MENGAPA DISKUSI PARA SALAF SELALU DILIMPAHI BERKAH, SEDANGKAN DISKUSI KITA MERENGGANGKAN UKHUWWAH ?
Amirul Mukminin Umar bin Khattab -radhiyallohu 'anhu- setiap berbeda pendapat dengan seseorang, beliau selalu berkata :
ما حاججت أحداً إلا وتمنيت أن يكون الحق على لسانه
"Tidaklah aku menyampaikan hujjahku kepada seseorang kecuali aku berharap agar kebenaran (al haq) ada pada lisannya (hujjahnya)"
Beginilah tawadhu' nya seseorang yang Rasulullah berkata tentangnya:
"Sesungguhnya Allah telah meletakkan kebenaran (al Haq) pada lisan Umar dan hatinya" (HR. Ahmad dan Imam Hakim dalam Al Mustadrak dan beliau menyatakan hadits ini shahih atas persyaratan Bukhari dan Muslim)
Setiap kali Imam Syafi'i berbeda pendapat dengan orang lain, beliau selalu mengatakan :
ما جادلت أحداً إلا تمنّيت أن يظهِر الله الحق على لسانه دوني
"TIDAKLAH AKU MENDEBAT SESEORANG KECUALI AKU BERHARAP AGAR ALLAH MENUNJUKKAN KEBENARAN (AL HAQ) DI ATAS LISANNYA, BUKAN LISANKU."
DR. Thariq Suwaidan berkata :
لم أر غروراً أشد من غرور المتدين الذي يعتبر نفسه يتكلم بإسم الشرع بينما الامام الشافعي يقول: ما جادلت أحدا إلا وتمنيت أن يكون الحق على لسانه
"Aku tidak pernah melihat kesembronoan melebihi sembrononya seorang yang mengaku memegang teguh Dien nya yang merasa -hanya- dirinya saja yang berpegang teguh dan berbicara atas nama Syari'ah Islam sedangkan Imam Syafi'i berkata :
"TIDAKLAH AKU MENDEBAT SESEORANG KECUALI AKU BERHARAP AGAR ALLAH MENUNJUKKAN KEBENARAN (AL HAQ) DI ATAS LISANNYA, BUKAN LISANKU"
BEGINI LAH PARA SALAF SALING MENGHORMATI KELEBIHAN MEREKA
يروى أن زيد بن ثابت _ كاتب الوحي _ كان يهم بركوب دابته،
فيقف عبد الله بن عباس _رضي الله عنهما _ بين يديه ويمسك له ركابه ، ويأخذ بزمام دابته .
فقال له زيد :دع عنك يا ابن عم رسول الله
فقال ابن عباس : هكذا أُمرنا أن نفعل بعلمائنا
.فقال له زيد : أرني يدك ، فأخرج ابن عباس يده له ، فمال عليها و قبلها
وقال : هكذا أمرنا أن نفعل بأهل بيت نبينا صلى الله عليه وسلم.
Diriwayatkan bahwa Shahabat Zaid bin Tsabit -penulis wahyu Rasulullah- suatu hari hendak menaiki untanya, melihat hal tersebut, shahabat Abdullah bin Abbas bin Abdul Muthallib -saudara sepupu Rasulullah shollallohu 'alaihi wasallam- segera bergegas mendekati beliau dan memegangi kekang unta beliau.
