Kamil, menemukan satu
kepompong dan ia pun
menyimpan kepompong
itu ke dalam kotak kayu
kesayangannya. Keesokan harinya ia ajak anak saya, Abdillah untuk menengok kepompong. Dan mereka lihat mulai timbul lubang
kecil pada pompong itu.
Mereka pun segera duduk
mengamati sambil sekali-
kali bercanda riang.
Kenyataannya, kupu-kupu yang cacat karena premature itu menjalani sisa hidup hanya dapat merangkak saja dengan tubuh tetap gembung dan sayap mengkerut, tidak pernah bisa terbang.
Tadabbur :
Yang tidak dimengerti dari kebaikan dan ketergesa-gesaan si Kamil dan Abdillah atau Zia ul Haq dan Nadjwa adalah bahwa kepompong yang menghambat keluarnya kupu-kupu dan perjuangan yang dibutuhkan kupu-kupu untuk keluar melewati lubang kecil adalah jalan Allah untuk memaksa suatu cairan dari tubuh kupu-kupu mengalir ke dalam sayap-sayapnya sedemikian rupa sehingga dia siap terbang begitu memperoleh kebebasan dari kepompong tersebut.
Hikmah :
Perjuangan diperlukan dalam hidup. Jika Allah membiarkan hidup tanpa hambatan, itu akan melumpuhkan kita. Kita mungkin tidak sekuat yang semestinya kita mampu. Kita tidak akan pernah dapat terbang seandainya kita yang menjadi kupu-kupu itu.
Sehingga saya tidak memperoleh apa yang saya inginkan, tetapi saya mendapatkan segala yang saya butuhkan.
Relate to :
Jenderal Douglas A. MacArthur (terjemahan)
Menjadi manusia yang cukup kuat untuk mengetahui ...........kelemahannya,
dan cukup berani untuk menghadapi dirinya sendiri ...........disaat ia ketakutan;
Orang yang bangga dan tidak membungkuk dalam ...........kekalahan yang jujur,
dan rendah hati dan lembut dalam kemenangan.
Bentuklah ia menjadi manusia yang berhasrat .... . .mewujudkan cita-citanya
dan tidak hanya tenggelam dalam angan-angannya saja.
Seorang putra yang sadar bahwa mengenal Engkau-dan juga
mengenal dirinya sendiri adalah landasan segala ilmu pengetahuan.
Tuntunlah dia, saya mohon, tidak di jalan kemudahan dan kenyamanan,
tetapi di bawah tekanan dan desakan kesulitan dan tantangan.
Di sini, biarkan dia belajar untuk tegak berdiri di tengah badai;
di sini, biarkan dia belajar mengasihi mereka yang jatuh tidak berdaya.
Bentuklah putraku seorang yang berhati bersih, bertujuan tinggi;
Seorang yang menguasai dirinya sebelum berusaha menguasai orang lain;
Orang yang belajar mengerti makna tertawa ceria
tanpa melupakan makna tangis duka;
Orang yang meraih masa depan, namun tak pernah lupa masa lalunya
Dan setelah semua hal-hal ini, Tuhan
Saya pun bermohon, berikanlah ia cukup rasa humor
Sehingga ia selalu bisa serius,
namun tetap mampu menikmati hidupnya
Beri dia kerendahan hati, sehingga ia selalu ingat
kesederhanaan dari keagungan sejati,
pikiran terbuka terhadap sumber kearifan sejati,
dengan kelembutan dari kekuatan sejati.
Lalu aku, ayahnya, akan berani berbisik,
"Aku tidak hidup sia-sia."
<The End of Poem>
Doa pengharapan besar seorang ayah sekaligus pembelajaran luarbiasa Character Building
http://b-29s-over-korea.com/General_MacArthur/images/FIRST_DAY_COVERS/Mac-FDC.jpg Build me a son, O Lord, Who will be strong enough to.know when he is weak, |
Resource : http://1stholistic.com/reading/liv_poem-build-me-a-son.htm
< Wa billaahit taufiq wal hidayah >
The Quote Inspire Me to Islam
0 komentar dan respon:
Posting Komentar