Innamaa bu'itsu li utammima makaarimal akhlaaq.
“Sesungguhnya aku (Muhammad SAW) diutus untuk menyempurnakan akhlak”
Berikut ini keteladanan anak bungsu seorang jenderal (bekas panglima TNI dimasa krisis Mei 1998) dalam episode hidupnya yang pendek (23 tahun) telah memilih jalan sulit dan senyap dari popularitas untuk berdakwah - Nidaa’ul Islam, meninggalkan semua kemegahan yang kemuliaan yang sebenarnya dapat digapai. Dan kini dia telah tiada, meninggal di usia muda dengan cara mulia dan husnul khotimah.
INNALILLAHI WA INNA ILAHI RAJIUUN ...
Telah meninggal Zainal Nur Rizki Wiranto (putra bungsu Bapak Jenderal purn. Wiranto). Almarhum Zainal Nurrizki telah meninggal setelah bermukim 2 tahun menimba ilmu agama di Ma’had Darul ‘Ulum Zakaria, di Johannesburg, Afrika Selatan.
Jujur saja! Sebelumnya saya sama sekali tidak mengenalinya, Sama ada seperti saya juga tidak tahu nama-nama putra-putri Bapak Wiranto atau berapakah anaknya. Anak muda ini telah menjalani hidup dalam kesenyapan dakwah, tidak ada popularitas sama sekali sementara kita semua tahu ayahnya seorang yang sangat populer dan dikenal sebagai panglima TNI dimasa krisis 1998. Seorang jenderal yang bertanggungjawab dan sportif (karena saat chaos tahun 1998 bisa saja dia ambil alih kekuasaan dan itu tidak dilakukan).
Jujur saja! Saya tidak menyangka pak
Wiranto memiliki putra seperti
Almarhum Zainal. Beliau Masih muda,
tapi rela meninggalkan segala
kemewahan, segala fasilitas dan
kemudahan sebagai anak jendral.
Semasa hidupnya beliau lebih
memilih jalan dakwah dari masjid ke
masjid, tidur di masjid, makanpun
masak sendiri, baik di Indonesia
maupun di kampung kampung di
benua Afrika...
Subhanalloh, Beliau meninggal di
madrasah Darul Ulum Zakaria, Afrika
Selatan dan disholatkan oleh 600
ulama.. Didoakan oleh ratusan hafiz.
Allahumma firlahu warhamhu wa'afihi wa'fuanhu....
Almarhum aktiv di gerakan dakwah Jamaah Tabligh (JT). (Foto: KataKami)
Berikut ini berita yang saya kutip dari Hidayatullah.com
Kamis, 30 Mei 2013. Hidayatullah.com--Zainal Nurrizki, putra bungsu Ketua Umum Partai Hanura, Jenderal (Purn) Wiranto yang low profile aktif dalam gerakan dakwah Jamaah Tabligh (JT).
Kakak ipar Zainal, Abdi Setiawan (38) menceritakan, Zainal mulai kenal dengan dakwah sejak sekolah di SMA.
"Dia pernah khuruj seminggu di Temboro (sebuah desa di Magetan, Jawa Timur, tempat salah satu pesantren Jamaah Tabligh terbesar, red)," kata Abdi kepada hidayatullah.com, (30/05/2013).
Pada 2009 dia ikut program dakwah (khuruj) selama empat bulan ke daerah pedalaman di Ternate Maluku Utara.
Tahun berikutnya (2010), Zainal belajar dakwah dengan program khuruj fi sabillah ke India, Pakistan, Bangladesh (IPB), tiga negara yang menjadi asal mula perkembangan Jamaah Tabligh (JT).
Abdi melanjutkan, sepulang dari IPB itulah Zainal membulatkan tekadnya untuk mendalami Islam. Dia berhenti dari kuliahnya di UGM untuk mendalami ilmu-ilmu syariat di Ma'had Darool Ulum Zakariya di Johannesburg, Afrika Selatan.
Kata Abdi, Zainal telah menjalani 2 tahun masala belajarnya di ma'had itu.
"Hafalan al-Qur'annya belum banyak. Pada 2 tahun pertama dia fokus belajar bahasa Arab dan Urdu," kata Abdi menjelaskan.
