<div style='background-color: none transparent; float:right;'><a href='http://www.rsspump.com/?web_widget/rss_ticker/news_widget' title='News Widget'>News Widget</a></div>

Silaturahmi Anis Matta bersama Ratusan Kiai di Semarang

 

Hari Jum’at lalu (5 April 2013) ada kabar gembira dari Senayan bahwa PKS berhasil menggolkan usulan penghapusan pasal Pancasila sebagai Azas Tunggal dalam RUU Ormas yang akan disahkan 12 April nanti. Inilah berita yang sangat menggembirakan ummat Islam khusunya bagi semua Ormas Islam.

Takbir!!!     Allaahu Akbar … Allaahu Akbar … Allaahu Akbar walillaahi l hamd.

Berita gembira yang kedua adalah PKS kini telah memasuki fase baru dalam perjalanan politik dan mulai menjalin silaturahmi dengan para kyai kampung. Alhamdulillah – Inilah berita yang mengharukan dan sangat membahagiakan karena mulai dekatnya kita dengan para ulama yang bersahaja, waro’ dan tawadhu’ jauh dari hingar bingar duniawi dan pencitraan palsu.

  1. Politik pada hakikatnya adalah Ilmu Mengelola Manusia (Managing people) melibatkan Seni  dan Game, ada ketegangan namun tidak bahaya. Itulah Nature Politic dan sifat manusia selalu ingin menjauhi hal berbahaya.  sayangnya,
  2. dalam perjalanan, politik yang alami ini berubah dipahami menjadi sebatas perebutan kekuasaan, tegang dan berbahaya. Ini menjadi masalah besar kita.

Demokrasi Barat mengajarkan Politik itu untuk meraih kekuasaan, maka seringkali sejarah berulang orang-orang culas mencapai puncak kekuasaan. Sementara dalam Islam  – Kekuasaan adalah amanah yang kelak akan dipertanggungjawabkan.

Maka demikianlah adanya, Nature Politik ini akan menjadi  relevan bagi PKS ketika PKS mulai diterima secara formal di kalangan pesantren salaf, ulama yang sebenar-benarnya ulama dan semoga terus dapat memenangkan hati ummat.  Berikut ini beritanya. 

Sumber : PKS Piyungan, Jumat, 05 April 2013

SEMARANG - Tekad Partai Keadilan Sejahtera (PKS) untuk mengubah mitos Jawa Tengah sebagai basis merah dalam pilgub dan pileg tidak bisa dianggap remeh. Hal itu ditunjukkan oleh partai dakwah ini saat Kamis (4/4/13) PKS mengumpulkan kiai kampung.

Dalam acara yang dikemas dalam silaturrahmi itu, setidaknya 150 kiai kampung hadir dalam silaturrahmi di Pondok Pesantren Poncol Desa Popongan Kec Bringin, Kabupaten Semarang pimpinan KH Nurkholis.

Sementara dari PKS tampak Presiden PKS Anis Matta, Sekjen DPP PKS Taufik Ridho, Ketua Bidang Pembinaan Ummat Raihan Iskandar, Ketua Wilda Jateng, Jatim, DIY Cahyadi Takariawan. Juga ikut dalam rombongan anggota DPR RI dari Fraksi PKS seperti Fahri Hamzah, Andi Rahmat, Zuber Safawi, da juga Ketua DPW PKS Jateng Abdul Fikri Faqih.

Anis Matta menyatakan bahwa kedatangannyake Ponpes Poncol adalah dalam rangka silaturrahmi dan ta'aruf. "Kita akan melakukan silaturrahmi dan ta'aruf ke seluruh daerah. Kebetulan kita mulai dari Jawa Tengah," paparnya.

Langkah kita juga dalam rangka minta tausiyah kiai dan ulama. "Tapi kalau dapat suara, itu adalah bonus," candanya yang disambut tawa hadirin.

Lebih lanjut Anis bercerita kalau dirinya adalah jebolan pesantren selama 6 tahun. Dimana pesantren ternyata bisa melahirkan tokoh-tokoh besar. "Saya dengar Gus Dur pernah mondok disini," ujarnya.

Dalam kesempatan ini Kyai Thohir, salah satu Kiai yang datang dalam acara tersebut berpesan agar PKS dapat memberi warna politik nasional yang Islami.

"Kita ingin politik nasional menjadi politik yang Islami dengan adanya PKS," tandasnya.

