Mereka sangat mengenal Allah, bahkan dikatakan sebelum kelahiran Nabi, pemuka dan tokoh agama Yahudi sangat meyakini akan datang rasul terakhir di Jazirah ARAB dan mengenali ciri nabi yang disebutkan bernama “Ahmad” sebagaimana mereka mengenali anak mereka sendiri.
PERKARA KENABIAN MEMICU PERMUSUHAN YAHUDI PADA ALLAH
Bangsa Yahudi sangat terobsesi untuk mengembalikan HAIKAL SULAIMAN, mereka pun memerlukan kenabian terakhir yang akan diturunkan di jazirah Arab untuk mengembalikan kejayaan kerajaan Sulaiman. Maka sebagian dari mereka pun pindah/hijrah ke Madinah agar hak Kenabian jatuh ke pangkuan Yahudi.
Kaum Yahudi pun habis-habisan dalam menanti kedatangan Nabi penerus Musa AS ini. Ratusan tahun mereka tinggal di Madinah, melebur bersama budaya Arab, berbahasa Arab, dan memberi nama anak-anaknya dengan istilah Arab, bukan istilah Hebrew (Ibrani). Bahkan mereka ikut terlibat dalam konflik antara kabilah besar Aus dan Khazraj di Madinah. Sebagian Yahudi membela Aus, sebagian mendukung Khazraj.
Maka yahudi pun sangat marah saat tahu bahwa Kenabian jatuh ke anak keturunan nabi Ismail AS. Nabi yang mereka tunggu-tunggu pun justru turun di Makkah, bukan Madinah tempat mereka tinggal.
Kemarahan Kaum Yahudi pun tergambarkan seperti di Al-Qur’an :
"Dan ketika datang kepada mereka (Yahudi) sebuah Kitab dari sisi Allah (Al Qur'an) yang membenarkan keberadaan apa yang ada di sisi mereka (Taurat), padahal sebelumnya mereka selalu memohon (kedatangan Nabi) agar dimenangkan atas orang kafir. Maka ketika telah datang (Kenabian dan Wahyu) yang sangat mereka kenal, mereka mengkafirinya. Maka laknat Allah atas orang-orang kafir itu (Yahudi)." (Al Baqarah : 89).
Kemarahan Yahudi akhirnya tertuju kepada Allah Subhaanahu Wa Ta'ala. Yahudi marah saat Kenabian justru jatuh ke tangan Arab. (Al Baqarah: 90). Apalagi dalam Al Qur'an dijelaskan sangat banyak tentang kebusukan-kebusukan Yahudi sehingga mereka merasa dibenci oleh Allah.
Bahkan tanda-tanda kekecewaan itu sudah muncul zaman nabi Isa AS. Anda tahu bagaimana misi Kenabian Isa? Salah satunya adalah :
"Tidaklah aku diutus melainkan kepada domba-domba sesat di kalangan Bani Israil." Meskipun Isa adalah bagian dari Bani Israil, tapi kedatangannya membuat muram wajah kaum Yahudi. Isa ternyata membawa Kitab Suci baru INJIL (bukan mengikuti Taurat atau Tabut dari nabi-nabi sebelumnya). Isa juga tidak henti-hentinya mengecam kejahatan perilaku Bani Israil. Isa dianggap lebih dekat kepada murid-muridnya daripada ke kaum Bani Israil sebagai sebuah entitas bangsa.
ALLAH TELAH MENTAKDIRKAN YAHUDI MERAJALELA
Para pemuka dan juga ahli agama Yahudi mengimani ayat Al Qur'an. Mereka sangat mengerti ayat-ayat dalam Surat Al Israa' berikut ini :
“ Dan telah Kami tetapkan terhadap Bani Israil dalam Kitab itu,
Sesungguhnya kamu akan membuat kerusakan di muka bumi ini dua kali dan pasti kamu akan menyombongkan diri dengan kesombongan besar."
