi. Silakan lanjutkan pemerintahan ini di Jakarta," sambil mengeluarkan cek senilai 6 juta gulden untuk modal awal menjalankan roda pemerintahan NKRI. Sri Sultan Hamengkubuwono IX mengatakan itu dengan berurai air mata di hadapan Ir Soekarno menteri-menterinya.
Para menteri kabinet Soekarno ikut menangis.
--------------------------------------------------------------
Dan pemerintahan saat ini (period 2009-2014) hendak menghilangkan keistimewaan Yogyakarta dan gagal mengatasi korupsi berjamaah secara besar-besaran sehingga menyengsarakan rakyat !!!!! ..... Meski akhirnya gagal karena DPR tidak meloloskan RUU tersebut. Apakah demokrasi ala Amerika akan menjadikan NKRI tidak tahu balas budi atau memang mau melupakan sejarah ini?
Masjid Agung Yogyakarta tahun 1900.
Pengrajin Yogyakarta pada tahun 1900-an awal
Pulang ke kotamu, ada setangkup haru dalam rindu
Masih seperti dulu
Tiap sudut menyapaku bersahabat penuh selaksa makna
Terhanyut aku akan nostalgi saat kita sering luangkan waktu
Nikmati bersama suasana Jogja
Di persimpangan, langkahku terhenti
Ramai kaki lima menjajakan sajian khas berselera
Orang duduk bersila
Musisi jalanan mulai beraksi seiring laraku kehilanganmu
Merintih sendiri, di tengah deru kotamu
(Walau kini kau t’lah tiada tak kembali) Oh…
(Namun kotamu hadirkan senyummu abadi)
(Izinkanlah aku untuk s’lalu pulang lagi)
(Bila hati mulai sepi tanpa terobati) Oh… Tak terobati
Musisi jalanan mulai beraksi, oh…
Merintih sendiri, di tengah deru, hey…
Walau kini kau t’lah tiada tak kembali
Namun kotamu hadirkan senyummu abadi
Izinkanlah aku untuk s’lalu pulang lagi
(untuk s’lalu pulang lagi)
Bila hati mulai sepi tanpa terobati, oh…
(Walau kini kau t’lah tiada tak kembali)
Tak kembali…
(Namun kotamu hadirkan senyummu abadi)
Namun kotamu hadirkan senyummu yang, yang abadi
(Izinkanlah aku untuk s’lalu pulang lagi)
Izinkanlah untuk s’lalu, selalu pulang lagi
(Bila hati mulai sepi tanpa terobati)
Bila hati mulai sepi tanpa terobati
Walau kini engkau telah tiada (tak kembali) tak kembali
Namun kotamu hadirkan senyummu (abadi)
Senyummu abadi, abadi…
Label:
Selingan Senggang,
Sphere
Diposting oleh
yusufzul
Hari
Sabtu, Juni 15, 2013
0
komentar dan respon
Baru-baru ini saya temukan fakta baru, SIAPAKAH YANG SEBENARNYA MERINTIS PEMBANGUNAN TERUSAN TERBESAR DI DUNIA INI?
Banyak yang belum tahu , bahwa ternyata Terusan Suez ternyata adalah sebuah karya agung berdasar ide dan gagasan cemerlang sekaligus membuktikan kejeniusan Amirul Mukminin Umar Bin Khaththab raddiyallahu’anhu.
Ide jenius beliau menghubungkan Laut Merah dan Laut Putih Tengah karena adanya berbagai potensi domestik yang sudah dikenal pada zamannya. Juga kejeniusan beliau patut kita berbangga karenanya, adalah kemampuan beliau mewujudkan proyek tersebut dalam waktu relatif singkat sehingga terusan tersebut bisa dilalui oleh kapal-kapal.
Di musim dingin tahun 641-642 M, Amru bin Ash ra. membuka terusan yang menghubungkan antara laut Qalzim dengan Laut Romawi atau di posisinya sekarang, dikenal dengan nama Terusan Amirul Mukminin.
Al Qadha’i bercerita, Umar bin Khattab ra. menginstruksikan pada Amru bin Ash ra. pada saat musim paceklik untuk mengeruk teluk yang berada di samping Fusthath kemudian dialiri air sungai Nil hingga laut Qalzim.
