Tingginya tensi serangan mujahidin, membuat Bashar Assad kelimpungan. Pertempuran jarak dekat antara pasukan Assad dan mujahidin terjadi disekitar Damaskus. Assad amat membutuhkan bantuan pasukan. Karena itu ia memindahkan pasukannya yang stand by di Dataran Tinggi Golan ke Damaskus dan beberapa wilayah yang sedang panas.
Kepala intelijen militer Israel, Brigjen Aviv Kochavi membenarkan hal itu. ”Untuk menghadapi perlawanan, Assad telah memindahkan pasukannya di Golan untuk diterjunkan disekitar Damaskus dan kota-kota yang bergolak,” ungkap Kochavi dihadapan parlemen Israel, Knesset.
Kochavi amat khawatir jika senjata berat dan canggih milik rezim Assad jatuh ke tangan mujahidin. ”Israel harus memperketat pengawasan agar persenjataan tidak masuk ke pihak perlawanan,” tukas Kochavi.
Mujahidin, berperang dengan iman
Kochavi paham betul, bila senjata sampai jatuh ke tangan mujahidin, maka hasil pertempuran akan lain. Sebuah pepatah mengatakan, man behind the gun (senjata itu tergantung siapa yang menggunakan).
Senjata biasa bisa berubah menakutkan bila dipegang oleh orang yang benar. Sepucuk AK-47, akan lebih berbahaya bagi orang kafir bila dipegang oleh mujahidin. Senjata yang hari ini meletup di Suriah, tidak menutup kemungkinan akan meletup juga dijantung Israel lewat tangan-tangan mujahidin.
Tak dipungkiri, kekuatan persenjataan juga penting. Bila Amerika punya tank anti ranjau, mujahidin punya pengacau sinyal tank anti ranjau. Hingga tank anti ranjau Amerika menjadi tank nomor satu yang tersapu ranjau mujahidin. Strategi jitu dan persenjataan adalah faktor penting dalam peperangan
0 komentar dan respon:
Posting Komentar