Kita harus selalu melakukan tabayyun atas semua informasi sangat penting dan sensitif. Jika harus menggali dari sumber-sumber informasinya, kenali sumber informasi yang valid dan memiliki kredibilitas. Jangan terpedaya dengan citra figur hanya karena “dibesarkan oleh media besar” dan gelar yang bisa dipalsukan.
Siapakah sebenarnya “Habib” Abdurrahman Assegaf? Dia menjadi sorotan Setelah membuat kontroversi dengan menuduh Nur Hasbi, alumnus Pondok Pesantren Ngruki sebagai sebagai pelaku peledakan di hotel JW Marriot dan Ritz Carlton (yang kemudian terbukti sebagai tuduhan palsu dan ngawur karena ternyata tidak sesuai dengan hasil penyelidikan), Dia baru-baru ini kembali bikin fitnah di Masjid Al Munawarrah, Pamulang.
“Habib” dari Jalan Mardani
Sebelumnya, Ustadz Abu Bakar Baasyir pernah menyatakan bahwa Abdurrahman Assegaf merupakan habib palsu yang disewa Amerika Serikat atau CIA dengan imbalan uang. Bahkan secara tegas Ustadz Abu Bakar Baasyir pernah mengatakan :
“Abdurrahman Assegaf itu bukan habib, dia itu preman. Semua habib sudah bilang kepada saya kalau dia bukan seorang habib,” kata Baasyir usai mengisi pengajian di Masjid Al Ikhlas di Semarang, Sabtu (25 Juli 2012) malam.
Santernya berita bahwa Abdurrahman Assegaf adalah habib palsu sebenarnya sudah beredar luas di internet. Disebut-sebut, Abdurrahman Assegaf bernama asli Abdul Haris Umarella bin Ismail Umarella, putera Tulehu, Ambon.
Bahkan menurut sumber terpercaya arrahmah.com, yang juga merupakan temannya sewaktu bersekolah di SMP Negeri 2, Mardani Raya, daerah Percetakan Negara, Jakarta Pusat, dia dikenal dengan nama Amsari Omarella. Ibunya berasal dari Ambon, dan ayahnya dari Makasar. Dari sini, gelar habib semakin jauh dari Abdurrahman Assegaf alias Abdul Haris, alias Amsari.
Setelah lulus SMP Negeri 2, habib palsu ini melanjutkan pendidikan ke SMAN 68 (angkatan 85) dan kuliah di UnKris (Universitas Krisna Dwipayana) – yang kampusnya berdekatan dengan Universitas asy-Syafi’yyah, Pondok Gede, Bekasi. Masih menurut sumber yang terpercaya, kali ini kawan dia semasa bersekolah di SMA Negeri 68, di Jalan Salemba Raya, Jakarta Pusat, bahwa Abdurrahman Assegaf ini siswa SMAN 68, jurusan IPS. Menurut sumber tersebut habib palsu alias Abdurrahmah Assegaf, alias Amsar terlihat biasa-biasa saja ketika di SMAN 68. Hanya saja menurut sumber tersebut, dia sudah tidak begitu suka dengan kegiatan rohis dan tidak mendukung pemakaian jilbab pada masa itu.
Tidak diketahui sejak kapan gelar habib bercokol di depan namanya. Menurut kawannya di SMPN 2, Abdurrahman pernah menunjukkan sertifikat yang menyatakan bahwa kini dirinya sudah resmi menjadi seorang habib. Tambah aneh, apakah gelar habib harus dikeluarkan melalui sebuah sertifikat?
Waspadai Habib Palsu
Kini, semua berpaling kepada ummat, untuk menilai dan bersikap terhadap habib palsu ini. Masalahnya, gelar habib di negeri ini begitu tinggi dan mulia, yang bahkan terkadang sudah di luar koridor syariat Islam. Dikhawatirkan, oknum semacam habib (palsu) Abdurrahman Assegaf ini memanfaatkan dan memanipulasi gelar habib palsunya tersebut untuk kepentingan pribadi, keluarga, maupun kelompoknya. Nama atau para ulama yang memang bergelar habib tentunya akan tercoreng dengan ulah oknum yang mengaku-ngaku habib ini.
Bukan tidak mungkin, ummat akan terpedaya, ikut begitu saja, tanpa kritis melihat dan mempertimbangkan ucapan si habib palsu ini dari sisi Al Qur’an dan As Sunnah. Hal itulah yang saat ini diperlihatkan oleh habib (palsu) Abdurrahman Assegaf, dan harus segera dihentikan. Semoga hal ini bisa menjadi pelajaran berharga untuk ummat, agar tidak mudah tertipu gelar-gelar, pencitraan dan penampilan,
Bertabayyun lah dan konfirmasi atas setiap kebenaran informasi. Jika tuduhan ini benar, ini perbuatan laknat karena berdusta atas nama Rasulullah SAW – dengan menisbathkan dirinya sebagai keturunan Nabi Muhammad Shallaallaahu ‘alaihi wa salam.
Wallahu’alam bis showab!
0 komentar dan respon:
Posting Komentar