Belum setahun, teluk inipun sudah bisa dilalui oleh kapal dan digunakan untuk mengangkut logistik ke Mekkah dan Madinah. Teluk ini juga dimanfaatkan penduduk dua tanah suci itu hingga disebut Teluk Amirul Mukminin.
Al Kindi bertutur bahwa teluk tsb dikeruk pada tahun 32 H dan selesai hanya dalam waktu 6 bulan. Kapal-kapal sudah bisa lalu lalang menyusuri teluk hingga sampai di Hijaz bulan ke tujuhnya.
Terusan ini sangat membantu penduduk Mesir hingga era Khalifah Abu Ja’far Al Manshur , yang dibendungnya untuk memutus aliran dan dukungan Mesir terhadap perlawanan Muhammad bin Abdullah bin Hasan bin Ali bin Abi Thalib di Hijaz.
Sebagian sejarah juga menyebut, bahwa Amru bin Ash telah memikirkan untuk menghubungkan 2 laut putih dan Merah , namun tampaknya yang dimaksud adalah terusan lain, yang membelah antara Selat Timsah dengan Barzah, antara Mesir dan Sinai hingga Laut Tengah. Tapi rencana ini dibatalkan karena alasan pertimbangan militer yang ada pada zaman itu.
Pada masa Khilafah Utsmaniyyah, teluk ini dibersihkan tiap tahun. Musim dingin, teluk ini biasanya ditutup karena dikeruk dan dibersihkan seperti perayaan. (biasanya bulan Agustus). Lumpur yang dikeruk lalu diangkat dan ditimbun di samping kanan-kiri aliran teluk. dan ini sungguh menarik perhatian penduduk setempat.
Sumber : mediaumat.com
READ MORE ... Monggo di-Klik
Label:
Historical Review,
ISLAMIC Historical Review,
KEMULIAAN ISLAM,
News,
Selingan Senggang
Diposting oleh
yusufzul
Hari
Jumat, Juni 14, 2013
0
komentar dan respon
Seorang mantan karyawan yang bekerja untuk CIA telah mengungkapkan dirinya sebagai sumber kebocoran informasi program mata-mata rahasia AS yang memanen dokumen internet dan telepon warga AS dan warga asing, lansir Al Jazeera pada Senin (10/6/2013).
Edward Snowden yang sekarang menjadi seorang karyawan pertahanan kontraktor Booz Allen Hamilto mengatakan bahwa dia membocorkan informasi tentang program Prism untuk melindungi “kebebasan dasar bagi orang-orang di seluruh dunia”.
Edward Snowden
“Saya tidak ingin hidup di dunia di mana segala sesuatu yang saya lakukan dan saya katakan direkam. Saya tidak bersedia untuk mendukung hal itu atau pun hidup di dunia yang seperti itu.”
Dalam sebuah wawancara dengan surat kabar The Guardian, pria berusia 29 tahun itu mengatakan bahwa dia tidak berniat menyembunyikan [pembocoran itu], “karena saya tidak melakukan kesalahan apa pun”, tetapi menyadari bahwa tindakannya telah membuatnya menjadi target bagi lembaga AS.
Snowden membocorkan presentasi tentang sistem pengawasan Prism, yang memungkinkan Badan Keamanan Nasional AS (NSA) dan FBI bisa mengakses langsung ke server perusahaan internet AS seperti Google, Apple, Microsoft, Facebook dan AOL.
Ini mencakup email, chatting video, pesan singkat dan terlebih juga untuk melacak “tersangka” asing. NSA juga mengumpulkan rekaman telepon dari jutaan warga AS, tetapi bukan percakapan yang aktual.
“Hati nurani saya tidak bisa diam saja mengetahui pemerintah AS menghancurkan privasi, kebebasan internet dan kebebasan mendasar.”
Snowden mengatakan kepada surat kabar The Guardian bahwa dulu dia bekerja di keamanan TI untuk CIA dan pada tahun 2007 dia ditempatkan dengan diplomatik tertutup di Jenewa, Swiss, di mana dia memiliki akses ke berbagai dokumen rahasia.
“Banyak dari apa yang saya lihat di Jenewa benar-benar mengecewakan saya tentang bagaimana fungsi pemerintah saya dan apa dampaknya di dunia,” katanya. “Saya menyadari bahwa saya adalah bagian dari sesuatu yang jauh lebih mendekati kejahatan daripada kebaikan.”