Silaturrahmi PKS dengan para kiai kampung ini pun berlangsung gayeng. Selain tuan rumah pimpinan Ponpes Ponnco KH Nurkholis, para kiai kampung yang hadir antara lain KH Fatkhurrohman, KH Tohir, KH.Syaifudin, KH.Muslim Saleh, KH.Hasyim Asari, KH.Muh Mughni, KH.Damroji, KH.Abdul Hamid, KH.Rifai.

Beberapa tokoh teras partai Islam selain PKS juga turut hadir dalam pertemuan tersebut. Mereka diakui KH Nurkholis sebagai alumni Ponpesnya. "Gambar berbeda-beda tidak apa-apa, yang penting sama-sama Islam,"ungkap Nurkholis.

READ MORE ... Monggo di-Klik

Azas Musyawarah versus Democracy Crazy

 

Sistem Demokrasi telah menenggelamkan ke-Indonesiaan kita, tidak lagi ada tokoh nasional yang kuat dan menjadi panutan semua lapisan masyarakat (lintas partai dan non-partai), mereka digantikan oleh tokoh politik yang dikampanyekan 5 tahun sekali. Pamor mereka telah dirampas oleh tokoh-tokoh politik yang lahir dari partai dan citra politik  dibesarkan oleh media massa yang lacur dan idealisme pers bisa dibeli dengan uang. Politik Indonesia saat ini sangat beraroma UANG (baik dalam rekruitmen maupun berapa besar kontribusi (uang) setelah lolos masuk DPR dan pemerintahan). 

Koruptor besar, komprador zionist, antek asing dan pengkhianat bangsa bisa dicitrakan sebagai politikus bersih dengan kekuatan uang dan media massa. Semua tokoh politik adalah tokoh Partisan dibesarkan oleh partai dan dengan kekuatan uang partai baru bisa dijadikan kuda Troya oleh para kapitalis laknat.

Tidak diragukan lagi Democrazy (Democracy Crazy) sudah menjadi mainstream dunia. Demokrasi sudah sangat melewati batas dan telah mematikan nilai-nliai sosial lokal, etika moral dan nilai-nilai agama. Demikian juga demokrasi yang diekspor dari alam pemikiran dunia Barat ini telah mencengkeram kuat sistem politik di Indonesia. 

Secara konstitusional sebenarnya NKRI adalah negara yang berlandaskan syariat Islam, melalui kesepakatan para ulama dengan kaum nasionalis dalam persiapan kemerdekaan pada waktu itu telah terbentuk Piagam Jakarta. Namun dalam perjalanannya kaum nasionalis sekuler menghianati kesepakatan tersebut. Salah satunya ialah bentuk negara yang secara kontitusi disebutkan bahwa Indonesia adalah negara musyawarah yang tercantum dalam sila ke-4, namun oleh rezim yang berkuasa sejak awal kemerdekaan hingga hari ini diselewengkan menjadi negara demokrasi. Akibatnya selama puluhan tahun rakyat dicekoki dengan pemahaman demokrasi, sistem kufur dari bangsa barat. Dan tidak sedikit pula yang akhirnya tersesatkan dengan menyamakan bahwa demokrasi adalah musyawarah itu sendiri. Demikian penjelasan Habib Rizieq dalam ceramahnya tentang NKRI Bersyariah beberapa waktu lalu di Bojong Gede Bogor.

“Musyawarah itu beda dengan demokrasi. Musyawarah itu ajaran Islam, perintah Allah Swt sedangkan demokrasi itu sistem batil, sistem kufur dari orang-orang kafir yang haram untuk diikuti,” ujar Habib. Sementara dalam sistem demokrasi, ide sinting dan kegilaan melebihi hewan seperti Gay dan Lesbian bisa masuk UU perkawinan jika mendapatkan suara mayoritas di parlemen.

“Dalam musyawarah segala apa yang sudah ada ketetapan hukum dari Allah dan Rasul-Nya itu tidak boleh dirubah, yang di musyawarahkan hanya teknisnya saja. Contohnya seperti minuman keras, hukumnya sudah haram tidak boleh diganti lagi. Namun berbeda dengan demokrasi, dengan suara terbanyak minuman keras menjadi boleh, contohnya seperti Kepres No 3/thn 1997 tentang bolehnya miras beredar di masyarakat dengan kadar dibawah 5%,” papar ketua umum FPI ini.

