Paling tidak sejak bulan Mei lalu, militer pemerintahan Bashar Assad mengalami serangan fatal bom syahid atau bom mobil yang membawa beberapa ton amunisi (hingga 9 ton) dengan daya ledak tinggi dan yang menimbulkan kerugian aset militer dan sejumlah besar korban nyawa para perwira, termasuk menteri pertahanan dan beberapa jenderal dan bahkan saudara kandung Bashar Assad beserta serdadunya. Serangan bom ini sangat tertarget pada markas komando, asrama militer dan konsentrasi sejumlah besar serdadu dan milisi pendukung utamanya – Shabihah.
Melihat kemajuan para pejuang Mujahidin dan FSA ini menimbulkan kekhawatiran baru bagi Amerika dan sekutunya bahwa senjata kimia yang dimiliki rezim Syiria jatuh ke tangan mujahidin saat militer Bashar Assad tidak mampu lagi mengkontrol instalasi militernya. Sejak bulan Mei tahun ini Amerika dan 11 sekutunya melakukan manuver militer di seberang perbatasan Syiria – di wilayah terpencil di Yordania.
Senjata kimia Syiria siap dicuri Amerika
Militer USA diam-diam telah mengirim tim lebih dari 150 perencana dan spesialis lain ke Yordania untuk membantu Angkatan Bersenjata di sana, mempersiapkan diri jika rezim Assad kehilangan kendali atas senjata kimia, ujar sebuah laporan yang diterbitkan oleh New York Times, Rabu (10/10/2012).
Tim ini berbasis di pusat pelatihan militer Yordania yang dibangun di tambang batu tua di utara Amman.
New York Times menyebutkan bahwa tidak ada komentar dari Pentagon atau Kedutaan Yordania di Washington.
Menurut laporan NYT, misi rahasia AS di Yordania telah dimulai musim panas ini. Di bulan Mei, AS menyelenggarakan latihan besar dijuluki "Eager Lion". Melibatkan 12.000 tentara dari 19 negara termasuk pasuka khusus, berpartisipasi dalam latihan.
Setelah itu berakhir, hanya sedikit kontingen Amerika yang tetap berada di Amman dan didirikan sebuah tim yang berbasis di pusat pelatihan militer di utara Amman. Itu termasuk spesialis komunikasi, ahli logistik, perencana, pelatih dan staf anggota kantor pusat, ujar laporan yang mengutip pejabat Amerika.
0 komentar dan respon:
Posting Komentar