Apakah modus FX (Franciscus Xaverius(?)) Hadi Rudyatmo yang saat ini sudah dipersiapkan sebagai pejabat walikota Solo tidak cukup memberi pelajaran bagi umat Islam Jakarta?
Apakah fenomena Walikota Solo, Joko Widodo, yang bersikap tidak adil terhadap umat Islam dengan memberi perhatian terlalu besar terhadap kelompok minoritas kristen di daerah yang dia pimpin tidak cukup menyengat kesadaran umat Islam di Jakarta? Semua ini terungkap dari alokasi dana bantuan sosial Pemerintah Kota Solo.
"Bantuan itu lebih banyak diberikan ke pihak non-muslim, sebesar 71,88% dari anggaran Rp 4,7 M. Itu ada untuk ormas, sekolah" ujar pengamat sosial-politik Mustofa B. Nahrawardaya dikutip rmol.com, (15/8/2012).
Untuk kalangan Islam, alokasi dana bansos hanya 28,12%. "Itu data anggaran Bansos yang dilaporkan ke DPRD Solo dari Januari sampai Desember tahun 2009. Saya hanya mengambil samplenya saja. Kan satu periode ada 5 tahun," ungkap Mustofa kemarin (14/8-2012) dalam Indonesia Lawyers Club di TVOne.
"Itulah kehebatan orang Islam. Sudah betul itu Jokowi. Di Solo, Kristen kan minoritas, dikembangkan oleh Jokowi. Makanya sekarang berkembang. Jadi jangan hanya yang mayoritas (yang diperhatikan)," sindirnya.
Jadi relakah hal itu dipraktekkan di Jakarta?
Pagi ini, 20 September 2012, merupakan hari sangat menentukan bagi umat Islam Jakarta, karena untuk pertamakali umat dihadapkan pada pilihan wakil gubernur NASHRANI (yang dikhawatirkan jika pasangan ini terpilih, si Ahok ini akan menjadi pejabat gubernur DKI Jakarta, ketika Joko Widodo bisa terpenuhi
syahwat politik ke jabatan lebih tinggi – Dalam debat di Metro TV beberapa hari lalu, motifnya jelas ingin meningkatkan karier politik). Bayangkan di tahun 2014 boleh jadi Jokowi menjadi menteri Dalam Negeri atau bahkan wakil presiden. Sementara Basuki Purnama – Cina Kristen Protestan akan memimpin umat Islam Jakarta sebagai gubernur.
Sejak awal popularitas dan pencitraan politik Joko Widodo telah disupport beberapa media massa besar pendukung liberalisme dan sekulerisme pembenci Islam. Di Balik Pencitraan Dahlan Iskan dan Jokowi ada dilema yang sangat mengganggu pikiran muslim yang peduli dengan calon pemimpin dengan akidah Islam lurus. Bagaimana tidak macam figur Dahlan Iskan yang prestasinya sangat mengagumkan pada bidangnya dan cara hidup bersahaja dan pernah mondok di Pesantren tetapi ada sisi gelap yang fatal, yaitu keterlibatannya di Lions Club yang berafiliasi dengan Zionist Yahudi. Kita tahu Rotary Club dan Lions Clubs adalah berujung ke Free Masonry dan Zionist.
Relakah Anda Jejak Zionist Ada di Pemerintahan Kita? TIDAK!
Demikian juga dengan Jokowi. Menurut informasi dari Yusuf Kalla sebelum mempromosikannya sebagai calon Gubernur DKI, latar belakang Jokowi adalah NU. Tetapi sayangnya dia juga melibatkan diri di Rotary Club sebagaimana dilansir oleh postingan ini.
oleh : Kaab as-Sidani Editor in Chief Shoutussalam Islamic Media
Siapa yang tak kenal dengan Jokowi? Walikota dengan segudang prestasi duniawi. Putra Solo ini pasti dibanggakan dan dipuja, bahkan juga oleh para pemuda-pemudi muslim. Namun apakah benar Jokowi patut dibanggakan? Apalagi sebagian aktivis Islam ikut-ikutan.