Tentang hukumnya demokrasi, secara tegas Habib Rizieq juga mengatakan bahwa demokrasi itu haram dan lebih bahaya dari babi. “Demokrasi lebih bahaya dari babi. Jika kita colek babi itu terkena najis mugholadoh, dan jika dibersihkan 7 kali maka kembali suci. Jika dimakan dagingnya kita akan berdosa namun tidak jatuh kafir. Namun jika demokrasi dibenak kaum muslimin maka dia ridho hukum Allah dipermainkan, maka dia bisa murtad keluar dari islam. Demokrasi bisa memurtadkan kita,” tegas Habib.

“Maka dari itu mulai saat ini, buang jauh-jauh dari pikiran kita bahwa Indonesia negara demokrasi, ganti dengan bahwa negara Indonesia adalah negara musyawarah. Itulah yang sesuai dengan landasan konstitusional dan cita-cita para pendiri bangsa ini,” pesannya.

READ MORE ... Monggo di-Klik

Dunia Politik Indonesia di Pintu Gerbang Democrazy Ultra Modern

 

Tidak diragukan lagi Democrazy (Democracy Crazy) sudah menjadi mainstream dunia. Demokrasi sudah sangat melewati batas dan telah mematikan nilai-nliai sosial lokal, etika moral dan nilai-nilai agama. Demikian juga demokrasi yang diekspor dari alam pemikiran dunia Barat ini telah mencengkeram kuat sistem politik di Indonesia.  Dalam sistem ini ide sinting dan kegilaan yang melebihi perilaku hewan seperti Gay dan Lesbian bisa masuk UU perkawinan jika mendapatkan dukungan mayoritas di parlemen.

Democrazy Partisan

Demokrasi telah menenggelamkan ke-Indonesiaan kita, tidak ada lagi tokoh nasional yang kuat dan menjadi panutan semua lapisan masyarakat (lintas partai dan non-partai). Pamor mereka telah dirampas oleh tokoh-tokoh politik yang lahir dari partai dan citra politik  dibesarkan oleh media massa yang lacur dan idealisme pers bisa dibeli dengan uang. Politik Indonesia saat ini sangat beraroma UANG (baik dalam rekruitmen maupun berapa besar kontribusi (uang) setelah lolos masuk DPR dan pemerintahan).  Semua tokoh politik adalah tokoh Partisan yang dibesarkan oleh partai.

Demokrasi Indonesia saat ini adalah demokrasi Liberal dan mencoba mengidentifikasi dengan demokrasi Amerika yang penguasa politik sebenarnya adalah lobby Yahudi (jaringan konglomerat Yahudi).  Para konglomerat Indonesia saat ini bisa membeli politikus Senayan, atau bahkan mereka sendiri yang menahkodai partai besar.  Jika Indonesia dikuasai oleh tikus-tikus politik dan dikendalikan oleh para saudagar maka yang berlaku adalah pemerintahan Indonesia dikelola Manajemen Dagang – mengikut mainstream kapitalisme global. Dan secara politik dan ekonomi RI hidup disela-sela ketiak Paman Sam. 

Bagi mereka subsidi untuk rakyat miskin sangat merongrong devisa negara, merugikan keuangan negara dan sebisa mungkin dihapuskan. Maka tidak aneh jika KRL Ekonomi angkutan murah untuk rakyat urban, menurut rencana, akan sepenuhnya dilenyapkan dari Jabodetabek mulai Juli 2013 mendatang.

Democrazy dan HAM Ultra Modern

Pendiri Soegeng Sarjadi Syndicate (SSS) Soegeng Sarjadi mengatakan, saat ini Indonesia  sudah memasuki politik ultramodern.  Demokrasi telah menjadi ANAK HARAM. Kapitalisme dan Liberalisme pun sudah selayaknya kita menolaknya. Jika dikatakan kedaulatan dari rakyat dan untuk rakyat. Faktanya rakyat yang mana yang menikmati kemenangan politik kecuali hanya segelintir tiku dan kaum saudagar yang mensponsori dana kampanye atau bahkan para antek pihak asing yang mau menjual negaranya atau pembela HAM Barat.

Salah satu tanda politik ultramodern adalah munculnya anggapan bahwa melarang pernikahan sesama jenis dianggap sebagai pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM).
“Padahal perkawinan sejenis justru  membuat manusia lebih rendah daripada binatang,” ujar Soegeng dalam Seri Kuliah Umum Soegeng Sarjadi Syndicate di Jakarta, Rabu (27/03/2013) seperti dilansir hidayatullah.com.