Dia berhenti pada tahun 2009 dan kemudian mulai bekerja untuk Booz Allen Hamilton, kontraktor untuk NSA, di Hawaii. Di sanalah, tiga minggu yang lalu, dia memutuskan untuk membocorkan informasi tentang Prism.
“Saya berharap ini akan menyadarkan penduduk di seluruh dunia mengenai dunia seperti apa yang sebenarnya kita inginkan untuk hidup,” katanya kepada Guardian.
“Saya dengan hati nurani saya tidak bisa membiarkan pemerintah AS menghancurkan privasi, kebebasan internet dan kebebasan mendasar orang-orang di seluruh dunia dengan mesin pengawas raksasa yang diam-diam mereka bangun.”
Booz Allen mengkonfirmasi pada Ahad bahwa Snowden adalah seorang karyawan perusahaan mereka. Perusahaan itu menambahkan bahwa mereka akan bekerja sama dengan segala bentuk penyelidikan.
Snowden berbicara di Hong Kong, di mana dia yakin akan ada upaya yang dilakukan oleh pemerintah AS untuk mengekstradisinya.
Setiap permintaan ekstradisi bisa dihambat jika Snowden dapat menunjukkan kepada otoritas China bahwa dia bisa menghadapi kekerasan, penyiksaan atau perlakuan tidak adil di AS.
Kebocoran ini telah membuka kembali perdebatan mengenai masalah privasi versus tindakan “perlindungan” terhadap serangan, dan membuat NSA meminta Departemen Kehakiman untuk melakukan investigasi kriminal.
Direktur intelijen nasional, James Clapper, telah mengklaim pembocoran rahasia program pengumpulan-intelijen sebagai sesuatu yang sembrono, dan belakangan ini telah mengambil langkah langka deklasifikasi beberapa rincian tentang hal itu untuk menanggapi laporan media tentang teknik kontra-”terorisme” yang dipekerjakan oleh pemerintah AS.
Obama, Clapper dan lain-lain telah mengklaim bahwa program itu telah disahkan oleh Kongres dan tunduk pada pengawasan ketat pengadilan rahasia.
Thomas Drake
Thomas Drake, seorang mantan eksekutif NSA senior yang juga menjadi seorang pembocor atau “pengungkap aib”, mengatakan: “intelijen AS akan melakukan segala yang bisa mereka lakukan untuk mengadili Snowden. Tindakan Snowden begitu ‘wah’, pembangkangan sipil yang luar biasa.”
Dia mengatakan Prism “jauh melampaui setiap mandat hukum, setiap perang melawan ‘terorisme’, atau ancaman apapun. Maksud saya kira-kira apa penyebabnya? Karena mereka mungkin akan memerlukan data-data itu beberapa waktu ke depan.”
READ MORE ... Monggo di-Klik
Label:
News,
Teori Konspirasi
Diposting oleh
yusufzul
Hari
Selasa, Juni 11, 2013
0
komentar dan respon
Indonesia negeri penuh ironi. Lahan subur sedemikian banyak tetapi ada ketergantungan penyediaan produk hasil pertanian dan hewani : import kedelai, bawang-putih, buah-buahan yang sebenarnya bisa dihasilkan sendiri hingga ketergantungan pada supply daging sapi dan susu. Masih banyak ditemukan penduduk kurang makan dan dalam beberapa kasus mati kelaparan seperti tikus mati di lumbung padi.
Dan kondisi yang sama juga terjadi pada pengelolaan sumber daya alam (SDA). Apa yang salah dengan sistem kelola dan orang-orang yang terlibat di dalamnya?
Berikut ini tulisan yang menggambarkan buruknya sistem kelola sumber daya alam dan sumber daya manusia di negeri kita.
(artikel re-post semoga masih ada manfaatnya)*
Oleh: MT Zen
Harga minyak turun berteriak, harga minyak naik lebih berteriak lagi dan panik. Jadi, apa gunanya kita punya minyak, sedangkan Indonesia sejak awal sudah menjadi anggota OPEC? Alangkah tidak masuk akalnya keadaan ini? Sangat kontroversial. Minyak itu tak lain adalah kutukan.
Dahulu, di zaman Orde Baru, saya masih ingat sekali bahwa setiap kali ada berita tentang turunnya harga minyak di pasaran dunia, Pemerintah Indonesia sudah berkeluh kesah. Pada waktu itu cadangan terbukti Indonesia tercatat 12 miliar barrel.