Zaid bin Tsabit sangat terkejut seraya berkata :
"Lepaskan tanganmu dan biarkan aku melakukannya sendiri wahai anak paman Nabi"
Spontan Abdullah bin Abbas menjawab :
"DEMIKIANLAH KAMI DIAJARI NABI SHOLLALLOHU 'ALAIHI WASALLAM UNTUK MENGHORMATI AHLI ILMU (ULAMA) KAMI"
(Tak mau kalah) Zaid bin Tsabit menjawab : "Ulurkan tanganmu, perlihatkan padaku"
Abdullah bin Abbas segera menjulurkan tangannya ke arah Zaid bin Tsabit. Seketika Zaid bin Tsabit menarik tangan Abdullah bin Abbas dan menciumnya seraya berkata :
DEMIKIAN KAMI DIAJARI NABI SHOLLALLOHU 'ALAIHI WASALLAM UNTUK MENGHORMATI AHLUL BAYT (KELUARGA) NABI KAMI" (Shuwar Min Hayat Ash Shohabah jilid 3/11)
BEGINILAH PARA ULAMA' SALING MENGHARGAI
قال الإمام أحمد بن حنبل: كل حديث لا يعرفه يحيى بن معين فليس بحديث , ها هنا رجل خلقه الله لهذا الشأن، يظهر كذب الكذابين
Imam Ahmad Bin Hanbal -rahimahullah- berkata :
"Setiap hadits yang tidak diketahui oleh Imam Yahya bin Ma'in, maka itu bukan hadits. Beliau lah orang yang Allah ciptakan khusu untuk ilmu ini -ulumul hadits- beliau lah yang akan menyingkap kebohongan para pendusta"
Imam Yahya bin Ma'in telah menulis satu juta hadits dengan tulisan tangan beliau sendiri. Dan setiap satu hadits beliau ulangi sebanyak 50 kali.... !!!!! (Qiymah Az Zaman 'Inda Ahl Ilmi hal 35)
Imam Muhammad Ibnu Siirin, seorang Tabi'in yang masyhur berkata :
إذا بلغك عن أخيك شيء فالتمس له عذرًا ، فإن لم تجد فقل: لعل له عذرًا لا أعرفه
"Jika sampai kepadamu sebuah berita tentang keburukan saudaramu, maka carilah udzur baginya. Jika kamu tidak mendapatkannya, maka ucapkanlah : "Barangkali ia mempunyai udzur yang aku tidak tahu" (Syu'abil Iman lil Bayhaqi juz 6/323)
تأن ولا تعجل بلومك صاحبًا .. ... .. لعل له عذرًا وأنت تلوم
Berhati-hati lah dan jangan engkau tergesa-gesa mencela saudaramu,
Barangkali ia memiliki udzur namun engkau justru mencela udzurnya itu
وعين الرضا عن كل عيب كليلة
ولكن عين السخط تبدي المساويا
ولست بهياب لمـن لا يهابنـي
ولست أرى للمرء ما لا يرى ليا
فإن تدن مني تدن منك مودتـي
وإن تنأ عني تلقني عنـك نائيـاً
Dan pandangan mata yang penuh ridho akan tumpul melihat aib saudaranya
Akan tetapi pandangan penuh kedengkian selalu memunculkan keburukan
Aku tidak akan takut kepada orang yang tidak menakut-nakuti aku
Aku juga tidak akan melihat kepada orang lain dengan cara yang ia tidak melihatku seperti itu
Maka jika engkau mendekat padaku, rasa cintaku pun akan mendekat kepadamu
Namun jika engkau menjauh dariku, niscaya akan engkau dapati aku pun menjauh darimu
MENDAHULUKAN ADAB SEBELUM SIKAP KRITIS
Ilmu memang memilki derajat yang tinggi di hadapan Allah, namun adab adalah buah nyata dari ilmu itu. Adab adalah tanda dalamnya ilmu dan tingginya wara' seseorang dan tawadhu' terhadap ilmu dan adab walaupun itu dimiliki olah orang yang usianya jauh lebih muda darinya .
