Umat Islam seluruh dunia, khusunya Indonesia, memang benar-benar dihadapkan pada tantangan sangat berat meng-counter isu-isu yang melemahkan pelaksanaan ajaran Islam bagi pemeluknya. Suka atau tidak suka muslim Indonesia menghadapi masalah pornografi, lesbian, budaya pop ala amerika, transgender, isu HAM dengan standar ganda (Hak asasi Manusia sebaliknya sering bertentangan dengan hak yang menciptakan manusia – Allah SWT), kesetaraan gender dan banyak lagi agenda Barat untuk umat Islam. Semua lekat di sekitar kehidupan kita 24 jam sehari.
Salah satu media representasi hedonis budaya pop ala Amerika adalah TV. Banyak acara populer diadopsi dari acara yang sedang populer di Amerika. Salah satunya Indonesian Idol yang di-set ulang dari American Idol.
Ada satu hal menarik, sehingga satu “tokoh besar yang kontroversial” pembaharu hukum syariat Islam sekaliber Musdah Mulia sempat-sempatnya mengkritisi penjurian Indonesian Idol. Lalu seperti apa beritanya? Berikut ini bersumber dari Showbiz Vivanews dan Blog Awang Jivi.
Ajang Indonesian Idol mendapat kecaman. Acara dengan konsep “AMERICAN IDOL” ini menampilkan para kontestan berbakat khususnya di bidang tarik suara sama seperti konsep aslinya. Sebenarnya di kalangan umat Islam ini adalah budaya polutan – ajang cari sensasi, popularitas dan penghasil pundi uang bagi yang terlibat. Tentu tidak aneh jika keberatan dan kecaman kalangan Islam tidak akan pernah terangkat media.
Tidak aneh pula apapun opini aktivis perempuan dan tokoh yang selalu mengkritisi nilai-nilai ajaran Islam selalu menjadi berita. Kali ini agak aneh lagi, mereka kritis terhadap “Indonesian Idol.” Kecaman tersebut disuarakan via Aliansi Masyarakat Peduli Acara Televisi Indonesia (AMPATI) dan disampaikan sebagai pengaduan ke Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) pada bulan April 2012 lalu.
AMPATI melaporkan juri ke KPI dan mendapat dukungan dari aktivis perempuan dan para tokohnya seperti Helga Worotijan, Musdah Mulia dan Baby Jim Aditya.
Yang menjadi keberatan dan inti kecamannya adalah dalam acara tersebut Ahmad Dhani dan Anang selaku juri dianggap telah memberikan komentar yang bernada melecehkan terhadap beberapa kontestan pria yang berpenampilan seperti wanita (feminin). Materi aduan menjadi sangat aneh bagi orang awam yang berakal sehat.
Mereka gerah, melihat agenda pembelaan mereka terhadap transgender (bencong banci), kebebasan ekspresi, feminis, lesbian, homosekual dan agenda besar lainnya diganggu oleh juri Indonesian Idol sekalipun. (Meskipun sebenarnya juri Ahmad Dhani atau acaranya juga sangat tidak disukai kalangan Islam yang lurus). Teramat aneh mereka tokoh utama yang memperjuangkan kebebasan berpendapat, tetapi mereka justru sangat tidak menghargai pendapat otoritas sang juri Indonesian Idol ketika mulai mengganggu agenda utama pembelaan TRANSGENDER (BANCI).
Hal ini ditanggapi pembawa acara (host) Daniel Mananta, dengan mempertanyakan fungsi KPI selama ini yang dianggap terlalu memberi kebebasan untuk penampilan seperti itu. Mantan VJ di salah satu stasiun TV ini mengatakan bahwa KPI selaku badan yang mengawasi setiap acara televisi di Indonesia seharusnya membatasi penampilan artis pria yang menyerupai wanita atau feminin atau bencong.“ Agenda mereka sama berkait kulindan dengan Irshad Manji yang telah datang ke sini.
“Menurut gue KPI itu seharusnya membatasi dan menurunkan penampilan (rate) para laki yang berperilaku feminin dalam setiap acara televisi, betul nggak ? kalo gue salah tolong betulin “ katanya. Saat ini memang banyak ditemukan acara-acara televisi yang mengumbar gaya feminin yang diperagakan laki-laki (Olga syahputra, Dorce etc.).
Lebih lanjut lagi, Daniel mengatakan bahwa menurutnya, komentar juri seperti itu seharusnya tidak perlu dipermasalahkan. Wajar, begitulah iklim dunia pertunjukan. Apalagi di Amerika sana, acara seperti ini komentarnya pedas-pedas. Kita pun disini punya kebebasan dalam berkomentar. Lalu tidak salah jika kita mengeluarkan sesuatu yang ada dalam fikiran.
--------------------------------------
0 komentar dan respon:
Posting Komentar