Kucing jantan, kata Soegeng,  dicampurkan dengan kucing jantan saja berkelahi. Jadi, Soegeng pun menganggap tuntutan HAM ini sudah berlebihan.

Dia mencontohkan, upaya George W. Bush saat melarang perkawinan sesama jenis di Amerika Serikat telah dianggap melanggar HAM. Menurutnya, hal tersebut bentuk politik ultramodern yang kebablasan.

“Jangan sampai Indonesia seperti itu,” terangnya.

Saat ini, ujar Soegeng, uang merupakan penggerak politik utama. “Dulu ada istilah sugih tanpo bondo, nglurug tanpo bolo. Namun sekarang tidak mungkin sugih tanpo bondo (baca: kaya tanpa harta),” ujarnya, diberitakan Waspada. Ini juga merupakan salah satu ciri politik ultramodern di Indonesia.

Politik ultramodern, kata Soegeng, juga terlihat dari banyaknya pengusaha yang membeli partai politik. Padahal seharusnya berpolitik itu membawa amanat yang lebih baik, bukan hanya untuk mencapai kekuasaan.

READ MORE ... Monggo di-Klik

INDONESIA MENGGUGAT : INIKAH FAKTA SISTEM HUKUM KITA?

 

KUHP itu dibuat pada 1830 dan dibawa ke Indonesia pada 1872. Pemerintah kolonial memberlakukan KUHP secara nasional di Indonesia pada TAHUN 1918 hingga sekarang. Namun ketentuan tersebut direvisi dalam Rancangan KUHP.  Lalu sebenarnya kemerdekaan seperti apakah yang dicita-citakan oleh kita semua, termasuk yang mengklaim sebagai “Founding Father” dan penguasa otoriter Sukarno dan Suharto. Alangkah naifnya jiwa dan mental inlander kita karena hingga saat ini kita masih setia dan rela mewarisi sistem hukum yang dibuat sang Penjajah hampir 200 tahun yang lalu. Alangkah hebatnya bekas majikan kita ini, seakan sebuah kesalahan bahwa kita telah mengkhianati mereka dengan memerdekakan diri.

Indonesia dinyatakan merdeka, tetapi seperti kemerdekaan setengah hati, karena warisan hukum penjajah kita lestarikan dan setiap produk hukum baru mengacu pada KUHP. Dimanakah kakikat kemerdekaan sejati jika kita masih tersandera dengan rasa hormat kepada para meneer Belanda (warisan hukum), dan kini majikan baru yang lebih besar – Paman SAM – datang, dan setiap pintaannya kita isitmewakan.

Sementara sistem hukum yang berlaku saat ini sudah bermetamorfose sedemikian rupa sehingga Negara ini berubah menjadi negara mafia. Hukum hanya keras dan kejam ke rakyat kecil. Pejabat dan tokoh yang secara sangat jelas kriminal bisa melenggang dan kebal hukum.  Warisan hukum yang bertentangan dengan nilai moral dan sosial juga tetap terpelihara selama lebih dari seabad.

Salah satu contoh kecil tentang hukum kita. Belanda tidak memidana pasangan kumpul kebo tercermin dalam KUHP yang berlaku hingga saat ini.  Namun ketentuan tersebut direvisi dalam Rancangan KUHP. Pasal 485 Rancangan KUHP menyebutkan Setiap orang yang melakukan hidup bersama sebagai suami istri di luar perkawinan yang sah, dipidana penjara paling lama 1 tahun atau pidana paling banyak Rp 30 juta.   

Dan ini opini hukum seorang ahli hukum yang bebas moral,

Pakar hukum pidana Prof Dr Andi Hamzah menilai mempidanakan pelaku kumpul kebo tidak selaras dengan hukum adat bangsa Indonesia. Di beberapa daerah, kumpul kebo ditolerir dan mereka bisa memisahkan diri dari Indonesia apabila RUU KUHP disahkan.

Mereka ngotot memasukan kumpul kebo di hukum. Kita ini di Indonesia, di Manado ada yang namanya bakupiara, itu tidak dilarang (tapi) tidak dibolehkan. Jadi kalau terjadi dibiarkan saja," kata Hamzah di Warung Daun, Jalan Cikini Raya, Jakarta Pusat, Sabtu (http://news.detik.com 23/3/2013).