- Maka bila datang saat hukuman bagi (kejahatan) pertama dari kedua
(kejahatan) itu, Kami datangkan kepadamu hamba-hamba Kami yang
mempunyai kekuatan yang besar, lalu mereka merajalela di kampung-
kampung, dan itulah ketetapan yang pasti terlaksana.
- Kemudian Kami berikan kepadamu (yahudi) giliran untuk mengalahkan
mereka kembali dan Kami membantumu dengan harta kekayaan dan
anak-anak dan Kami jadikan kamu kelompok yang lebih besar.
Jika kamu berbuat baik, kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika
kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri.
- Dan apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) yang kedua,
(Kami datangkan orang-orang lain) untuk menyuramkan muka-muka
kamu dan mereka masuk ke dalam Masjid itu (Al Aqsha), sebagaimana
musuh2-mu memasukinya pada kali pertama dan untuk membinasakan
sehabis-habisnya apa saja yang mereka kuasai.” (Surat Al Israa': 4-7).
Yahudi mengimani "jadwal sejarah" sebagaimana disebutkan Al Qur'an. Mereka yakin akan diberi kesempatan merajalela di bumi. Telah terbukti, hingga Datuk Mahathir Muhammad mengecam dominasi Yahudi dengan
ucapan “Enam juta Yahudi bisa mengendalikan 6 miliar manusia di dunia”
Itu belum cukup, Yahudi tidak puas hanya dengan negara Israel dan tak cukup dengan menempuh diplomasi politik dan senjata, mereka benar-benar ingin merajalela di muka bumi dengan peradaban yang merusak moral manusia dan dengan segala kedurhakaannya pada Allah.
Sangat aneh bukan !
Yahudi sangat percaya adanya Allah dan mempercayai khabar Al Qur'an, tapi sekaligus menentang agama Allah. Sifat mereka identik iblis yang mengimani Allah, tapi mendurhakai-Nya.
INILAH MOTIF DARI SEGALA MOTIF KEKEJIAN ZIONIST YAHUDI !
Mereka secara sadar ingin melawan Allah SWT dengan segala kekuatan yang dimiliki DISEBABKAN nabi terakhir tidak berasal dari kalangan Yahudi dan persangkaan Allah telah membenci kaum Yahudi. Untuk mewujudkan penentangannya, mereka mengangkat simbol Messiah, yang hakikatnya Dajjal laknatullah. dan simbol-simbol satanik atau simbol Iblis yang menjadi sesembahannya.
Sangat aneh bukan !
Tidak lagi aneh. Karena sudah ada contoh sebelumnya, IBLIS meskipun beriman kepada Allah, tetapi dengan sadar durhaka kepada Tuhannya. Yahudi sangat percaya adanya Allah dan mempercayai khabar yang ada Al Qur'an, tapi sekaligus menentang agama Allah karena arogansi ‘darah-biru’ bangsa keturunan para nabi. Sifat Yahudi ini identik dengan iblis yang mendurhakai Allah karena arogansi juga. SEJARAH PANJANG KEKEJIAN DAN KEDURHAKAAN YAHUDI
Mari kita susuri latar-belakang historis fitnah Yahudi di dunia, dengan memohon petunjuk dan pertolongan Allah Ta'ala :
[1] Bani Israil (Yahudi) masih keturunan nabi Ibrahim AS. Ibrahim memiliki dua anak, nabi Ismail AS dan Ishaq AS. Ismail nanti menurunkan keturunan bangsa Arab Adnani, lalu Ishaq mempunyai anak nabi Ya'qub AS. (atau disebut juga sebagai ISRAIL), sehingga 13 anak Ya'qub dan keturunannya di kemudian hari disebut Bani Israil (bangsa Yahudi).