Kini, pada masa Reformasi ini, lebih khusus lagi selama kekuasaan Susilo Bambang Yudhoyono-Jusuf Kalla, pemerintah juga berteriak, berkeluh kesah, dan panik apabila harga minyak meningkat di pasaran dunia.
Harga minyak turun berteriak, harga minyak naik lebih berteriak lagi dan panik. Jadi, apa gunanya kita punya minyak, sedangkan Indonesia sejak awal sudah menjadi anggota OPEC? Alangkah tidak masuk akalnya keadaan ini? Sangat kontroversial. Minyak itu tak lain adalah kutukan.
Cadangan tak tersentuh
Hingga kini Indonesia secara resmi disebut masih mempunyai cadangan minyak sebesar 9 miliar barrel. Memang betul, jika dibandingkan dengan cadangan minyak negara-negara Timur Tengah, 9 miliar barrel itu tidak ada artinya. Namun, jelas-jelas Indonesia masih punya minyak. Selain cadangan lama, cadangan blok Cepu belum juga dapat dimanfaatkan. Belum lagi cadangan minyak yang luar biasa besar di lepas pantai barat Aceh.
Perlu diketahui bahwa pada pertengahan tahun 1970-an Indonesia memproduksi 1,5 juta barrel per hari. Yang sangat mencolok dalam industri minyak Indonesia adalah tidak ada kemajuan dalam pengembangan teknologi perminyakan Indonesia sama sekali.
Norwegia pada awal-awal tahun 1980-an mempunyai cadangan minyak yang hampir sama dengan Indonesia. Perbedaannya adalah mereka tidak punya sejarah pengembangan industri minyak seperti Indonesia yang sudah mengembangkan industri perminyakan sejak zaman Hindia Belanda, jadi jauh sebelum Perang Dunia ke-2. Lagi pula semua ladang minyak Norwegia terdapat di lepas pantai di Laut Atlantik Utara. Lingkungannya sangat ganas; angin kencang, arus sangat deras, dan suhu sangat rendah; ombak selalu tinggi.
Teknologi lepas pantai, khusus mengenai perminyakan, mereka ambil alih dari Amerika Serikat hanya dalam waktu 10 tahun. Sesudah 10 tahun tidak ada lagi ahli-ahli Amerika yang bekerja di Norwegia.
Saya berkesempatan bekerja di anjungan lepas pantai Norwegia dan mengunjungi semua anjungan lepas pantai Norwegia itu. Tak seorang ahli Amerika pun yang saya jumpai di sana sekalipun modalnya adalah modal Amerika, terkecuali satu; seorang Indonesia keturunan Tionghoa dari Semarang yang merupakan orang pertama yang menyambut saya begitu terjun dari helikopter dan berpegang pada jala pengaman di landasan. Dia berkata sambil tiarap berpegangan tali jala, ”Saya dari Semarang, Pak.” Dia seorang insinyur di Mobil yang sengaja diterbangkan dari kantor besarnya di daratan Amerika untuk menyambut saya di dek anjungan lepas pantai bernama Stadfyord A di Atlantik Utara.
Di sanalah, dan di anjungan-anjungan lain, saya diceritakan bahwa mereka tidak membutuhkan teknologi dari Amerika lagi. Mereka sudah dapat mandiri dan dalam beberapa hal sudah dapat mengembangkan teknologi baru, terutama dalam pemasangan pipa-pipa gas dan pipa-pipa minyak di dasar lautan. Teknologi kelautan dan teknologi bawah air mereka kuasai betul dan sejak dulu orang-orang Norwegia terkenal sebagai bangsa yang sangat ulet dan pemberani. Mereka keturunan orang Viking.
Ada satu hal yang sangat menarik. Menteri perminyakan Norwegia secara pribadi pernah mengatakan kepada saya bahwa Norwegia dengan menerapkan teknologi enhanced recovery dari Amerika berhasil memperbesar cadangan minyak Norwegia dengan tiga kali lipat tanpa menyentuh kawasan-kawasan baru. Ini sesuatu yang sangat menakjubkan.
