KRONOLOGI TAKDIR
Masalah takdir adalah rahasia Allah, namun Allah juga menganugerahkan akal manusia untuk lebih mengenal Tuhan Pencipta termasuk memahami konsep takdir dalam lingkup alam semesta (universe) dan bagaimana urutan waktunya? Pendekatan ini bersifat hypothesis karena bagaimanapun juga masalah takdir adalah wilayah domain Tuhan Pencipta Alam Semesta.
Berikut ini kronologi takdir yang ditetapkan Allah SWT atas seluruh isi alam semesta bisa disusun sebagai berikut :
1. Seluruh Kejadian alam semesta pasti terikat urutan waktu.
Artinya tidak ada peristiwa di alam semesta yang keluar dari bingkai
Dimensi Waktu. Maka Jika kita melihat film fiksi tentang “Time Machine”
adalah suatu ilusi belaka dan hanya imajinasi yang sudah keluar dari
hukum sunatullah atau hukum sebab-akibat.
2. Sebelum alam semesta diciptakan oleh Allah SWT. Sang “Waktu”
belum ada, dan atau “Waktu” belum berjalan.
Tetapi seluruh ‘potensi’ peristiwa telah berada dalam sebuah rumusan
sunatullah dan termaktub di kitab Lauhul Mahfudz. Banyak ayat Qur’an
memberitakan tentang Lauhul Mahfudz (info ttg ini silahkan di-klik).
3. Ketika alam semesta diciptakan melalui ‘Ledakan Dahsyat’ (Big Bang),
maka semua parameter alam seketika mulai berjalan termasuk waktu.
Saat itulah Waktu = Nol.
(Ini kalau Anda mempercayai ‘Big Bang Theory’. Karena theory ini paling banyak diyakini di dunia Barat sejak diciptakan tahun 1928, untuk menggambarkan bagaimana alam semesta pertamakali diciptakan melalui ledakan Dahsyat.
Al Qur’an memberitakan terjadinya alam semesta hanya 6 hari. Kata ‘hari’ banyak penafsiran dan sangat relatif jika dikaitkan dengan dimensi waktu. Satu hari kita (24jam) adalah waktu Rotasi Bumi merujuk pada gerakan berputar planet Bumi pada sumbunya. Maka kita menemukan ’1 hari’ planet mercurius yang lebih kecil dari BUMI dan juga lebih dekat dengan MATAHARI adalah kurang dari 24 jam.
Lalu bagaimana dengan ‘1hari’ planet yang jauh lebih besar? Bagaimana dengan ‘1 hari’ matahari, tata surya, Andromeda, Super Cluster dan lalu seberapa lama ‘1 harinya’ ALAM SEMESTA? Maka ada penafsiran lain ayat 6 hari penciptaan alam, yaitu ALAM diciptakan dalam 6 ‘tahapan’
4. Saat penciptaan alam ini waktu = nol, Seketika kemudian peristiwa -
peristiwa berjalan dan terikat urutan waktu ; Dahulu kala, dahulu, dulu,
kemarin, tadi, kini, nanti dan kelak dan seterusnya yang sangat relatif.
5. Takdir (Terbaik) ditentukan Allah dalam suatu urutan waktu, sebagai
perpaduan antara hasil dari peristiwa-peristiwa sebelumnya (Qodar)
dan pengaruh dari variabel-variabel yang mengiringi (Qodho).
Qodar adalah ketetapan Allah atas makhluk-Nya sebagai akibat dari peristiwa-peristiwa sebelumnya yang sama sekali tidak melibatkan makhluk bersangkutan. Misalnya si A memiliki darah Belanda dan Jepang dan lahir di Jakarta. Semua itu akibat kakek dari Eropa datang ke Indonesia kawin dengan orang sunda maka lahirlah ibunya si A. Ibunya si A jadi tawanan Jepang di Jakarta tahun 1942 dan diperkosa oleh tentara dari negeri Jepang. Itulah takdir-Qodar dirinya.
Contoh nyata adalah Qodar api bersifat panas atau sifat alami lainnya. Jadi Qodar menyangkut kapasitas pada manusia atau makhluk lainnya.
Qodho adalah ketetapan Allah atas makhluk yang melibatkan takdir Qodarnya dan semua variabel yang terlibat seiring dengan usahanya.
Dalam urutan waktu takdir hari ini ditentukan berdasar peristiwa-peristiwa sebelumnya. Takdir besok ditentukan kejadian-kejadian hari ini dan sebelumnya. Begitulah seterusnya.
6. Pergerakan waktu berbeda-beda antara 1 peristiwa dengan peristiwa
lain, disebabkan ada Relativitas Waktu. (Bandingkan skala waktu yang
terjadi pada Ulat (dalam skala harian) – Manusia (skala tahunan) atau
Bintang (skala milyaran tahun).
Pemahaman faktor relativitas waktu ini akan menjadi semakin rumit saat kita membayangkan Allah menyatakan dalam Al Qur’an bahwa 1 harinya malaikat = 50,000 tahun bagi manusia atau bumi diciptakan dalam 6 hari.
7. Semakin besar Gap Relativitas Waktu yang terjadi, maka arti waktu
bagi manusia seakan menjadi sedemikian pendek dari sudut pandang
alam semesta. Atau sebaliknya kita mengatakan sedemikian singkat
usia ulat dalam hitungan hari.
Maka bagi Allah, misalnya, waktu manusia atau seluruh alam semesta ini
adalah NOL. Bagi ALLAH SWT waktu sama sekali tidak berjalan!.
Mengapa? Waktu adalah makhluk-Nya.
Dan Allah meliputi seluruh waktu (mulai penciptaan hingga lenyapnya dimensi waktu). Karena itu takdir dahulu, kini dan kelak semuanya dalam genggaman dan pengetahuan Allah. Sunatullah ada dalam genggaman Allaahu Rabbul ‘alamiin.
8. Maka penafsiran sifat Allah bahwa “Allah Maha Mengetahui.”
Adalah bahwa Allah ‘berada’ disemua waktu dan tempat. Dan Allah pun mengetahui seluruh takdir makhluk dari awal hingga akhir. Pada saat yang sama uraian diatas menggambarkan inilah Hakikat “Allah Maha Besar” semua diliputi kebesaran Allah.
9. Bagi Allah, seluruh perjalanan waktu yang dialami alam semesta ini
(termasuk manusia) ‘baru dimulai’ dan sekaligus ‘sudah selesai.’
Hitungan milyaran atau triliunan tahun atau tidak terhingga, semua waktu ini bagi Allah adalah “Sekarang.”
Takdir ditetapkan Allah hanya sekali saja, yaitu pada saat “sekarang”
hanya dengan kalimat ‘kun fayakun’ (“Jadilah! Maka (seketika) terjadi”).
Kemudian ‘terurai’ dalam skala waktu berurutan mengikuti hukum sebab akibat (sunatullah).
10. Maka Takdir pun ‘terurai’ lewat suatu formula super rumit mengikuti
model-model statistik multi-variabel dan hasilnya multi-alternatif.
Singkatnya, variabel penyebab takdir tidak terhingga jumlahnya, takdirnya pun memiliki kemungkinan tidak terhingga jumlahnya.
11. Manusia mutlak terikat oleh perjalanan waktu, maka mau tidak mau,
manusia pun terikat hukum sebab-akibat seiring berjalannya waktu
dengan segala kerumitan relativitasnya.
Wallaahu a’lam bis - shawab
0 komentar dan respon:
Posting Komentar