Sedikit Kejutan
Di akhir Februari 2012, tepatnya di tanggal 23 terjadi sebuah berita yang kurang menarik. Namun berita ini pastinya akan sangat mengejutkan bagi penggemar kasus-kasus konspirasi Yahudi di Indonesia. Dikutip dari harian
Joglosemar, Kamis(23/2), Rotary Club (RC) Solo Kartini melantik Istri Walikota Surakarta Iriana Joko Widodo sebagai anggota kehormatan mereka, bersamaan dengan ulang tahun ke-107 Rotary Internasional. Pasti pembaca berita ini terkejut. Siapa sangka Pak Walikota yang mereka bangga-banggakan ternyata teman dekat agen kolonialisme dan zionisme.
Seperti dikutip dari
eramuslim, peneliti tentang zionisme Ridwan Saidi, yang dinukil dari buku
Jaringan Yahudi di Nusantara karangan Artawijaya, menyebut Rotary Club Internasional sebagai perabot zionis. Sebagai organisasi elit yang menjalankan misi kemanusiaan, Rotary Club sepenuhnya dikendalikan oleh Freemasonry dan Zionisme. Bahkan sebelumnya (seperti dikutip dari situs
sragenpos, 15/7/2011) Walikota Solo,Joko Widodo bersama sejumlah anggota Rotary Club Solo Kartini meninjau proyek porselenisasi di RT 8 RW XX, Krajan, Kadipiro, Solo, Jumat (15/7). Dalam laporannya,
nahimunkar.
com juga menyebut bahwa Rotary Club dan saudara kembarnya, Lions Club, merupakan kaki tangan zionis.
Rotary Club mempunyai persamaan besar dengan Freemasonry. Keduanya memiliki pemahaman yang sama tentang nilai dan semangat yang membentuk jiwa seseorang, seperti ide
egaliti,
fraterniti, semangat humanisme, dan kerjasama internasional. Ini adalah semangat yang sangat berbahaya yang diarahkan untuk mengikis karakteristik bangsa-bangsa dan menguburkan segala bentuk loyalitas, sehingga pribadi-pribadi akan kehilangan identitas dan harga diri serta hidup dalam kebimbangan. Akibatnya, tak ada lagi kekuatan yang dominan, kecuali orang-orang Yahudi yang terus-menerus berambisi mendominasi dunia. Seperti dikutip juga dari
nahimunkar.com, FUUI menjelaskan bahwa Rotary Club mencekoki anggotanya agar mengikuti agama yang diakui atas dasar persamaan sesuai urutan abjad, seperti Budha, Islam, Yahudi, Masehi, dan seterusnya. Dalam urutan terakhir tersebut, Taoisme, sebuah keyakinan orang-orang Tiong Hoa yang muncul pada abad ke-6 SM, meyakini bahwa kebahagiaan dapat terpenuhi dengan tercapainya kebutuhan insting manusia dan kemudahan hubungan sosial dan politik sesama manusia.
Sebenarnya Tidak Mengejutkan
Pada hakikatnya siapapun yang cermat menelusuri sepak terjang Jokowi sejak awalnya tidak akan terkejut. Jokowi memang tidak tanggap dengan masalah-masalah akidah. Proses berpasangannya dengan orang-orang nasrani pada dua kali (dan calonnya tiga kali pada pilgub DKI) pilkada Solo, menunjukkan bahwa ia sama sekali tidak memiliki sensitivitas akidah. Memang banyak sekali versi-versi tentang pengkafiran orang-orang yang berbuat salah kaprah seperti Jokowi ini. Ada yang mengkafirkannya ada yang belum berani. Padahal dalam ayat al-Qur’an banyak tertera larangan memberikan kepemimpinan serta kepercayaan kepada orang kafir, atau yang disebut dengan
tawalli.
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa diantara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.”( QS. Al-Maidah: 51)
Syaikh Abdullah Ibnu Abdillathif Ibnu Abdirrahman Ibnu Hasan Ibnu Muhammad Ibnu Abdil Wahhab rahimahumullah berkata saat menjelaskan penjelasan tawalli dan muwalah: “Tawalli adalah kekafiran yang mengeluarkan dari millah, dan ia itu seperti membela mereka dan membantu mereka dengan harta, badan dan pendapat (dalam memerangi kaum muslimin). Dan muwalah adalah dosa besar, seperti menuangkan tinta atau merautkan pena atau berseri-seri kepada mereka seandainya dia menyodorkan cemeti untuk mereka”. (Ad Durar As Saniyyah: 8/422, lihat At Tibyan Fi Kufri Man A’anal Amrikan 98)
Adapun apa yang dilakukan Jokowi sangat membahayakan kaum muslimin. Sewaktu-waktu dapat dengan mudah, dengan justifikasi peraturan yang berlaku, bahwa jabatannya akan berpindah dengan orang-orang yang kekafirannya bahkan disepakati oleh ahli bid’ah sekelas murjiah sekalipun. Sungguh perbuatan tawalli yang mengkafirkan.
