Gempabumi 8,9 SR melanda Jepang Utara, Jumat 11 Maret 2011 yang diikuti Tsunami tinggi 10m kebakaran hebat dan kebocoran reaktor nuklir Fukushima telah membuat kerugian sangat signifikan bagi industri asuransi. Khusus untuk kerugian akibat krisis nuklir ini belum bisa diketahui karena masih dalam penyelidikan dan penanggulangan.
Asuransi gempabumi jarang diminati dan closing polis pun disyaratkan membeli asuransi kebakaran atau PAR lebih dahulu. Lalu Masalah sangat sedikit yang ingin meneruskan membeli asuransi gempabumi. Mungkin Jakarta dirasakan aman atau orang memang tidak tahu bahwa 4 kali gempa besar pernah melanda Jakarta yang menyebabkan kerusakan besar dan banjir lumpur. Atau karena rate asuransi gempabumi relatif mahal yaitu 1.25 per seribu, lebih dari 2X lipat Tarif Asuransi Kebakaran.
Kesadaran masyarakat pada pentingnya asuransi sangat tipis, padahal 2/3 wilayah Indonesia rawan gempa karena dilalui Ring of Fire (patahan dan lempeng bumi yang menjalar dari Aceh sampai Maluku dan Sulawesi Utara). Ingat! Sekali saja gempabumi besar melanda akan menimbulkan kerusakan massif dengan potensi kerugian finansial sangat besar.
Pada hari selasa siang, 22 Februari 2011 Gempa bumi New Zealand melanda Christchurch, kota terbesar kedua setelah ibukota Wellington di pantai timur Selandia Baru, Samudera Pasifik Selatan, berlangsung kurang dari 1 menit dan hanya berkekuatan 6,3 SR, namun telah menimbulkan kerugian Industri Asuransi mencapai 11,5 Milliar dollar Selandia Baru setara dengan US $ 8,6 Milliar. Sumber Informasi ini dari perusahaan pemodelan bencana AIR Worldwide. Perusahaan berbasis di AS, yang mengkhususkan diri dalam peramalan biaya bencana alam dan serangan teror.Sepanjang pantai pasifik Timur juga pernah dilanda gempabumi besar, Gempabumi San Fransisco tahun 1906, gempabumi Chile tahun 1960 yang tercatat paling kuat dalam skala 9,5. dan gempabumi Mexico.
Tidak sampai sebulan kemudian, gempabumi kekuatan besar 8,9 SR disertai bencana Tsunami setinggi 10 meter dan kebakaran hebat yang meluas terjadi jauh di Pasifik Utara, tepatnya di Jepang Utara pada siang hari Jumat, 11 Maret 2011. Mengulang gempabumi besar di Kanto, Jepang tahun 1923.
Dikutip dari AFP, EQECAT sesaat setelah kejadian memperkirakan kerugian dari pertanggungan sebesar USD12-25 miliar. Perkiraan sampai akhir Maret 2011, potensi klaim asuransi mencapai US $ 35 Milyar dan klaim asuransi jiwa mencapai US $ 4,9 Milyar. Dan belum memperhitungkan kerugian dari dampak kebocoran reaktor nuklirnya.
"Ini perkiraan kerugian meliputi dampak gempa bumi, berikutnya tsunami dan kebakaran, dan kerugian untuk mobil, kehidupan laut, dan asuransi kecelakaan diri," tambahnya.
Perkiraan kerugian ini tidak memperhitungkan krisis nuklir yang kini berkembang. Pemerintah Jepang tengah berlomba dengan waktu untuk mencegah bencana yang lebih besar akibat nuklir ini, "Perkiraan ini tidak memperhitungkan kerugian terkait dengan darurat nuklir yang saat ini tengah terjadi di pembangkit listrik di wilayah tersebut," katanya.
EQECAT memperkirakan bahwa antara USD2,0 miliar hingga USD4,0 miliar dari kerugian diperkirakan akan ditanggung oleh pemerintah Jepang dari Reasuransi Gempa. (sumber : Okezone, 17 Maret 2011).
----------------------------------------------------------
0 komentar dan respon:
Posting Komentar