Norwegia pernah menawarkan teknologi tersebut kepada Indonesia, tetapi mereka minta konsesi minyak tersendiri dengan persyaratan umum yang sama dengan perusahaan lain. Ini terjadi pada akhir tahun 1980-an. Namun, kita masih terlalu terlena dengan ”kemudahan-kemudahan” yang diberikan oleh perusahaan-perusahaan Amerika. Pejabat Pertamina tidak mau mendengarkannya. Gro Halem Brundtland, mantan perdana menteri, menceritakan hal yang sama kepada saya.
Contoh lain, lihat Petronas. Lomba Formula 1 di Sirkuit Sepang disponsori oleh Petronas. Petronas itu belajar perminyakan dari Pertamina, tetapi kini jauh lebih kaya dibanding Pertamina. Gedung kembarnya menjulang di Kuala Lumpur. Ironisnya, banyak sekali pemuda/insinyur Indonesia yang bekerja di Petronas.
Kenapa banyak sekali warga Indonesia dapat bekerja dengan baik dan berprestasi di luar negeri, tetapi begitu masuk kembali ke sistem Indonesia tidak dapat berbuat banyak?
Jika kita boleh ”mengutip” Hamlet, dia bekata, ”There is something rotten, not in the Kingdom of Denmark, but here, in the Republic of Indonesia.”
Lengah-terlena
Salah satu kelemahan Indonesia dan kesalahan bangsa kita adalah mempunyai sifat complacency (perkataan ini tidak ada dalam Bahasa Indonesia, cari saja di kamus Indonesia mana pun), sikap semacam lengah-terlena, lupa meningkatkan terus kewaspadaan dan pencapaian sehingga mudah disusul dan dilampaui orang lain.
Lihat perbulutangkisan (contoh Taufik Hidayat). Lihat persepakbolaan Indonesia dan PSSI sekarang. Ketuanya saja meringkuk di bui tetap ngotot tak mau diganti sekalipun sudah ditegur oleh FIFA.
Apa artinya itu semua? Kita, orang Indonesia tidak lagi tahu etika, tidak lagi punya harga diri, dan tidak lagi tahu malu. Titik.
Ketidakmampuan Pertamina mengembangkan teknologi perminyakan merupakan salah satu contoh yang sangat baik tentang bagaimana salah urus suatu industri. Minyak dan gas di Blok Cepu dan Natuna disedot perusahaan-perusahaan asing, sementara negara nyaris tak memperoleh apa pun. Dalam hal ini, Pertamina bukan satu-satunya. Perhatikan benar-benar semua perusahaan BUMN Indonesia yang lain.[]
**MT Zen Guru Besar Emeritus ITB
____
*[admin]: ini artikel repost (29/5/2008) yang pernah diterbitkan web PKS Piyungan lima tahun yang lalu (sumber dari KOMPAS), betapa permasalahan perminyakan sudah lama diketahui, tapi begitulah penguasa negeri ini tak mau belajar. mereka 'malas' untuk mencari/menerapkan solusi sistemis dan lebih senang solusi instan naikan harga BBM yang tak akan menyelesaikan akar permasalahan. pemimpin malas bikin rakyat sengsara. negara salah urus bikin takyat jadi kurus.
Label:
News,
Politik
Diposting oleh
yusufzul
Hari
Selasa, Juni 11, 2013
0
komentar dan respon
Innamaa bu'itsu li utammima makaarimal akhlaaq.
“Sesungguhnya aku (Muhammad SAW) diutus untuk menyempurnakan akhlak”
Berikut ini keteladanan anak bungsu seorang jenderal (bekas panglima TNI dimasa krisis Mei 1998) dalam episode hidupnya yang pendek (23 tahun) telah memilih jalan sulit dan senyap dari popularitas untuk berdakwah - Nidaa’ul Islam, meninggalkan semua kemegahan yang kemuliaan yang sebenarnya dapat digapai. Dan kini dia telah tiada, meninggal di usia muda dengan cara mulia dan husnul khotimah.
INNALILLAHI WA INNA ILAHI RAJIUUN ...
Telah meninggal Zainal Nur Rizki Wiranto (putra bungsu Bapak Jenderal purn. Wiranto). Almarhum Zainal Nurrizki telah meninggal setelah bermukim 2 tahun menimba ilmu agama di Ma’had Darul ‘Ulum Zakaria, di Johannesburg, Afrika Selatan.