[2] Membicarakan Bani Israil, perhatian segera tertuju kepada anak-anak Ya'qub. Mereka adalah nabi Yusuf AS, Benyamin, dan 11 saudara tiri Yusuf. Semuanya 13 orang; sama jumlahnya dengan matahari, bulan, dan 11 bintang yang terlihat dalam mimpi Yusuf sedang bersujud kepadanya. Karena itu angka 13 merupakan "angka keramat" bagi Yahudi sampai saat ini. Banyak logo perusahaan top dunia dibuat dari karakter 13 ini.
[3] Secara umum, Bani Israil mewarisi dua sifat besar, sifat keshalihan dan sifat durjana. Sifat keshalihan diturunkan dari garis Yusuf AS. Sedangkan sifat durhaka diturunkan dari sifat saudara tiri Yusuf (seayah berbeda ibu). Disana sudah tampak bakat kelicikan, dengki dan kebohongan. Tetapi itu sebatas potensi, bukan kemutlakan takdir. Apalagi, di akhir hayat Ya'qub dan semua anaknya tunduk dalam agama tauhid. (Al Baqarah: 133).
Saat berbicara tentang Bani Israil, sebagian dari mereka orang yang sangat shalih dan sebagian lagi sangat durhaka. Namun setelah kedatangan Islam, Bani Israil tidak diperkenankan lagi mengikuti agama selain Islam. Jika mereka tidak masuk Islam, dianggap durhaka seluruhnya, tidak ada toleransi sedikit pun. (Ali Imran: 85).
[4] sejarah Israil dimulai saat nabi Yusuf AS bersentuhan dengan peradaban Mesir. Waktu itu atas jasa Yusuf membantu bangsa Mesir, mereka diberi lahan luas oleh penguasa Mesir di wilayah KAN’AN. Mereka memilih tinggal di Kan'an sebab dekat dengan Mesir yang makmur, sedang di tempat asalnya sering dilanda paceklik. Waktu itu anak keturunan Ya'qub sangat dihormati penguasa Mesir.
Entah bagaimana mulanya, hubungan Mesir dengan Bani Israil memburuk sepeninggal Yusuf. Alih-alih akan menghargai jasa Yusuf di masa lalu, Mesir justru menggiring Yahudi Kana’an dibawa masuk ke Mesir dan menjadikan sebagai budak selama ratusan tahun.
Hal itu bisa terjadi karena sifat buruk Bani Israil sendiri atau sifat menindas bangsa Mesir. Tetapi kalau mencermati sikap penguasa Mesir yang bersikap sportif kepada Yusuf, maka kemungkinan perbudakan Bani Israil karena sifat Bani Israil itu sendiri.
[5] Era perbudakan Bani Israil ini sangat mengkhawatirkan. Bukan saja karena perbudakan itu kejam, tetapi ia bisa menghancurkan karakter sebuah bangsa. Bayangkan, selama ratusan tahun mereka tertindas oleh tirani di Mesir. Bani Israil diberi anugerah berupa bakat-bakat kecerdasan besar, dan manakala bakat itu dibesarkan di bawah sistem perbudakan, ia bisa melahirkan penyimpangan mental dan pemikiran luar biasa.
Allah Ta'ala lalu mengirim Musa AS dan Harun AS untuk menyelamatkan Bani Israil. Misi dakwah Musa bukan mengislamkan Fir'aun dan rakyatnya, tetapi untuk menyelamatkan Bani Israil. Dan Musa berkata :
"Hai Fir'aun, sesungguhnya aku ini adalah seorang utusan dari Tuhan semesta alam, wajib atasku tidak mengatakan sesuatu terhadap Allah, kecuali yang hak. Sesungguhnya aku datang kepadamu dengan membawa bukti yang nyata dari Tuhanmu, maka lepaskanlah Bani Israil (pergi) bersama aku." (Al A'raaf: 104-105).
Fir'aun (Pharaoh) adalah gelar raja-raja Mesir, bukan nama seseorang. Dan Fir'aun yang tenggelam di Laut Merah bukanlah Fir'aun yang memangku Musa di waktu kecil, lalu direnggut janggutnya oleh Musa.
