Hari Jum’at lalu (5 April 2013) ada kabar gembira dari Senayan bahwa PKS berhasil menggolkan usulan penghapusan pasal Pancasila sebagai Azas Tunggal dalam RUU Ormas yang akan disahkan 12 April nanti. Inilah berita yang sangat menggembirakan ummat Islam khusunya bagi semua Ormas Islam.
Takbir!!! Allaahu Akbar … Allaahu Akbar … Allaahu Akbar walillaahi l hamd.
Berita gembira yang kedua adalah PKS kini telah memasuki fase baru dalam perjalanan politik dan mulai menjalin silaturahmi dengan para kyai kampung. Alhamdulillah – Inilah berita yang mengharukan dan sangat membahagiakan karena mulai dekatnya kita dengan para ulama yang bersahaja, waro’ dan tawadhu’ jauh dari hingar bingar duniawi dan pencitraan palsu.
- Politik pada hakikatnya adalah Ilmu Mengelola Manusia (Managing people) melibatkan Seni dan Game, ada ketegangan namun tidak bahaya. Itulah Nature Politic dan sifat manusia selalu ingin menjauhi hal berbahaya. sayangnya,
- dalam perjalanan, politik yang alami ini berubah dipahami menjadi sebatas perebutan kekuasaan, tegang dan berbahaya. Ini menjadi masalah besar kita.
Demokrasi Barat mengajarkan Politik itu untuk meraih kekuasaan, maka seringkali sejarah berulang orang-orang culas mencapai puncak kekuasaan. Sementara dalam Islam – Kekuasaan adalah amanah yang kelak akan dipertanggungjawabkan.
Maka demikianlah adanya, Nature Politik ini akan menjadi relevan bagi PKS ketika PKS mulai diterima secara formal di kalangan pesantren salaf, ulama yang sebenar-benarnya ulama dan semoga terus dapat memenangkan hati ummat. Berikut ini beritanya.
Sumber : PKS Piyungan, Jumat, 05 April 2013
SEMARANG - Tekad Partai Keadilan Sejahtera (PKS) untuk mengubah mitos Jawa Tengah sebagai basis merah dalam pilgub dan pileg tidak bisa dianggap remeh. Hal itu ditunjukkan oleh partai dakwah ini saat Kamis (4/4/13) PKS mengumpulkan kiai kampung.
Dalam acara yang dikemas dalam silaturrahmi itu, setidaknya 150 kiai kampung hadir dalam silaturrahmi di Pondok Pesantren Poncol Desa Popongan Kec Bringin, Kabupaten Semarang pimpinan KH Nurkholis.
Sementara dari PKS tampak Presiden PKS Anis Matta, Sekjen DPP PKS Taufik Ridho, Ketua Bidang Pembinaan Ummat Raihan Iskandar, Ketua Wilda Jateng, Jatim, DIY Cahyadi Takariawan. Juga ikut dalam rombongan anggota DPR RI dari Fraksi PKS seperti Fahri Hamzah, Andi Rahmat, Zuber Safawi, da juga Ketua DPW PKS Jateng Abdul Fikri Faqih.
Anis Matta menyatakan bahwa kedatangannyake Ponpes Poncol adalah dalam rangka silaturrahmi dan ta'aruf. "Kita akan melakukan silaturrahmi dan ta'aruf ke seluruh daerah. Kebetulan kita mulai dari Jawa Tengah," paparnya.
Langkah kita juga dalam rangka minta tausiyah kiai dan ulama. "Tapi kalau dapat suara, itu adalah bonus," candanya yang disambut tawa hadirin.
Lebih lanjut Anis bercerita kalau dirinya adalah jebolan pesantren selama 6 tahun. Dimana pesantren ternyata bisa melahirkan tokoh-tokoh besar. "Saya dengar Gus Dur pernah mondok disini," ujarnya.
Dalam kesempatan ini Kyai Thohir, salah satu Kiai yang datang dalam acara tersebut berpesan agar PKS dapat memberi warna politik nasional yang Islami.
"Kita ingin politik nasional menjadi politik yang Islami dengan adanya PKS," tandasnya.
Silaturrahmi PKS dengan para kiai kampung ini pun berlangsung gayeng. Selain tuan rumah pimpinan Ponpes Ponnco KH Nurkholis, para kiai kampung yang hadir antara lain KH Fatkhurrohman, KH Tohir, KH.Syaifudin, KH.Muslim Saleh, KH.Hasyim Asari, KH.Muh Mughni, KH.Damroji, KH.Abdul Hamid, KH.Rifai.
Beberapa tokoh teras partai Islam selain PKS juga turut hadir dalam pertemuan tersebut. Mereka diakui KH Nurkholis sebagai alumni Ponpesnya. "Gambar berbeda-beda tidak apa-apa, yang penting sama-sama Islam,"ungkap Nurkholis.
0 komentar dan respon:
Posting Komentar