Hamzah membeberkan ada tiga daerah di Indonesia yang memperbolehkan kumpul kebo yaitu Bali, Mentawai, dan Minahasa. Bila pasal ini diterapkan, Hamzah mengkhawatirkan terjadinya intervensi adat yang mengarah pada tindakan pemisahan diri dari NKRI.  Sungguh teramat berbahaya ahli hukum kita ini karena opini hukumnya sangat menyesatkan. Begitu mudahnya mengobarkan ancaman disintegrasi NKRI ketika kita memulai asa untuk memperbaiki moral anak-anak kita

Penegakan etika dan moral anak bangsa di ranah hukum, disabot dengan ancaman potensi disintegrasi NKRI. Seolah NKRI harga mati, sementara ketika majikan besar kita menginginkan Timor-Timur melepaskan diri dari NKRI, sama sekali tidak ada pembelaan yang sungguh-sungguh.  Kemana mereka selama ini? Dasar antek-antek asing!

Sekali lagi saya ulangi menegakkan moral anak-anak kita dihadapkan ancaman ini :

Ada 3 daerah di Indonesia mentolerir kumpul kebo, jadi kalau ada pasal ini bisa banyak daerah mungkin memisahkan diri. …," ujar Hamzah. Tetapi benarkah Bali akan memisahkan diri karena usulan RUU Anti Kumpul Kebo (Perzinahan)?

Astaghfirullah, Arswendo cengengesan, setuju banget kumpul kebo

Budayawan dan wartawan senior di Kompas Arswendo Atmowiloto, dalam sebuah acara debat di TV One, menyebutkan kumpul kebo tidak perlu diatur-atur dalam Undang-undang. Arswendo mengatakan, kalaupun ada sanksi di masyarakat jika terjadi kumpul kebo, itu sudah lebih dari cukup, ketimbang pidana. “Kok diatur-atur, kurang kerjaan saja. Nanti onani pun diatur,” ujarnya cengengesan meledek.

Musthofa B. Nahrawardaya dari Indonesian Crime Analyst Forum (ICAF) menanggapi opini konyol Arswendo dengan menyebut sebuah petuah di Bali tahun 1800-an :

“Seseorang yang belum sah bersuami dan beristri tak boleh melakukan kumpul kebo. Adapun sanksinya, masih petuah Bali, kalau suami melaut istri tidak boleh selingkuh, nanti kena bencana. Ini bukan dari Islam lho, tapi dari Bali yang Hindu.”


READ MORE ... Monggo di-Klik

Kenali “Habib” Abdurrahman Assegaf

 

Kita harus selalu melakukan tabayyun atas semua informasi sangat penting dan sensitif. Jika harus menggali dari sumber-sumber informasinya, kenali sumber informasi yang valid dan memiliki kredibilitas.  Jangan terpedaya dengan citra figur hanya karena “dibesarkan oleh media besar” dan gelar yang bisa dipalsukan.

Siapakah sebenarnya “Habib” Abdurrahman Assegaf? Dia menjadi sorotan Setelah membuat kontroversi dengan menuduh Nur Hasbi, alumnus Pondok Pesantren Ngruki sebagai sebagai pelaku peledakan di hotel JW Marriot dan Ritz Carlton (yang kemudian terbukti sebagai tuduhan palsu dan ngawur karena ternyata tidak sesuai dengan hasil penyelidikan), Dia baru-baru ini kembali bikin fitnah di Masjid Al Munawarrah, Pamulang.

“Habib” dari Jalan Mardani

Sebelumnya, Ustadz Abu Bakar Baasyir pernah menyatakan bahwa Abdurrahman Assegaf merupakan habib palsu yang disewa Amerika Serikat atau CIA dengan imbalan uang. Bahkan secara tegas Ustadz Abu Bakar Baasyir pernah mengatakan :

“Abdurrahman Assegaf itu bukan habib, dia itu preman. Semua habib sudah bilang kepada saya kalau dia bukan seorang habib,” kata Baasyir usai mengisi pengajian di Masjid Al Ikhlas di Semarang, Sabtu (25 Juli 2012) malam.

Santernya berita bahwa Abdurrahman Assegaf adalah habib palsu sebenarnya sudah beredar luas di internet. Disebut-sebut, Abdurrahman Assegaf bernama asli Abdul Haris Umarella bin Ismail Umarella, putera Tulehu, Ambon.