Fir'aun dalam Al Qur'an lebih mencerminkan tabiat kekuasaan tiranik, bukan sebagai pribadi.
[6] Musa berhasil membawa Bani Israil keluar dari Mesir, Fir'aun dan bala tentaranya tenggelam di Laut Merah. Lalu mereka menetap di Ardhul Muqaddas (Palestina) setelah berhasil mengalahkan kaum Jabbarin di dalamnya. (Al Maa'idah: 20-26). Dan masuk ke Kana’an. Ini adalah peradaban mandiri Bani Israil yang kedua setelah era Ya'qub dan Yusuf di wilayah Kan'aan.
Ketika Musa masih hidup, Bani Israil tidak henti-hentinya menguji kesabaran Musa AS. Betapa banyak kasus kedurhakaannya. Di antaranya :
Mereka menyuruh Musa dan Allah berperang di Palestina, sedang mereka duduk-duduk saja; mereka meminta Musa agar membuatkan berhala untuk disembah seperti kaum tertentu; mereka ikuti Samiri menyembah patung anak lembu dari emas; mereka hendak membunuh Harun karena selalu menasehati; mereka hampir saja tidak melaksanakan perintah Allah
menyembelih sapi betina, karena terlalu banyak bertanya; mereka bosan
makan Manna dan Salwa dan minta bawang, kacang adas dan lain-lain.
Begitu sabarnya Musa, sehingga Nabi SAW bersabda,
"Semoga Allah merahmati Musa, sebab dia telah diganggu lebih banyak dari ini (ujian yg menimpa Nabi) tapi dia tetap sabar" (HR. Bukhari-Muslim).
Sangat mengagumkan melihat ketabahan Musa. Sangat banyak inspirasi dari kisah Musa menghadapi Yahudi saat itu dengan kondisi sekarang saat umat Islam harus menghadapi konspirasi yahudi global. Yahudi sekarang mengklaim mencintai Musa, padahal di era nenek-moyang mereka, Musa benar-benar disia-siakan. Musa itu lebih dekat kepada kaum Muslimin, daripada Yahudi laknatullah itu.
[7] Sifat durjana Yahudi merupakan kristalisasi sifat buruk mereka selama ribuan tahun, sejak perilaku 11 saudara tiri Yusuf AS, masa perbudakan di Mesir, kedurhakaan mereka kepada Musa, Dawud, Sulaiman, Zakariya, Yahya, Isa, Nabi-nabi lainnya dan kepada Muhammad SAW di Madinah.
Sebuah ayat Qur’an dirasakan bagai petir menimpa muka Yahudi :
"Lalu ditimpahkanlah kepada mereka (kaum durjana Bani Israil) nista dan kehinaan, serta mereka mendapat kemurkaan dari Allah. Hal itu (terjadi) karena mereka selalu mengingkari ayat-ayat Allah dan membunuh para Nabi secara tidak hak. Demikian itu (terjadi) karena mereka selalu berbuat durhaka dan melampaui batas." (Al Baqarah : 61).
[8] Peradaban terakhir Yahudi yang terwujud di bumi adalah Kerajaan Sulaiman AS anak Daud AS, pejuang yg berhasil membunuh Jalut (Goliath) (dikenal sebagai kisah "David and Goliath"). Beliau ikut dalam pasukan Bani Israil dipimpin Thalut (Saul) yang terjadi di masa nabi Samuel AS.
Al Qur'an menjelaskannya dalam Surat Al Baqarah ayat 246-251.
[9] Kerajaan Sulaiman memiliki kekayaan materi yang sangat besar.
