Takdir menjadi misteri tiada habis. Takdir bisa berulang, bisa beralih peran kebalikan libatkan 2, 3 orang atau lebih. Dalam kitab Riyadush-Shalihin, diceritakan pengemis botak kudisan tiba-tiba dianugerahi kesembuhan dan kekayaan. Kemudian malaikat menyaru sebagai pengemis botak dan kudisan mendatanginya meminta makanan. Pengemis yang dahulunya botak kudisan, mengusir dengan hardikan. Si Malaikat berkata: “Bukankah kau Fulan yang dulu botak dan kudisan? Semoga Allah mengembalikanmu seperti sediakala.” Maka kekayaannya segera habis dan ia menjadi botak dan sakit kudisan. Kisah inipun kembali berulang.
-----------------------------------------
Suatu hari sepasang suami istri sedang makan bersama. Tiba-tiba pintu rumahnya diketuk pengemis. Melihat keadaan pengemis itu, si istri merasa terharu dan bermaksud hendak memberikan sesuatu. Tetapi –sebelumnya- sebagai wanita shalihah yang patuh kepada suami, dia minta izin dahulu kepada suami, “Suamiku, bolehkah aku memberi makanan atau uang kepada pengemis itu?” Rupanya suaminya memiliki karakter berbeda dengannya. Dengan lantang dan kasar suaminya menjawab, “Tidak usah! usir saja dia dan tutup kembali pintunya!” Si istri terpaksa tidak memberi apa-apa kepada pengemis tadi, sehingga dia berlalu dengan kecewa.
Pada hari naas, bisnis suaminya bangkrut. Kekayaann habis dan dililit banyak hutang. Selain itu, karena ketidakcocokan sifat, rumahtangganya berantakan hingga bercerai. Tidak lama setelah lewat masa iddah, wanita shalihah itu menikah lagi dengan pedagang dan hidup bahagia.
Pada suatu ketika dia sedang makan dengan suaminya (yang baru), tiba-tiba ia mendengar pintu rumahnya diketuk. Setelah pintu dibuka ternyata tamu itu adalah seorang pengemis yang sangat mengharukan hatinya. Maka dia berkata kepada suaminya, “Suamiku, bolehkah aku memberikan sesuatu kepada pengemis ini?” Sang suami menjawab, “Berikanlah makan atau apa yang engkau hendaki pada pengemis itu!!”
Setelah memberi makanan dan sejumlah uang kepada pengemis itu, si istri masuk rumah dan langsung memeluk suaminya dari belakang sembari menangis. Suaminya heran dan bertanya, “Mengapa engkau menangis? apakah engkau menangis karena aku mengizinkanmu memberikan sesuatu –terserah kamu- kepada pengemis itu?”. Si istri menggeleng halus, lalu berkata dengan nada haru dan sedih, “Wahai suamiku, aku sedih dan terharu dengan perjalanan takdir yang sungguh menakjubkan hatiku. Tahukah engkau, siapakah pengemis tadi? Dia adalah suamiku yang pertama dulu.”
Mendengar keterangan istrinya, suaminya terkejut. Dia rubah posisi tubuh hingga berhadapan, tanpa melepas pelukannya dia segera balik bertanya, “Istriku. Tahukah engkau, siapa aku yang kini menjadi suamimu?" Istri menggeleng lembut di dadanya, dia pun mendongakkan kepala istrinya. Dengan linang airmata, dia mengecup kening istrinya dan berkata, “Aku adalah pengemis yang dulu telah diusirnya!!”
-----------------------------------------
0 komentar dan respon:
Posting Komentar