Bahkan menurut sumber terpercaya arrahmah.com, yang juga merupakan temannya sewaktu bersekolah di SMP Negeri 2, Mardani Raya, daerah Percetakan Negara, Jakarta Pusat, dia dikenal dengan nama Amsari Omarella. Ibunya berasal dari Ambon, dan ayahnya dari Makasar. Dari sini, gelar habib semakin jauh dari Abdurrahman Assegaf alias Abdul Haris, alias Amsari.

Setelah lulus SMP Negeri 2, habib palsu ini melanjutkan pendidikan ke SMAN 68 (angkatan 85) dan kuliah di UnKris (Universitas Krisna Dwipayana) – yang kampusnya berdekatan dengan Universitas asy-Syafi’yyah, Pondok Gede, Bekasi. Masih menurut sumber yang terpercaya, kali ini kawan dia semasa bersekolah di SMA Negeri 68, di  Jalan Salemba Raya, Jakarta Pusat, bahwa Abdurrahman Assegaf ini siswa SMAN 68, jurusan IPS. Menurut sumber tersebut habib palsu alias Abdurrahmah Assegaf, alias Amsar terlihat biasa-biasa saja ketika di SMAN 68. Hanya saja menurut sumber tersebut, dia sudah tidak begitu suka dengan kegiatan rohis dan tidak mendukung pemakaian jilbab pada masa itu.

Tidak diketahui sejak kapan gelar habib bercokol di depan namanya. Menurut kawannya di SMPN 2, Abdurrahman pernah menunjukkan sertifikat yang menyatakan bahwa kini dirinya sudah resmi menjadi seorang habib. Tambah aneh, apakah gelar habib harus dikeluarkan melalui sebuah sertifikat?

Siapa Habib (Palsu) Abdurrahman Assegaf ?

Waspadai Habib Palsu

Kini, semua berpaling kepada ummat, untuk menilai dan bersikap terhadap habib palsu ini. Masalahnya, gelar habib di negeri ini begitu tinggi dan mulia, yang bahkan terkadang sudah di luar koridor syariat Islam. Dikhawatirkan, oknum semacam habib (palsu) Abdurrahman Assegaf ini memanfaatkan dan memanipulasi gelar habib palsunya tersebut untuk kepentingan pribadi, keluarga, maupun kelompoknya. Nama atau para ulama yang memang bergelar habib tentunya akan tercoreng dengan ulah oknum yang mengaku-ngaku habib ini.

Bukan tidak mungkin, ummat akan terpedaya, ikut begitu saja, tanpa kritis melihat dan mempertimbangkan ucapan si habib palsu ini dari sisi Al Qur’an dan As Sunnah. Hal itulah yang saat ini diperlihatkan oleh habib (palsu) Abdurrahman Assegaf, dan harus segera dihentikan.  Semoga hal ini bisa menjadi pelajaran berharga untuk ummat, agar tidak mudah tertipu gelar-gelar, pencitraan dan penampilan,

Bertabayyun lah dan konfirmasi atas setiap kebenaran informasi. Jika tuduhan ini benar, ini perbuatan laknat karena berdusta atas nama Rasulullah SAW  – dengan menisbathkan dirinya sebagai keturunan Nabi Muhammad Shallaallaahu ‘alaihi wa salam. 

Wallahu’alam bis showab!

READ MORE ... Monggo di-Klik

Garam - Ekstrak Lemon Menjadi Bahan Bikin Senjata Mematikan

 

Keterbatasan dan kondisi maut mengancam setiap saat di Suriah memicu kreatifitas luarbiasa. Garam dan Lemon dapat menghasilkan rampasan perang peluncur roket RPG, senapan serbu AK-47, magazin  dan mesiu. Dan semua itu terjadi dalam perang yang tidak berimbang antara Mujahiddien Suriah dan tentara bangsat Bashar Assad. Allaaahu Akbar walillaahil hamd.

Di Suriah, garam dan lemon pun jadi bahan pembuatan senjata

A young man works on the production of hand made missiles in a secret factory in Al-Bab, 30 kilometers from Aleppo. (AFP)

Pertempuran di Suriah semakin sengit, meskipun teknologi persenjataan antara kubu musuh dan Mujahidin jauh berbeda. Pihak rezim Assad memiliki persenjataan canggih yang lengkap, sedangkan Mujahidin menggunakan senjata apa adanya yang di antaranya mereka rakit sendiri.

