Agama Islam jelas mengajarkan untuk menghormati agama apapun diluar Islam, terlebih lagi terhadap agama samawi (Yahudi dan kristen) seperti juga yang diperintahkan Allah dalam Al-Qur’an. Penguasa Islam pun wajib melindungi dan menghormati jiwa, harta benda dan tempat ibadah mereka. Namun, bagaimana mungkin ada fatwa dari Mufti Tertinggi yang bertentangan dengan perintah Allah Subhaana wa Ta’ala dan ajaran Rasulullah SAW tersebut? Ada apa dengan Mufti Agung “ulama” tertinggi Wahabi yang berkedudukan di Arab Saudi?
REPUBLIKA.CO.ID Rabu, 28 Mar 2012 -— Majelis Dunia Ahl al-Bait mengutuk fatwa terbaru (Keputusan agama) yang dikeluarkan pejabat keagamaan Arab Saudi. Fatwa itu menyerukan penghancuran semua gereja di Semenanjung Arab.
Fatwa ini diturunkan oleh Mufti Agung Sheikh Abdulaziz Al al-Syaikh sebagai respon organisasi masyarakat sipil Kuwait yang diusulkan untuk konstitusi Kuwait baru. Konstitusi itu tentang sebuah artikel baru yang akan melarang pembangunan gereja-gereja baru di Arab Saudi dan hal itu telah disetujui oleh parlemen, pekan lalu.
"Pertama-tama, mufti Wahhabi tidak mewakili Islam. Dunia harus tahu bahwa agama yang sekarang sedang dipublikasikan di Arab Saudi tidak benar Islam," kata Majelis Dunia Ahl al-Bait dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan oleh Ahl al-Bait News Agency (ABNA), Selasa (27/3) seperti dikutip Press TV.
Pernyataan itu menambahkan bahwa isi fatwa baru itu bertentangan dengan perintah Allah serta tradisi Nabi Muhammad SAW dan keturunannya. Karena itu, fatwa itu ditolak, tidak hanya oleh warga Syiah, tetapi juga oleh Muslim Sunni.
Majelis Dunia Ahl al-Bait mencatat, sepanjang sejarah, Islam hidup berdampingan dengan umat Kristen dan Yahudi. Fatwa seperti ini tidak pernah dikeluarkan oleh Nabi Islam SAW, keturunannya, dan khalifah Islam selanjutnya.
"Karenanya, mufti agung Wahhabi telah mengeluarkan fatwa yang tidak dalam lingkaran yurisprudensi Islam dan belum pernah dikeluarkan oleh pusat-pusat ilmiah umat Islam yang besar," tambahnya. Majelis menyatakan bahwa fatwa tersebut juga merupakan intervensi nyata pada urusan internal negara-negara muslim lain, karena mufti Saudi fatwanya tidak terbatas ke perbatasan Saudi tapi sudah termasuk Semenanjung Arab secara keseluruhan.
-------
Masih berkutat tentang berita Wahabi, berikut ini berita yang dikutip dari Yahoo! News
Didik Da'i, Muhammadiyah Gandeng Arab Saudi
Republika – Selasa, 3 April 2012- Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin
- REPUBLIKA, YOGYAKARTA -- Duta besar Arab Saudi untuk Indonesia Mustafa Ibrahim Al Mubarok berkunjung ke kantor Pimpinan Pusat Muhammadiyah di Yogyakarta, Selasa (3/4). Rombongan tersebut diterima langsung oleh pimpinan Muhammadiyah antara lain Ketua Din Syamsuddin, Haedar Nashir, Yunahar Ilyas, serta Ketua PP Aisyiyah Siti Noordjanah Djohantini.
Pertemuan sendiri dilakukan secara tertutup sekitar satu jam. Menurut Ketua PP Muhammadiyah Din Syamsuddin, kunjungan Dubes Arab Saudi tersebut merupakan silaturahmi biasa. Namun kata dia, sebagai Dubes yang baru 3 bulan menjabat, pihaknya akan melanjutkan kerjasama yang sudah dijalin antara Muhammadiyah dengan Arab Saudi.
"Kita sudah ada kerjasama selama ini, tetapi juga ada penjajakan kerjasama lain ke depannya," terang Din. Dubes Arab Saudi sendiri ingin bertemu jajaran PP Muhammadiyah di Yogyakarta bukan di Jakarta. Pasalnya Ibukota Muhammadiyah ada di Yogyakarta sehingga pertemuan tersebut digelar di Yogya.
Diakuinya, selama ini kerjasama yang sudah dilakukan antara lain di bidang dakwah pendidikan ekonomi dan kebudayaan. Di bidang pendidikan kata Din, banyak pelajar, mahasiswa dan dosen Muhammadiyah yang menempuh studi di Arab Saudi.
"Kita ke depan ingin memperkuat pendidikan untuk da’i Muhammadiyah dan ada pengayaan wawasan ulama Muhammadiyah ke Arab Saudi. Itu yang salah satunya kita bicarakan. Teknisnya ke depan bagaimana nanti akan dibicarakan lebih lanjut,"
Komentar :
Kelahiran Muhammadiyah diinspirasi oleh gerakan pembaharuan Islam seperti Muhammad Abduh (Mesir) dan sedikit banyak terpengaruh gerakan Wahabi. Namun kini oleh Pimpinan Pusat Muhammdiyah, kehendak mereka Muhammadiyah mau dibawa menuju ke “Gerakan Pemurnian Wahabi.” Jika kerjasama ini terealisasi akan menjadikan Organisasi massa Islam ini akan menjadi semakin kaya dan bahkan paling kaya dibanding ormas Islam lainnya. Waspadalah!
0 komentar dan respon:
Posting Komentar