عَنْ غُضَيْفِ بْنِ الْحَارِثِ أَنَّهُ مَرَّ بِعُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ فَقَالَ نِعْمَ الْفَتَى غُضَيْفٌ. فَلَقِيَهُ أَبُو ذَرٍّ فَقَالَ أَىْ أُخَىَّ اسْتَغْفِرْ لِى. قَالَ أَنْتَ صَاحِبُ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- وَأَنْتَ أَحَقُّ أَنْ تَسْتَغْفِرَ لِى. فَقَالَ إِنِّى سَمِعْتُ عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ يَقُولُ نِعْمَ الْفَتَى غُضَيْفٌ. وَقَدْ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ ضَرَبَ بِالْحَقِّ عَلَى لِسَانِ عُمَرَ وَقَلْبِهِ ». قَالَ عَفَّانُ عَلَى لِسَانِ عُمَرَ يَقُولُ بِهِ
Dari Ghudhoif bin Al Harits Radhiyallohu 'Anhu ia bercerita bahwa suatu hari ia lewat di depan Umar Bin Khattab Radhiyallohu 'Anhu, lalu Umar berkata :
"Sebaik-baik anak muda adalah Ghudhoif". Ghudhoif melanjutkan ceritanya :
"Setelah peristiwa itu aku berjumpa dengan Abu Dzar, beliau berkata kepadaku : "Wahai saudaraku mintakan ampun kepada Allah untukku".
Ghudhoif menjawab : "Engkau shahabat Rasul yang terpandang, engkau lah yang lebih pantas berdo'a dan memintakan ampun kpd Allah buatku".
Abu Dzar menjawab : "Sungguh aku mendengar Umar berkata : "Sebaik-baik anak muda adalah Ghudhoif", sedangkan Rasulullah Shollallohu 'alaihi Wasallam : "Sesungguhnya Allah meletakkan kebenaran pada lisan dan hati Umar"
(HR. Ahmad dan Imam Hakim dalam Al Mustadrak dan beliau menyatakan hadits ini shahih atas persyaratan Bukhari dan Muslim, Muhtashor Tarikh Dimasyq juz 6 hal 247)
ADAB LEBIH DICINTAI PARA SALAF DIBANDING ILMU
Rasulullah shollallohu 'alaihi wasallam bersabda :
إنما بعثت لأتمم مكارم لأخلاق
"Sesungguhnya aku diutus tidak lain hanyalah untuk menyempurnakan akhlak mulia"
Oleh karena itulah para Ulama Salaf lebih mendahulukan adab dibanding ilmu dan mereka amat sangat menjaga adab Islami dalam pikiran, ucapan, dan perbuatan mereka. Berikut beberapa nasehat mereka:
Imam Ibnul Mubarak berkata :
تعلمت الأدب ثلاثين سنة، وتعلمت العلم عشرين سنة
"Aku belajar adab selama tigapuluh tahun, dan aku belajar ilmu selama duapuluh tahun"
Seorang ulama Salaf menasehati anaknya :
يا بنى لأن تتعلم بابا من الأدب أحب إلى من أن تتعلم سبعين بابا من أبواب العلم
"Wahai anakku, aku lebih suka melihatmu mempelajari satu bab tentang adab dibanding mempelajari tujuh puluh bab tentang ilmu"
Al Mikhlad bin Husain berkata kepada Imam Ibnul Mubarak :
نحن إلى كثير من الأدب أحوج منا إلى كثير من الحديث
"Kita jauh lebih membutuhkan banyaknya adab dibanding banyaknya hadits"
Imam Syafi'i pernah ditanya seseorang tentang bagaimana besarnya keinginan dan kesungguhan beliau untuk belajar dan memahami adab. Beliau menjawab :
أسمع بالحرف منه مما لم أسمعه فتود أعضائى أن لها أسماعا فتنعم به
"Ketika aku mendengarkan satu huruf saja tentang adab yang belum pernah aku dengar sebelumnya, maka aku rasakan seluruh anggota tubuhku menginginkan untuk mempunyai pendengaran sehingga mereka mendengarnya dan mendapatkan nikmatnya adab"
Lalu orang itu bertanya lagi : "Lalu bagaimana keinginanmu mempelajari adab itu?"