Kekurangan senjata tak membuat Mujahidin patah semangat dan kehilangan kreatifitas, justru kreatifias muncul di tengah-tengah keterbatasan. Bahkan garam dan lemon pun jadi bahan pembuatan senjata.

Di antara Mujahidin yang merakit senjata sendiri adalah para anggota Tentara Pembebasan Suriah (FSA). Mereka mengembangkan senjata mereka sendiri untuk “bermain” di medan Jihad melawan pasukan rezim Assad.

“Saya dan kelompok saya mengambil pertempuran ini sebagai kasus saling menguntungkan, jadi kami harus memainkan permainan bertahan hidup paling kuat dan mempertahankan diri-diri kami dari serangan-serangan para binatang ini (tentara rezim -red),” kata Abu Hasan, seorang letnan FSA di provinsi Aleppo, dalam sebuah laporan ekslusif Al Arabiya.

Tim Abu Hasan terdiri dari 57 anggota, delapan dari mereka mampu merancang dan membuat senjata-senjata unik, menurut Abu Hasan.

“Tidak semua senjata kami akurat dan kami mendapati beberapa meleset sesekali , tetapi itu adalah bagian dari perjuangan dalam peperangan. Namun senjata-senjata buatan tangan ini memberikan kami kekuatan yang kami butuhkan untuk membunuh beberapa dalam setiap serangan yang kami lancarkan,” tutur Abu Hasan.

Unit Abu Hasan memproduksi rata-rata 18-30 roket buatan sendiri setiap harinya, dan telah membuat peluncur roket dengan menggunakan bahan-bahan rumah tangga yang mudah didapat di dapur seperti garam atau ekstraksi asam dari lemon.

Menurut Abu Hasan, timnya khusus melaksanakan pertempuran darat, namun di bagian lainnya di kota Aleppo Abu Hasan menyaksikan temuan yang lebih maju secara teknis, di mana pesawat-pesawat tempur rezim telah ditembak jatuh oleh Mujahidin dengan menggunakan artileri buatan tangan sendiri.

“Rezim (Assad) meremehkan kemampuan mental rakyat Suriah… meskipun banyak dari kami yang tidak berpendidikan, kami berusaha untuk menciptakan dari nol untuk menghancurkan mesin-mesin yang sangat besar (milik rezim),” katanya.

Abu Hasan mengatakan bahwa senjata-senjata sederhana buatan tangan sendiri adalah investasi yang besar. Unitnya telah mampu membuat kemajuan melawan tentara rezim Assad dan mendapatkan ghanimah yang bisa memperkuat mereka.

“Setiap roket yang sukses diluncurkan, sebagai imbalannya kami menerima RPG-7, AK-47, dan amunisi-amunisi dan itulah bagaimana kami dapat tumbuh lebih kuat,” katanya, Al-Arabiya melaporkan.

- See more at: http://www.arrahmah.com/news/2013/03/16/di-suriah-garam-dan-lemon-pun-jadi-bahan-pembuatan-senjata.html#sthash.XxZSpxvU.dpuf - See more at: http://www.arrahmah.com/news/2013/03/16/di-suriah-garam-dan-lemon-pun-jadi-bahan-pembuatan-senjata.html#sthash.XxZSpxvU.dpuf

READ MORE ... Monggo di-Klik
Word of the Day

Article of the Day

This Day in History
Sanden Yogyakarta Jakarta Slideshow: Yusuf’s trip from Jakarta, Java, Indonesia to Yogyakarta was created by TripAdvisor. See another Yogyakarta slideshow. Create your own stunning slideshow with our free photo slideshow maker.
Free Backlinks Online Users

Google Translate

Add to Google
Translate to 32 LANGUAGES
Jpn
Indonesia

Sayangi Kendaraan Anda
ASURANSI MOBIL SHARIAH
contact :
yusuf.edyempi@yahoo.com
SMS......:...0815 8525 9555

.

Statistic

danke herzlich für besuch

free counters

SEO for your blog

sitemap for blog blogger web website
Webmaster Toolkit - free webmaster tools
Google PageRank Checker

Recent flag visits


bloguez.com

STAGE OF MODERN CIVILIZATION SOME GREATEST ACHIEVERS OR THE ONES HISTORY WOULD REMEMBER SOME WAY - CAN YOU TRACK THEM BY NAME?