Seperti diketahui, wakil-wakil yang diajukan untuk menjadi orang nomor dua setelah Jokowi adalah nasrani tulen seperti Rudy dan Ahok. Bisa jadi suatu saat, dengan prestasi dan kepandaiannya, Jokowi akan melesat sebagai capres. Hingga seperti biasa, partai sekuler PDIP bukan tidak mungkin akan menampakkan simbol-simbol pluralisme lagi dengan mengangkat calon wakil dari kalangan kafir asli. Tidak mustahil jika partai-partai seperti PDS akan mendomplengkan wakilnya kepada PDIP, sebab PDIP ini terkenal sangat abangan, sebuah sisi oposisi dari santri.
Pencitraan Sejenis Tidak kalah parah dengan Jokowi. Sosok yang akhir-akhir ini sering dicitrakan sebagai pahlawan adalah Dahlan Iskan, pengusaha kenamaan yang sukses gara-gara kiprahnya di Jawa Pos. Banyak sinyalemen yang menunjukkan bahwa Dahlan Iskan adalah neolib luar dalam. Diluar, akidah ekonominya adalah neolib. Di dalam hati, ia dikenal dekat dengan sosok-sosok seperti Cak Nur laknatullah. "Saya akan selalu ingat pendapat intelektual muslim Nurcholish Madjid (Cak nur) bahwa bentuk rasa syukur terbaik adalah kerja keras untuk kebaikan. Pendapat yang sama juga datang dari KH Said Aqil Siraj, Ketua umum PB NU dan KH Syukri, pimpinan pondok modern Gontor Ponorogo, bahwa puasa, kerja lebih keras dan menolong orang lain adalah tiga bentuk bersyukur yang paling tinggi," seperti sebuah pernyataannya akan kiai-kiainya yang terekam dalam media
merdeka.com. Selain itu, Jawa Pos merupakan salah satu media yang gencar bekerja sama mempromosikan ajaran sesat JIL.
Ulil Abshar Abdalla dan kawan-kawan sempat mengisi rubrik Kajian Utan Kayu di koran tersebut dengan pesan-pesan yang kental akan nuansa pluralisme dan de-islamisasi. “Akhirnya kami pilih nama Kajian Utan Kayu,” kata Ulil Abshar Abdalla pada majalah
Gatra, edisi 03/08 (01/12/2008). Selain itu yang tidak kalah meresahkan adalah keterlibatan Dahlan Iskan dalam organisasi freemason. Dalam situsnya, Lions club memajang foto Dahlan dalam posisi strategis organisasi Lions Club. Dalam diagram organisasi tersebut, entah bagaimana posisi hierarkinya, yang jelas ditengah banyaknya etnis tionghoa di diagram tersebut, Dahlan Iskan berada di pucuk atas dengan embel-embel president.
Pedulilah Akan Akidah Wahai Para Aktivis
Hingga akhirnya, sebagai aktivis Islam, dari manapun golongannya, hendaknya peduli kepada akidah dan keimanan seseorang. Jangan sampai salah memilih panutan dan idola. Serta sebuah tindakan yang salah kaprah ketika membangga-banggakan dan membela orang-orang macam ini. Tidak dipungkiri mereka yang telah disebutkan diatas merupakan orang jenius, tetapi keberadaan orang-orang seperti mereka merupakan fitnah dan cobaan bagi kaum muslimin. Sehingga tidak mungkin mengabaikan kekafiran dan kejanggalan akidah seseorang, meskipun orang-orang tersebut pintar dan cerdas. Belum juga kasus-kasus lain, seperti ritual musyrik kala Jokowi memandikan mobil esemka, kasus-kasus seperti ini harus menjadi perhatian dari kaum muslimin. Apalagi banyak aktivis dan thullab Islam serta mengaku membela-bela Palestina dan negeri-negeri yang dijajah lainnya, tetapi secara sadar atau tidak telah membela dan menyanjung-nyanjung mereka-mereka yang bergandengan tangan dengan orang kafir yang telah dilaknat sebagai anak cucu babi dan kera.
"Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka". (QS. Al Baqarah: 120)
7 komentar :
- Ly-lyn mengatakan... Subhanalloh, akhirnya kebenaran muncul juga..
- 3 Mei 2012 19:38
- onez mengatakan...
- waduh beneran nih?? kaget ane, soalnya ane termasuk orang yg mendukung pak jokowi n' ane kirain pak ahok dah jadi muallaf. ckckckc....
- 4 Mei 2012 01:15
- Unknown mengatakan...
- Kalau menurut saya Mas Adi, Jokowi menunjukkan banyak maslahat dunia khususnya untuk rakyat Solo dibandingkan pemimpin daerah lainnya. Mengenai maslahat akidah harusnya ulama-ulama kita yang turut ambil bagian lebih besar dalam memperjuangkannya..
- 23 Mei 2012 18:23
- WiraYudha mengatakan...
- Mas Cahyono, sy menyukai tulisan Anda. Tp semakin kesini knp prasangka selalu menjadi alasan utama mengkafirkan/menyesatkan orang? Sy juga tdk suka dgn Ulil Abdala, dia sama sekali tdk ada maslahatnya buat umat/rakyat. Tp Jokowi? Mas, sy setuju kita hrs berdakwah, amar makruf nahi munkar. Tp bukan dgn dasar prasangka belaka. Jokowi satu2nya pejabat yg tidak doyan duit negara saat ini. Anda pasti tahu, hampir semua pejabat makan uang anggaran. Dan yg terakhir yg plg bikin sy geram, pengadaan Alquran pun dikorupsi. Bandingkan dgn rekam jejak Jokowi selama memimpin Solo. Seluruh rakyat Solo akan bersaksi bhw Jokowi berhasil membangun Solo. Sy mencoba utk berpikir realistis namun tetap hrs kritis & dlm pondasi akidah. Dan sebaiknya jgn terlalu mudah mengeluarkan kata kafir dari mulut kita. Dan Jokowi sgt jauh berbeda dgn Ulil Absar. Dan sy bukan tim suksesnya Jokowi, hanya seorang warga Jakarta yg ingin Jkt berubah lbh baik. Wassalam.
- 13 Juli 2012 10:23
-
cahyono adi mengatakan... - ma'af mas wira, sy tdk ada mengkafirkan dan menyalahkan pak jokowi. Hanya memberi peringatan untuk hati-hati thd org yg blm kita kenal keimanannya. Lgpl artikel di atas bukan analisis sy. sy hanya mencopas dari blog lain dgn tujuan untuk memberi peringatan agar umat Islam berhati-hati. Terlalu banyak kasus "tipuan" yg dilakukan zionis. Snouck Horgronje misalnya, siapa sangka ia adalah srigala berbulu domba. Beberapa kiai bahkan rela menjadikan putrinya istri Snouck Horgronje.
Sy juga berharap Jokowi tidak seperti Snouck. - 14 Juli 2012 03:42
- WiraYudha mengatakan...
- Amin Mas, sy pun berdoa & berharap semoga Pak Jokowi bisa tetap konsisten dlm kesederhanaan,kesahajaan, tetap pro rakyat kecil, tdk memperkaya diri dg cara2 yg tdk jujur, tdk menomorsatukan partai pengusungnya secara membabi buta seperti kebanyakan pejabat di negara kira. Dan sy pun setuju bhw umat Islam hrs selalu berhati-hati terutama bila mengangkut aqidah. Sy skrg kebetulan sedang tugas belajar di Amerika Mas, & sy cukup kagum dgn komunitas Muslim disini, mungkin krn mereka minoritas, ukhuwah mereka sangat terjaga. Jauh beda dgn kita yg mayoritas, malah suka gontok2an perkara yg tdk substansial.
- 15 Juli 2012 09:59
- cahyono adi mengatakan... terima kasih atas atensinya thd blog ini. selamat bertugas semoga sukses selalu. Amien
Source –Republish : http://cahyono-adi.blogspot.com/2012/05/di-balik-pencitraan-dahlan-iskan-dan.html
READ MORE ... Monggo di-Klik