Beliau –rahimahullah- menjawab:
طلب المرأة المضلة ولدها وليس لها غيره
"Seperti seorang ibu yang sedang mencari anak satu-satunya yang hilang" Lalu berkata :
ليس العلم بما حفظ العلم ما نفع
"Ilmu bukanlah diukur dengan apa yang telah dihafal oleh seseorang, tetpi diukur dengan apa yang bermanfaat bagi dirinya"
Diriwayatkan dari Musa bin Nushair, beliau berkata :
"Aku mendengar Isa bin Hammad menasehati para pelajar ilmu hadits:
تعلموا الحلم قبل العلم
"Pelajarilah kelembutan hati dan kerandahan jiwa sebelum kalian belajar ilmu"
Imam Ibnu Wahab berkata :
ما تعلمت من أدب مالك أفضل من علمه
"Aku lebih utamakan belajar adab kepada Imam Malik dibanding belajar ilmu darinya"
Imam Abu Hanifah (Imam Hanafi) berkata :
الحكايات عن العلماء ومجالستهم أحب إلى من كثير من الفقه لأنها آداب القوم وأخلاقهم
"Kisah-kisah tentang kehidupan para ulama dan duduk dalm majlis mereka lebih aku sukai dari mempelajari banyak ilmu, karena kisah-kisah itu penuh dengan ketinggian adab dan akhlak mereka"
Imam Ibnul Mubarak menyusun sebuah syair
أيها الطالب علما ائت حماد بن زيد
فاقتبس علما وحلما ثم قيده بقيد
Wahai para penuntut ilmu, datanglah kepada Imam Hammad bin Zaid
Dan belajarlah ilmu dan kelembutan hati lalu ikatlah dengan pengikat yang kuat
Semua ini disampaikan oleh para ulama salaf di zaman yang umat manusia masih sangat dekat dengan ulama dan ahlul ilmi yang menjaga adab dan ilmu mereka, bagaimana dengan zaman akhir yang kemungkaran dan kebodohan telah merajalela ?
KETEGASAN TIDAK SAMA DENGAN BERSIKAP KASAR DAN KERAS. KARENA KETEGASAN BISA DISAMPAIKAN DENGAN CARA YANG LEMBUT
Sebagaimana ketegasan Musa dan Harun terhadap Fir'aun yang disampaikan melalui kata-kata yang lembut atas perintah Rabb mereka
"Pergilah kamu beserta saudaramu (Harun) dengan membawa ayat-ayat-Ku, dan janganlah kamu berdua lalai dalam mengingat-Ku; Pergilah kamu berdua kepada Fir'aun, sesungguhnya dia telah melampaui batas. MAKA BERBICARALAH KAMU BERDUA KEPADANYA DENGAN KATA-KATA YANG LEMAH LEMBUT, MUDAH-MUDAHAN IA INGAT ATAU TAKUT." ( QS Thahaa 42 – 44)
Allah Azza Wa Jalla Berfirman :
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ لِنْتَ لَهُمْ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِي الْأَمْرِ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ
"Maka disebabkan kasih sayang dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. SEKIRANYA KAMU BERSIKAP KERAS LAGI BERHATI KASAR, TENTULAH MEREKA MENJAUHKAN DIRI DARI SEKELILINGMU. Karena itu maafkanlah -berikan kemudahan dan maklumi, pen- mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya". (QS Ali Imron 159)
Rasulullah -shollallohu 'alaihi wasallam- bersabda :
من يحرم الرفق يحرم الخير
"Barangsiapa yang mengharamkan dirinya (membenci) sikap lemah lembut maka itu berarti ia menolak kebaikan" (HR. Muslim)
إِنَّ الرِّفْقَ لاَ يَكُونُ فِى شَىْءٍ إِلاَّ زَانَهُ وَلاَ يُنْزَعُ مِنْ شَىْءٍ إِلاَّ شَانَهُ