Sehingga kita mengenal ungkapan harta terpendam "King Solomon". Sampai saat ini kekayaan itu menjadi misteri, apakah sudah terkuak atau masih tersembunyi di balik permukaan bumi? Sepeninggal Sulaiman, kerajaan Yahudi merosot hingga dihancurkan Nebuchadnezzar dari Persia. Peristiwa itu disebutkan dalam Surat Al Israa' ayat 4-5. Bangsa Yahudi pun digiring ke Persia dan baru bebas pada zaman nabi UZAIR AS.
[10] Namun kesudahannya Bani Israil tercerai-berai dari Palestina, mereka menyebar ke berbagai belahan dunia. Mereka pergi ke Romawi, Jazirah Arab, India, dan sebagainya sebagai kaum DIASPORA.
Agar mendapat keamanan, mereka menjilat kepada penguasa Romawi. Termasuk menghasut Romawi agar memusuhi Isa AS dan pengikutnya. Ashabul Kahfi adalah kisah pecahan dari para pengikut Isa Al Masih AS.
[11] Perilaku Yahudi di Jazirah Arab sangat menarik. Mereka ke Madinah bukan hanya ingin menyelamatkan diri dari kekejaman Romawi. Mereka berniat menjemput Kenabian terakhir yang akan datang sebagai penerus nabi Musa AS. Mereka ingin "memaksakan" agar Kenabian jatuh ke pangkuan Yahudi karena mereka butuhkan agar mampu membangun kembali kejayaan Bani Israil seperti zaman nabi Sulaiman.
[12] Yahudi Bani Israil sangat marah saat tahu bahwa Kenabian jatuh ke tangan Arab. Itu pun turun di Makkah, bukan Madinah tempat mereka tinggal. Yahudi telah total, habis-habisan dalam menanti kedatangan Nabi penerus Musa ini. Ratusan tahun mereka tinggal di Madinah, melebur bersama budaya Arab, berbahasa Arab, dan memberi nama anak-anaknya dengan istilah Arab, bukan Hebrew (Ibrani). Bahkan mereka ikut terlibat dalam konflik antara kabilah besar Aus dan Khazraj di Madinah. Sebagian Yahudi membela Aus, sebagian mendukung Khazraj.
[13] Kemarahan Yahudi akhirnya tertuju kepada Allah SWT. Yahudi marah ketika Kenabian justru jatuh ke tangan Arab. Apalagi dalam Al Qur'an, kitab suci yang diturunkan MUHAMMAD SAW. menjelaskan sangat banyak kebusukan Yahudi. Yahudi pun merasa dibenci oleh Allah. Kemarahan itu semakin menjadi-jadi setelah pada kenyataannya Kenabian Terakhir jatuh ke tangan bangsa Arab. (Al Baqarah: 90).
[14] Maksud tujuan Yahudi Madinah pun terbukti, setelah nabi terakhir tidak dari kalangannya, mereka pun menyingkir dan tersingkir dari jazirah Arab. Terbukti juga bahwa Islam yang dibawa Muhammad SAW tidak hanya menyalahkan perilaku jahatnya. Tapi juga menyebabkan mereka tercabut akar-akarnya di Madinah. Kabilah2 Yahudi pun tersingkir, seperti kabilah Nadhir, Qainuqa, Quraidhah hingga benteng terakhir Yahudi di Khaibar.
[15] Setelah tersingkir dari Madinah, mereka bergabung dengan Yahudi
lain terutama di seluruh Eropa lalu Amerika sebagai tujuan diaspora dalam
masa yang sangat panjang, hingga sekarang, 1400 tahun kemudian.
[16] Dalam mengembangkan komunitas Yahudi, caranya sangatlah unik.
- Mereka tidak akan mau berbaur dengan masyarakat setempat, bahkan
asimilasi perkawinan pun sangat diharamkan.
- Mereka benar-benar memelihara warisan agama Yahudi dan Talmud.
- Mereka membangun kesombongan etnik hingga melampaui batas.
- Mereka menjalankan bisnis berbasis riba atau interest.