Jujur saja! Sebelumnya saya sama sekali tidak mengenalinya, Sama ada seperti saya juga tidak tahu nama-nama putra-putri Bapak Wiranto atau berapakah anaknya. Anak muda ini telah menjalani hidup dalam kesenyapan dakwah, tidak ada popularitas sama sekali sementara kita semua tahu ayahnya seorang yang sangat populer dan dikenal sebagai panglima TNI dimasa krisis 1998. Seorang jenderal yang bertanggungjawab dan sportif (karena saat chaos tahun 1998 bisa saja dia ambil alih kekuasaan dan itu tidak dilakukan).
Jujur saja! Saya tidak menyangka pak
Wiranto memiliki putra seperti
Almarhum Zainal. Beliau Masih muda,
tapi rela meninggalkan segala
kemewahan, segala fasilitas dan
kemudahan sebagai anak jendral.
Semasa hidupnya beliau lebih
memilih jalan dakwah dari masjid ke
masjid, tidur di masjid, makanpun
masak sendiri, baik di Indonesia
maupun di kampung kampung di
benua Afrika...
Subhanalloh, Beliau meninggal di
madrasah Darul Ulum Zakaria, Afrika
Selatan dan disholatkan oleh 600
ulama.. Didoakan oleh ratusan hafiz.
Allahumma firlahu warhamhu wa'afihi wa'fuanhu....
Almarhum aktiv di gerakan dakwah Jamaah Tabligh (JT). (Foto: KataKami)
Berikut ini berita yang saya kutip dari Hidayatullah.com
Kamis, 30 Mei 2013. Hidayatullah.com--Zainal Nurrizki, putra bungsu Ketua Umum Partai Hanura, Jenderal (Purn) Wiranto yang low profile aktif dalam gerakan dakwah Jamaah Tabligh (JT).
Kakak ipar Zainal, Abdi Setiawan (38) menceritakan, Zainal mulai kenal dengan dakwah sejak sekolah di SMA.
"Dia pernah khuruj seminggu di Temboro (sebuah desa di Magetan, Jawa Timur, tempat salah satu pesantren Jamaah Tabligh terbesar, red)," kata Abdi kepada hidayatullah.com, (30/05/2013).
Pada 2009 dia ikut program dakwah (khuruj) selama empat bulan ke daerah pedalaman di Ternate Maluku Utara.
Tahun berikutnya (2010), Zainal belajar dakwah dengan program khuruj fi sabillah ke India, Pakistan, Bangladesh (IPB), tiga negara yang menjadi asal mula perkembangan Jamaah Tabligh (JT).
Abdi melanjutkan, sepulang dari IPB itulah Zainal membulatkan tekadnya untuk mendalami Islam. Dia berhenti dari kuliahnya di UGM untuk mendalami ilmu-ilmu syariat di Ma'had Darool Ulum Zakariya di Johannesburg, Afrika Selatan.
Kata Abdi, Zainal telah menjalani 2 tahun masala belajarnya di ma'had itu.
"Hafalan al-Qur'annya belum banyak. Pada 2 tahun pertama dia fokus belajar bahasa Arab dan Urdu," kata Abdi menjelaskan.
Sejak aktif di Jamaah Tabligh, kata Abdi, Zainal giat mengajak teman-temanya untuk taat kepada Allah.
"Akhlaknya kepada orangtua juga bagus sekali," ujar Abdi.*
"Ia pun meninggal dalam keadaan mulia, anak kami lagi belajar al-Quran. Katakanlah ia meninggal dalam fi sabilillah dan husnul khotimah," ujar Wiranto dikutip detiknews, Kamis (29/5/2013) saat menggelar doa di kediamannya Komplek Pati Angkatan Darat, Jl Palem Kartika No 21, Bambu Apus, Jaktim.
Zainal atau sering dipanggil Inal, meninggal pada usia 23 tahun. Sebelumnya, Inal terserang panas tinggi selama dua hari lalu dan meninggal saat berada di rumah sakit. Atas pertimbangan kemanusiaan, Inal akhirnya dimakamkan di pemakaman Muslim di Lenasia, Johannesburg, Afsel.
"Kalau kelamaan tidak baik, harus dibalsem lagi, rute pesawat terbang yang gampang pun sulit, di sana tidak ada lapangan terbang," kata Wiranto dikutip Vivanews.