Dari Aisyah Rodhiyallohu 'anha, Rasulullah Bersabda :
"Sesungguhnya tidaklah sifat lemah lembut ada pada suatu tindakan kecuali ia pasti akan membuat tindakan itu indah, dan tidaklah sifat lemah lembut dicabut dari pada suatu tindakan kecuali ia pasti akan membuat tindakan itu cacat." (HR. Muslim)
يَا عَائِشَةُ إِنَّ اللَّهَ رَفِيقٌ يُحِبُّ الرِّفْقَ وَيُعْطِى عَلَى الرِّفْقِ مَا لاَ يُعْطِى عَلَى الْعُنْفِ وَمَا لاَ يُعْطِى عَلَى مَا سِوَاهُ
Dari Aisyah Rodhiyallohu 'anha, Rasulullah Bersabda :
"Wahai Aisyah sesungguhnya Allah Maha Lemah lembut dan Mencintai kelemah lembutan, Dia akan memberikan karunianya atas mereka yang bersikap lemah lembut dan tidak memberikannya kepada mereka yang bersikap kasar, serta akan memberikan kepada mereka apa-apa yang tidak Allah Berika kepada selain mereka" (HR. Muslim)
Anas Bin Malik berkata : "Suatu ketika datang seorang Arab Badui dan kencing di pojok Masjid, maka orang-orang datang memarahinya. Seketika Rasulullah -shollallohu 'alaihi wasallam- melarang mereka, setelah orang itu menyelesaikan Rasulullah -shollallohu 'alaihi wasallam-memerintahkan para shahabat untuk mengguyur bekasnya dengan air"
Dalam hadits lain ditambahkan :
"KALIAN TIDAK DIUTUS KECUALI HANYA UNTUK MEMBERIKAN KEMUDAHAN BUKAN MEMBUAT KESULITAN" (HR Bukhari)
رَبِّ اشْرَحْ لِي صَدْرِي وَيَسِّرْ لِي أَمْرِي وَاحْلُلْ عُقْدَةً مِنْ لِسَانِي يَفْقَهُوا قَوْلِي
"Ya Rabb ku, lapangkanlah untukku dadaku, dan mudahkanlah untukku urusanku dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, supaya mereka mengerti perkataanku" ( QS Thahaa 42 – 44)
اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَالْجُبْنِ وَالْبُخْلِ وَالْهَرَمِ وَعَذَابِ الْقَبْرِ
اللَّهُمَّ آتِ نَفْسِى تَقْوَاهَا وَزَكِّهَا أَنْتَ خَيْرُ مَنْ زَكَّاهَا أَنْتَ وَلِيُّهَا وَمَوْلاَهَا
اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنْ عِلْمٍ لاَ يَنْفَعُ وَمِنْ قَلْبٍ لاَ يَخْشَعُ وَمِنْ نَفْسٍ لاَ تَشْبَعُ وَمِنْ دَعْوَةٍ لاَ يُسْتَجَابُ لَهَا
"Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari lemahnya hati dan kemalasan, sifat pengecut, kikir, kepikunan dan dari azab kubur.
Ya Allah limpahkan pada hatiku ketaqwaan kepada-Mu dan sucikanlah ia sesungguhnya Engkau lah sebaik-baik Yang Mensucikan hati. Engkau lah pelindung hatiku dan Yang Paling dicintainya".
"Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari Ilmu yang tidak bermanfaat, hati yang tidak pernah tenang, nafsu yang tidak pernah merasa puas dan dari do'a yang tidak pernah dikabulkan" (HR Bukhari dan Muslim )
Andai setiap kita mampu meneladani para salaf –rodhiyallohu 'anhum-.
Allahumma habbib ilainaa hubba Nabiyyika wa hubba man yuhibbuhu : Ya Allah karuniakanlah kepada kami kecintaan kepada Nabi Mu shollallohu 'alaihi wasallam dan kepada mereka yang mencintainya. Wallohu Jalla Fie 'Ulaahu A'lam.
Source: Fuad Al Hazimi II
0 komentar dan respon:
Posting Komentar