- Mereka melakukan ritual-ritual pengorbanan (ritual setan).
Dalam ritual pengorbanannya, mereka membunuh warga setempat
untuk dikuras darahnya, lalu dipakai untuk persembahan.
Begitu kejamnya, sampai mereka membuat alat semacam drum yang
di dalamnya penuh dengan paku-paku. Di bagian bawah ada saluran
untuk mengalirkan darah. Orang yang dikorbankan, dimasukkan drum
sampai tubuhnya penuh luka tertusuk paku, lalu darah pun mengucur
ke bawah dan ditampung untuk ritual setan.
Ritual semacam ini kemudian terbongkar, sehingga Yahudi diusir dari
negara-negara tertentu di Eropa, salah satunya dari Spanyol. Sampai
saat ini Yahudi dilarang tinggal di Spanyol karena kekejaman mereka
dalam soal ritual keji itu.
[17] Setelah terusir dan dibenci di berbagai negara Eropa, Yahudi untuk kesekian kalinya menyebar (Diaspora) ke negara-negara lain yang masih mau menampungnya. Begitu seterusnya sejarah diaspora berulang-ulang ribuan tahun, sejak hancurnya Haikal Sulaiman oleh Nebukadnezar.
Ketika penduduk Eropa mulai banyak eksodus menuju benua Amerika. Yahudi ikut di dalamnya. Sampai Amerika merdeka dari tangan Inggris, Yahudi telah eksis di dalamnya.
Pijakan Yahudi di Benua Baru semakin kokoh sehingga Benyamin Franklin mengingatkan bangsa Amerika tentang bahaya kaum Yahudi. Dia menyebut Yahudi seperti bangsa "vampire" yang tidak bisa damai dengan bangsa lain. Tepat sekali ucapan Benyamin Franklin, sebab dia telah membaca sepak terjang Yahudi di Eropa.
Namun sayang, bangsa Amerika tidak memahami arti peringatan Benyamin Franklin tersebut, sehingga apa yang dia takutkan sekitar 400 tahun silam, benar-benar terjadi. Krisis finansial di Amerika saat ini adalah akibat nyata dari sistem ekonomi ribawi Yahudi.
[18] Satu Episode sejarah yang jarang diperhatikan oleh para ahli sejarah, yaitu kedatangan Yahudi ke wilayah Turki Utsmani. Kejadian ini terpisah jarak sekitar 700 atau 800 tahun sejak era Nabi SAW atau tahun 1400-an M.
Tentu setelah masa selama itu, peristiwa kejahatan Yahudi di Madinah telah dilupakan. Yahudi diterima dengan tangan hangat di tengah-tengah masyarakat Turki Utsmani. Hal ini juga merupakan aplikasi dari ajaran Islam yang memperbolehkan di dalamnya orang Yahudi dan Nashrani tinggal, selama mereka membayar jizyah. Yahudi tidak dianiaya di negeri ini, mereka diberi pelayanan dan penghormatan, layaknya warga negara Islam.
Tentu saja, Yahudi berusaha "bersikap sopan". Di seluruh dunia tidak ada yang memperlakukan mereka dengan manusiawi, selain Peradaban Islam. Disini Yahudi tidak mungkin akan melakukan ritual pengorbanan yang mengerikan itu. Lagi pula, Yahudi waktu itu tinggal di bawah negeri Islam. Mereka tidak takut akan dikutuk oleh Allah, sebab negeri Islam menjadi pelindung mereka. Di Turki Utsmani, Yahudi tidak melakukan kebiasaan-kebiasaan bejat mereka. Maka Yahudi pun diperlakukan baik.
Tanpa diduga, ternyata disinilah Yahudi mempersiapkan segala konsep-konsep kejahatan global mereka. Kemurahan hati dan kebaikan dan jaminan keamanan Khilafah Islam justru dimanfaatkan Yahudi untuk mempersiapkan imperium kejahatan di seluruh dunia. Dan sukses besar seperti yang kita saksikan saat ini.