Selain itu, alasan lain, Wiranto mengaku tak tahu bagaimana izin pengembalian jenazah di sana. Sehingga, dikhawatirkan tidak bisa ke luar.
"Kalau kami paksakan ke Tanah Air, perlu usaha ekstra keras, dan kami tidak tahu bagaimana izin pengembalian jenazah di sana, bisa keluar apa tidak," ucapnya. "Akhirnya, kami putuskan, sebagai umat Islam, lebih baik dimakamkan di sana, jadi di manapun dimakamkan tidak masalah."
Di Afrika Selatan, Inal tinggal bersama mertua dan istrinya. Untuk mendoakan almarhum yang jauh di benua hitam, tadi malam keluarga Wiranto pun mengadakan acara doa.
Seperti diketahui, Zainal mantan mahasiswa di Universitas Gajah Mada Jurusan Hukum Internasional. Pada tahun 2011 dia memilih memperdalam ilmu Al-Quran selama tujuh tahun di Perguruan Tinggi Ilmu Islam Darul Uloom Zakariyya, Johanesburg, Afrika Selatan.
Keluarga besar Wiranto (Foto: KataKami)
Wiranto meminta semua pihak berkenan mendoakan anaknya.
"Mohon handai taulan turut mendoakan, agar arwah almarhum mendapatkan pengampunan atas segala dosa dosanya, serta mendapatkan tempat yang baik di sisi Tuhan Yang Maha Kuasa. Atas nama almarhum, keluarga memohonkan maaf apabila selama hidupnya mempunyai kesalahan kepada teman, sahabat, dan siapapun yang pernah mengenalnya," ucap Panglima ABRI era Soeharto ini.*
Zaenal sempat kuliah di UGM jurusan Hukum Internasional hanya satu semester dan dia kembali ke Jakarta karena ingin memperdalam ilmu agama. [baca: Putra Jenderal Wiranto yang Dalami al-Quran Meninggal di Afsel]
"Akhirnya Ia ambil keputusan bahwa Ia lebih baik dalami agama dulu, merasa ada yang salah selama ini dalam hidupnya. Ia minta izin untuk pindah ke sekolah agama. Lalu mencari tempat belajar agama terbaik untuk pendalamam al-Quran," jelasnya.
Pada tahun 2011 dia berencana memperdalam ilmu Al-Quran selama 7 tahun di Perguruan Tinggi Ilmu Agama Islam Darul Uloom (baca Darul Ulum) Zakariyya, Johanesburg, Afrika Selatan. Di sekolah ini anak-anak dari seluruh dunia berkumpul untuk memperdalam ilmu al-Quran dan Islam.
"Dalam satu setengah tahun lalu sudah mulai belajar bahasa Urdu dan Arab. Inggrisnya pun sudah mahir," tuturnya.
Dan kini telah tiada.
Allahumma firlahu warhamhu wa'afihi wa'fuanhu....
READ MORE ... Monggo di-Klik
Label:
KEMULIAAN ISLAM,
News,
Qolbu
Diposting oleh
yusufzul
Hari
Sabtu, Juni 08, 2013
0
komentar dan respon
Ini sangat tidak fair, jika praktek kebijakan subsidi menjadi semacam “suap” kepada rakyat untuk meredam gejolak dan dampak lain akibat kenaikan BBM yang telah direncanakan. Terlepas dari persangkaan motif politik agenda besar menjelang pemilu tahun 2014, ada sebuah anomali sumber pendanaan subsidi Bantuan Langsung Sementara Masyarakat yang dipertanyaan pengamat ekonomi Ichsanuddin Noorsyi,
Mengapa subsidi BLSM berasal dari HUTANG LUAR NEGERI, pinjaman WORLD BANK dan ASIAN DEVELOPMENT BANK? Fenomena negeri Kapitalist tanggung, negeri dikelola seperti manajemen dagang. Seperti dilansir dari berita di bawah ini.
A. Z. MuttaqinJum'at, 28 Rajab 1434 H / 7 Juni 2013 08:12
JAKARTA – Pemerintah menyatakan bahwa Program Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) adalah kompensasi hasil pemotongan anggaran BBM bersubsidi. Hal ini dipertanyakan oleh Ichsanuddin Noorsy, pengamat kebijakan publik.