Sejak aktif di Jamaah Tabligh, kata Abdi, Zainal giat mengajak teman-temanya untuk taat kepada Allah.
"Akhlaknya kepada orangtua juga bagus sekali," ujar Abdi.*
"Ia pun meninggal dalam keadaan mulia, anak kami lagi belajar al-Quran. Katakanlah ia meninggal dalam fi sabilillah dan husnul khotimah," ujar Wiranto dikutip detiknews, Kamis (29/5/2013) saat menggelar doa di kediamannya Komplek Pati Angkatan Darat, Jl Palem Kartika No 21, Bambu Apus, Jaktim.
Zainal atau sering dipanggil Inal, meninggal pada usia 23 tahun. Sebelumnya, Inal terserang panas tinggi selama dua hari lalu dan meninggal saat berada di rumah sakit. Atas pertimbangan kemanusiaan, Inal akhirnya dimakamkan di pemakaman Muslim di Lenasia, Johannesburg, Afsel.
"Kalau kelamaan tidak baik, harus dibalsem lagi, rute pesawat terbang yang gampang pun sulit, di sana tidak ada lapangan terbang," kata Wiranto dikutip Vivanews.
Selain itu, alasan lain, Wiranto mengaku tak tahu bagaimana izin pengembalian jenazah di sana. Sehingga, dikhawatirkan tidak bisa ke luar.
"Kalau kami paksakan ke Tanah Air, perlu usaha ekstra keras, dan kami tidak tahu bagaimana izin pengembalian jenazah di sana, bisa keluar apa tidak," ucapnya. "Akhirnya, kami putuskan, sebagai umat Islam, lebih baik dimakamkan di sana, jadi di manapun dimakamkan tidak masalah."
Di Afrika Selatan, Inal tinggal bersama mertua dan istrinya. Untuk mendoakan almarhum yang jauh di benua hitam, tadi malam keluarga Wiranto pun mengadakan acara doa.
Seperti diketahui, Zainal mantan mahasiswa di Universitas Gajah Mada Jurusan Hukum Internasional. Pada tahun 2011 dia memilih memperdalam ilmu Al-Quran selama tujuh tahun di Perguruan Tinggi Ilmu Islam Darul Uloom Zakariyya, Johanesburg, Afrika Selatan.
Keluarga besar Wiranto (Foto: KataKami)
Wiranto meminta semua pihak berkenan mendoakan anaknya.
"Mohon handai taulan turut mendoakan, agar arwah almarhum mendapatkan pengampunan atas segala dosa dosanya, serta mendapatkan tempat yang baik di sisi Tuhan Yang Maha Kuasa. Atas nama almarhum, keluarga memohonkan maaf apabila selama hidupnya mempunyai kesalahan kepada teman, sahabat, dan siapapun yang pernah mengenalnya," ucap Panglima ABRI era Soeharto ini.*
Zaenal sempat kuliah di UGM jurusan Hukum Internasional hanya satu semester dan dia kembali ke Jakarta karena ingin memperdalam ilmu agama. [baca: Putra Jenderal Wiranto yang Dalami al-Quran Meninggal di Afsel]
"Akhirnya Ia ambil keputusan bahwa Ia lebih baik dalami agama dulu, merasa ada yang salah selama ini dalam hidupnya. Ia minta izin untuk pindah ke sekolah agama. Lalu mencari tempat belajar agama terbaik untuk pendalamam al-Quran," jelasnya.
Pada tahun 2011 dia berencana memperdalam ilmu Al-Quran selama 7 tahun di Perguruan Tinggi Ilmu Agama Islam Darul Uloom (baca Darul Ulum) Zakariyya, Johanesburg, Afrika Selatan. Di sekolah ini anak-anak dari seluruh dunia berkumpul untuk memperdalam ilmu al-Quran dan Islam.
"Dalam satu setengah tahun lalu sudah mulai belajar bahasa Urdu dan Arab. Inggrisnya pun sudah mahir," tuturnya.
Dan kini telah tiada.
Allahumma firlahu warhamhu wa'afihi wa'fuanhu....
0 komentar dan respon:
Posting Komentar