Awalnya Semua penulisan source code termasuk pengaturan presentasi ditulis dalam tag HTML. Kemudian dirintis penulisan kode pengaturan presentasi dokumen secara tersendiri.
Nama Cascading Syle Sheets didapat dari fakta bahwa setiap deklarasi style yang berbeda-beda dapat diletakkan secara berurutan, membentuk hubungan parent-child pada tiap deklarasi style. CSS merupakan bahasa pemrograman untuk mengkontrol beberapa komponen web sehingga lebih terstruktur dan seragam.
Dengan CSS dimungkinkan tampilan page sama dengan format berbeda dan merupakan bahasa style sheet yang mengatur dan mengendalikan gambar, bagian body, tabel, border, warna hyperlink / mouseover, spasi paragraf, spasi teks, margin kiri/kanan/atas/bawah dan parameter lain.
Sintax Dasar Kode CSS
Bentuk penulisan dasar CSS adalah :
selector {property : value}
Selector = tag HTML atau elemen (baik class maupun id) yang akan diatur. Bagian diapit '{}' disebut declaration terdiri 2 unsur, property dan value.
1). Property = atribut elemen yang ingin ditentukan nilainya.
2). Value = nilai dari atribut elemen, bisa berupa angka dan text.
Pada EDIT HTML, sering dijumpai kode berikut :
h1 {
color: #0789de; (bisa dalam bentuk---> color: red;
}
tag header atau h1 = Selector
color = property
#0789de = value
Perhatikan pendefinisian property dan atribut berada diantara tanda "{ }" dan pendefinisian value dengan tanda " : "dan diakhiri " ; "
Contoh Berkas CSS
<html>
<head>
<style type="text/css">
body {
background-color:#d0e4fe;
}
h1 {
color:orange;
text-align:center;
}
p {
font-family:"Times New Roman";
font-size:20px;
}
</style>
</head>
<body>
<h1>CSS example!</h1>
<p>This is a paragraph.</p>
</body>
</html>
Sifat CSS
Pertama, penulisan (script) CSS terintegrasi dengan penulisan HTML dalam desain website. Kalau halaman web yang lain akan didesain dengan model sama, maka skrip CSS itu harus dimasukkan lagi ke dalam halaman web yang lain itu. Atau lebih dikenal sebagai CSS Internal.
Kedua, penulisan script CSS dipisahkan dalam file tersendiri. Sehingga bisa digunakan lagi dalam pembuatan website lain dengan model sama, maka cukup menggunakan semacam tautan menuju berkas CSS tersebut. Kelebihan cara kedua adalah HTML bisa merekomendasikannya untuk pihak luar. Atau lebih dikenal sebagai CSS Eksternal.
Penulisan CSS
CSS Internal memiliki 2 cara penulisan dan 1 cara penulisan CSS Eksternal.
A. Metode Penulisan CSS Internal
(1). Metode Inline Style Sheet
CSS didefinisikan langsung pada tag HTML bersangkutan. Cara penulisan dengan menambahkan atribut style="..." dalam tag HTML tersebut. Style ini hanya berlaku pada tag bersangkutan, dan tidak berpengaruh pada tag yang lain. Contoh Metode Inline Style Sheet :
<head>
<title>Contoh Bentuk Inline</title>
</head>
<body bgcolor="#FFFFFF">
<p id="cth1">
Ini adalah contoh tag P tanpa diformat menggunakan CSS </p>
<p id="cth2" style="font-size:20pt">
Tag P ini diformat dengan besar font 20 point </p>
<p id="cth3" style="font-size:14pt; color:red">
Tag P ini diformat dengan besar font 14 point, dan menggunakan warna merah </p>
</body>
</html>
(2). Metode Embedded Style Sheet
CSS didefinisikan terlebih dahulu dalam tag <style> ... </style> di atas tag <body>. Pada pendefinisian ini disebutkan atribut2 CSS yang akan digunakan untuk tag-tag HTML, yang selanjutnya dapat digunakan oleh tag yang bersangkutan (tag-tag yang ada diantara <body> … </body>.
Contoh penggunaan CSS dengan metode Embedded Style Sheet :
<html>
<head>
<title>Contoh Bentuk Embedded/title>
</head>
<style>
body {background:#0000FF; color:#FFFF00; margin-left:0.5in}
h1 {font-size:18pt; color:#FF0000}
p {font-size:12pt; font-family:arial; text-indent:0.5in}
</style>
<body>
<h1 id="cth1">Judul ini berukuran 18 dengan warna merah!</h1>
<p id="cth2">Tag p ini di format dengan besar font 12 point dengan tipe font Arial dan mempunyai identasi 0.5 inch </p>
<p id="cth3">Yang perlu diperhatikan juga bahwa body disini telah diformat dengan margin kiri 0.5 inch dan warna background biru</p>
</body>
</html>
B. Metode Linked Style Sheet (Untuk CSS Eksternal)
Metode ini hampir sama dengan metode Embedded Style Sheet, hanya saja pendefinisian tag <style> ... </style> dibuat file terpisah dari file HTML yang membutuhkan CSS. File tersebut disimpan dalam format .css.
Pada berkas HTML yang akan menggunakan berkas CSS, harus dibuat tag <link> yang dituliskan di antara tag <head> ... </head>.
Contoh (simpanlah dengan nama - contoh.css) :
<style>body {background:#0000FF; color:#FFFF00; margin-left:0.5in}
h1 {font-size:18pt; color:#FF0000}
p {font-size:12pt; font-family:arial; text-indent:0.5in}
</style>
Penggunakan CSS
* Didukung oleh kebanyakan browser versi terbaru.
* Fleksibel dalam penempatan layout. Dalam layouting CSS ada Z - index
untuk menempatkan objek dalam posisi yang sama.
* Menjaga HTML dalam penggunaan tag dalam jumlah minimal.
Hal ini berpengaruh terhadap ukuran berkas dan speed pengunduhan.
* Bisa menampilkan konten utama terlebih dahulu, sementara tampilan
gambar menyusul.
* Penerjemahan CSS setiap browser berbeda, layout akan berubah jika
dilihat dari berbagai browser
* CSS layouting "Masa Depan" dengan penggabungan bersama XHTML.
------------------------------------------
0 komentar dan respon:
Posting Komentar