Awan pekat “kultur materialism” di langit Eropa Barat dan Eropa Timur tidak lagi mampu menghalangi berkas-berkas cahaya Islam. Islam yang sebelumnya identik dengan jutaan imigran Turki, Aljazair, Maroko dan lainnya kini menjadi trend gelombang mualaf dari kalangan penduduk asli Eropa dan Eurasia (Eropa Timur). Bahkan para mualaf ini sering lebih menunjukkan kesalehan di banding para pewaris Islam sendiri yang mukim di Eropa (Islam karena keturunan). Seperti berita berikut ini :
Selasa, 31 Januari 2012 08:03:44
Aktor Irlandia, Liam Neeson mengatakan, ia pikirkan kemungkinan menjadi Muslim setelah menjalani kebangkitan spiritual di Turki, tulis institut Stonegate.
Neeson dilahirkan dari keluarga Katolik Roma di Ballymena, Irlandia Utara, mengatakan kepada harian Inggris, The Sun, bahwa ia terkesan suasana religius di Istanbul saat menjalani syuting film di kota tersebut.
“Islam menyeru untuk melaksanakan sholat 5 waktu dan untuk minggu pertama, itu membuat Anda gila, kemudian itu masuk ke dalam jiwa Anda dan hal itu menjadi sangat indah, paling indah. Terdapat 4.000 masjid di kota, beberapa sangat menakjubkan dan benar-benar membuat saya berpikir mengenai menjadi seorang Muslim”.
Neeson, salah satu dari ratusan ribu penduduk Asli Eropa yang menjual warisan Kristen untuk eksotism Islam. Lonjakan konversi agama memberi kontribusi terhadap mainstream Islam di Eropa dan berkontribusi terhadap Islamisasi benua, tulis Institut Stonegate.
Di Inggris, dalam beberapa tahun terakhir jumlah orang yang baru saja memeluk Islam sekitar 100.000, menurut survey sebuah kelompok “Faith Matters.” Survey ini mengungkapkan bahwa hampir 2/3 dari mereka adalah perempuan, lebih 70 persen berkulit putih dan mean usia 27 tahun.
Survey oleh Kevin Brice dari Universitas Swansea di Wales, menanyakan kepada mualaf pandangan mereka tentang aspek negatif dari budaya Inggris. Mereka mengidentifikasi alkohol dan mabuk-mabukan, kurangnya moralitas dan kebebasan seksual dan konsumerisme tidak terkendali.
Lebih dari 1 dari 4 orang mengakui terdapat “konflik alami” antara menjadi Muslim taat dan tinggal di Inggris. Sembilan dari 10 mualaf perempuan mengatakan sejak mengubah agama, menyebabkan mereka berpakaian lebih konservatif. Lebih setengahnya mengenakan kerudung dan 5% mengenakan burqa/niqab.
Salah satu mualaf penduduk asli Inggris yang menonjol adalah Lauren Booth, adik ipar ex Perdana Menteri Inggris, Tony Blair. Booth sekarang mengenakan kerudung setiap kali meninggalkan rumah dan melaksanakan sholat 5 kali sehari.
Sebuah perkiraan menyatakan 70.000 warga Perancis memeluk Islam dalam beberapa tahun terakhir, seperti dilaporkan 3 saluran TV publik. Seperti di Inggris, mayoritas pemeluk Islam di Perancis adalah perempuan muda yang mengatakan kecewa dengan materialisme.
Konversi ke Islam juga marak di Austria, Republik Ceko, Denmark, Finlandia, Belanda, Hungaria, Irlandia, Luksemburg, Norwegia, Polandia, Portugal dan Spanyol.
Di Italia, seorang Ambassador Alfredo Maiolese dan seorang anggota parlemen Italia, baru-baru ini menjadi Muslim dan mendedikasikan diri mencoba memperbaiki citra Islam di Barat.
Di Swedia, kini terdapat sekitar 5.000 orang yang baru memeluk Islam.
Di Jerman, setidaknya 20.000 orang masuk Islam dalam beberapa tahun terakhir, seperti dilaporkan TV RTL. Beberapa mualaf bahkan memainkan peran penting dalam Jihad di Jerman.
“Tren ini telah dianggap menjadi ancaman terhadap keamanan kami, dan sementara tidak semua mualaf adalah potensial ‘teroris’, kami menghadapi semacam aksi ‘terorisme’ yang tumbuh di halaman belakang kami sendiri,” ujar Menteri Dalam Negeri Wolfgang Schaeuble.
Banyak warga Eropa yang baru memeluk Islam, faktanya menjadi jauh lebih sholeh dibanding Muslim sejak lahir. Bahkan banyak dari mereka yang menjadi “radikal” , tulis Institut Stonegate.
Di Belgia misalnya, Muriel Degauque, seorang perempuan dari Charleroi yang memeluk Islam, melakukan serangan bom syahid bom mobil menargetkan tentara penjajah Amerika di Irak pada November 2005. Seorang pembuat roti, Degauque menikah dengan seorang pria Muslim dan pergi untuk berjihad ke Irak.
Di Swiss, seorang pemuda yang memeluk Islam menjadi “ancaman potensial” keamanan negara, menurut Alard du Bouis-Reymond - kepala kantor Migrasi Swiss. Ucapannya tidak berlebihan karena seorang Daniel Streich yang sebelumnya tokoh Islamophobia terkenal di Swiss, mantan anggota Partai Rakyat Swiss (SVP) yang berkampanye menentang pembangunan menara Masjid, kini memeluk Islam dan mengatakan Swiss butuh lebih banyak Masjid.
0 komentar dan respon:
Posting Komentar