Dalam sebuah dialog menarik yang tersebar di berbagai situs internet serta jejaring sosial, ada pelajaran yang sangat baik pada dialog ini. Berikut cuplikannya :
Muslim : Bagaimana Natalmu?
David : Baik, kau tidak mengucapkan Selamat Natal padaku?
Muslim : Tidak, agama kami menghargai toleransi antar agama, termasuk agamamu,
tetapi masalah ini, agama saya melarangnya.
David : Tapi kenapa, bukankah hanya sekedar kata-kata? Teman muslimku yang lain
mengucapkannya padaku.
Muslim : Mungkin mereka belum mengetahuinya. David, kau bisa mengucapkan "Dua
kalimat syahadat"?
David : Oh tidak, saya tidak bisa mengucapkannya. Itu akan mengganggu
kepercayaan saya.
Muslim : Kenapa? Bukankah hanya kata-kata? Ayo, ucapkanlah.
David : Sekarang, saya mengerti.
Dialog ini menggambarkan dengan sangat baik kepada kita tentang hubungan antara muslim dan kristen, khususnya berkaitan dengan Hari Natal. Logika yang sederhana namun cerdas cukup menggambarkan kepada kita bagaimana seharusnya hubungan antara kedua umat yang berbeda keyakinan ini.
Sementara hari ini banyak orang yang dianggap "tokoh" masyarakat level Nasional/Lokal dari kalangan muslim karena sebab kebodohannya dan ingin tampil humanis, pluralis, wisdom, menjadi pahlawan, pemimpin hebat kemudian dengan ringannya mengucapkan "selamat natal" kepada umat kristten tanpa disadari hal tersebut telah merusak akidah dirinya dan umat Islam.
0 komentar dan respon:
Posting Komentar