Dia mengatakan bahwa sebenarnya program BLSM itu dibiayai utang negara. Faktanya, tertera di laman situs Asian Development Bank (ADB) yang menyatakan bahwa BLSM bersumber dari utang ADB dengan nama singkatan proyek DPSP (Development Policy Support Program). Selain itu, juga dibiayai oleh Bank Dunia (World Bank) dengan sumber utang dengan nama proyek DPLP tahap 3. Dengan demikian, menurut Noorsy, kenaikan harga BBM sebenarnya hanya untuk menarik uang untuk membayar utang pemerintah ke lembaga-lembaga itu.
Pemerintah mengambil langkah seperti ini karena nilai rupiah sedang jatuh sehingga mengakibatkan tekanan neraca pembayaran di tengah membesarnya bayaran cicilan dan bunga Utang luar negeri.
“Jadi kegagalan ekonomi yang dicerminkan melemahnya nilai tukar ditanggung oleh rakyat melalui kenaikan BBM. Soal BLSM bukan bersumber dari penghematan subsidi,” tegas Ichsanuddin di Jakarta, Ahad (2/6), lansir Berita Satu.
“Ayo berhitung! Yang jelas BLSM bagian dari suap pemerintah atas gagasan USAID, Bank dunia, dan ADB,” serunya.
PKS menolak kenaikan harga BBM
Sementara itu, anggota partai koalisi pemerintah, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) jelas-jelas menolak kenaikan harga BBM. Hal ini terungkap melalui pernyataan presiden PKS, Anis Mata, “PKS menolak kenaikan harga BBM. Karena dari aspirasi yang kami serap, 85 persen rakyat Indonesia menolak kenaikan harga BBM,” tandas Anis Matta. Lansir dakwatuna.com.
Senada dengan Ichsanudin Noorsy, dia mengatakan “Pemerintah akan menaikkan harga BBM dengan harapan bisa mengurangi subsidi. Namun subsidi yang dipindahkan ke tempat lain ini tidak akan menyelesaikan masalah. Uang yang dibagi-bagi kepada masyarakat berasal dari utang luar negeri,” kata Anis Matta saat dialog dengan tokoh masyarakat di Ponpes Kramat, Kraton Kabupaten Pasuruan, Rabu (5/6/2013).
Ia menyarankan agar pemerintah meninjau ulang kebijakan energi, khususnya di bagian hulu. Pihaknya akan menerima usulan kenaikan BBM, jika proposal yang diajukan pemerintah sangat bagus. Sebaliknya, PKS akan menolak jika proposal pemerintah justru akan menyengsarakan rakyat.
Source : Ichsanuddin Noorsy pertanyakan sumber dana BLSM
READ MORE ... Monggo di-Klik
Label:
News,
Politik
Diposting oleh
yusufzul
Hari
Jumat, Juni 07, 2013
0
komentar dan respon
Shariah Business terbukti paling tahan menghadapi krisis ekonomi dan sangat elastis merespon Fluktuasi Finansial. Prinsip-prinsipnya Menjamin Bisnis dengan :
Berkeadilan
Aman Menenteramkan
Saling- Menguntungkan.
Blog ini juga hadir di hadapan Anda di tengah kegalauan betapa sulit mendidik & membentuk kepribadian anak dengan nilai agama dari kebeningan mata-air, Wise and Wisdom dari kejernihan sanubari dan lekatnya Burning Spirit of Jihad.
Sementara tetap dapat memegang teguh Ajaran ISLAM dalam menjalani kehidupan. Seperti ikan yang (dagingnya) tetap tawar meski hidup dalam asinnya air laut. Oh ... ! Yaaa ... ayuhai ... anak! Yaaa ... ayuhai ... bunayya!
hard-bitten | |
Definition: | Tough and callous by virtue of experience. |
Synonyms: | hard-boiled, pugnacious |
Sayangi Kendaraan Anda
ASURANSI MOBIL SHARIAH
contact :
yusuf.edyempi@yahoo.com
SMS......:...0815 8525 9555
Yogyakarta tahun 70-an dalam pandangan anak usia 7 tahun. Untuk menghidupkan kisahnya baca postingan ini http://t.co/GLjf17vBaV
— yusuf zulkarnain (@yusufzulkarnain) June 15, 2013
STAGE OF MODERN CIVILIZATION SOME GREATEST ACHIEVERS OR THE ONES HISTORY WOULD REMEMBER SOME WAY - CAN YOU TRACK THEM BY NAME?