Theologi Islam dikenal dalam beberapa nama, yaitu Ilmu Kalam, Ilmu Tauhid dan Ilmu Ushuluddin. Untuk selanjutnya kita sebut Ilmu Kalam adalah ilmu yang mampu membuktikan kebenaran Aqidah Islam dan menghilangkan kebimbangan dengan mengemukakan hujjah (dalil) dan argumentasi rasional. Singkatnya adalah ilmu yang memperkuat aqidah Islam di hati dengan dalil kuat dan argumentasi masuk akal.
Kedudukan akal untuk berargumentasi dalam masalah ini hanya membantu memahami dalil masalah aqidah. Sekiranya akal siapa pun orangnya tidak mampu menguraikan kebenaran dalil, maka hal itu karena keterbatasannya sendiri namun harus tetap meyakini kebenaran dalil tersebut. Karena suatu nash Al-Qur’an harus ditafsirkan dengan ayat-ayat lainnya dan hadits-hadits shahih terkait sementara kapasitas ilmu seseorang berbeda-beda.
Disebut Ilmu Kalam karena masalah penting yang dibicarakan mengenai kalaam (firman) Allah yaitu Al-Qur’an.
Ilmu ini merupakan cabang ke-5 dari Ilmu Syari’ah. Pembahasannya menyangkut persoalan aqidah (keimanan – keyakinan) paling mendasar seperti Tauhid atau Monotheism (pengesaan Tuhan), Kehidupan sesudah mati (Alam Kubur, Hari Kebangkitan dan kehidupan Akhirat), Hakikat sifat-sifat Tuhan, Takdir Qodho dan Qodar, Hakikat penciptaan, Hakikat Kenabian, hakikat Al-Qur’an dan makhluk Ghoib (Malaikat dan jin).
Menurut Al Ghozali, Ilmu Kalam bertujuan menjaga aqidah Ahlus-Sunnah dari bisikan Ahlul Bid’ah yang menyesatkan. Allah telah menyampaikan aqidah yang benar kepada hamba-Nya melalui perkataan Rasulullah SAW yang mengandung kebaikan bagi agamanya dan dunia.
Ilmu kalam muncul untuk membela agama Islam, menolak bid’ah sesat dan mengantisipasi masuknya unsur-unsur keyakinan dari luar Islam yang akan merusak aqidah. Hal itu tak terhindarkan karena semakin luasnya penyebaran Islam memasuki wilayah-wilayah agama lain membawa implikasi percampuran aqidah Islam (sinkretism) dengan unsur-unsur lain (paganism, helenisme, filsafat yunani, hindu, israiliyyat, kristen) melalui cara infiltrasi, synthesis dan akulturasi.
Faktanya ancaman tersebut sudah terjadi dan menjadi nyata hingga saat ini. Dalam sejarah Islam ada banyak sekali aliran theologi, baik di kalangan sunni maupun Syi’ah sejak abad 2 Hijrah. Mulai dari Aliran Asy’ariyah, Mujassimah, Mu’tazilah, Maturidiyah, Jahmiyah hingga aliran yang benar2 keluar dari Islam seperti Ahmadiyah dan Isma’iliyah atau sinkretism kedaerahan seperti Islam Kejawen dan sikh (hindu-Islam).
Pada perkembangannya, usaha penterjemahan buku2 filsafat yunani yang dirintis Khalifah Khalid Ibn Yazid (dinasti Umayyah wafat tahun 704 M) membawa arus rasionalisme Islam. Ilmu Kalam pun memasuki persoalan2 filosofis. Pada satu sisi “semangat Penalaran” memicu perkembangan Ilmu Pengetahuan dimana para Theolog Islam (Mutakallimin) berperan besar didalamnya. Namun di sisi lain juga melahirkan banyak aliran theologi.
Wallaahu a’lam bi shawab
0 komentar dan respon:
Posting Komentar