[19] Selain mengkhianati Khilafah Islam, Yahudi juga mempersiapkan beberapa jurus maut untuk meruntuhkan peradaban Islam, yaitu :
キ Yahudi menyebarkan guru sebanyak-banyaknya di tengah masyarakat
Turki Utsmani. Guru-guru tersebut tidak menyebarkan prinsip-prinsip
kekafiran secara langsung, tetapi menyebarkan filsafat humanisme
August Comte. Dengan falsafah itu diharapkan anak-anak Turki akan
kehilangan sifat furqan akidah Islam, kemudian digantikan sifat-sifat
kemanusiaan (HUMANISME) saja SEPERTI yang berkembang saat ini.
Tujuan dari gerakan ini adalah memisahkan generasi muda Turki dari
sifat-sifat Islami. Karena itu pula, suatu saat yang pasti, generasi muda
Turki hilang rasa hormatnya kepada Sultan Khilafah Islam, dan mereka
mau mendukung gerakan Kemal At Taturk sang terkutuk.
キ Yahudi mendorong bangkitnya ideologi Nasionalisme Arab dan Dunia
Islam. Dengan ideologi itu tidak ada lagi kesatuan Khilafah Islamiyyah.
Kaum Muslimin terpecah-belah dalam berbagai bangsa yang egois
sesuai etnik dan wilayahnya. Apabila Khilafah Islamiyyah tetap berdiri,
mustahil Kerajaan Yahudi dapat berdiri di Palestina.
Jika Anda saksikan seluruh Dunia Islam, dan Dunia Arab khususnya terpecahbelah menjadi negara-negara kecil dan saling konflik. Hal itu adalah kondisi yang diinginkan Yahudi.
Di jaman itu Jalaluddin Al Afghani sangat aktif berdiplomasi untuk memerdekakan negara-negara Arab dari tangan penjajah. Tetapi di kemudian hari terbuka hasil-hasil penelitian bahwa Al Afghani adalah anggota setia Freemasonry. . (Salah satunya buku terbitan WAMI tentang gerakan-gerakan pemikiran keagamaan di dunia). Peranan Al Afghani seperti memperkuat sifat Nasionalisme Arab, agar tidak bangkit lagi Khilafah Islamiyyah.
キ Sebagai ganti konsep Khilafah Islamiyyah, Yahudi menyebarkan paham
DEMOKRASI seluas-luasnya di seluruh dunia, termasuk di negeri Islam.
Paham ini semakin mempersulit posisi Ummat Islam. Peluang-peluang kebangkitan semakin tipis, sebab demokrasi mengikuti suara terbanyak, sedangkan sebagian besar manusia cenderung mengikuti hawa nafsunya.
キ Yahudi menggerakkan seluruh mesin-mesin politiknya, termasuk agen-
agennya di Amerika, Eropa, Afrika dan Timur Tengah untuk membidani
lahirnya negara Israel pada tahun 1948.
Secara politik, Inggris berada di balik pendirian Israel melalui Deklarasi Balfour. Tetapi secara potensial, Amerika mendukung penuh Israel. Dalam diplomasi internasional, isu Holocaust dipakai agar Yahudi dikasihani dunia internasional. Melalui hak veto yang dimiliki Amerika dan Inggris di PBB, Yahudi bisa melenggang mengejar ambisi-ambisinya.
キ Yahudi menyempurnakan usahanya, dengan menguasai media massa,
membuat satuan intelijen yang handal (Mossad), menguasai pasar
keuangan dunia, memiliki lembaga pusat ribawi IMF dan World Bank.
Mereka juga menguasai Hollywood, dunia akademis, dunia riset, fashion, dan sebagainya. Termasuk dengan merilis agama baru di kalangan Ummat Islam, yang kita kenal sebagai SIPILIS (Sekularisme, Pluralisme, Liberalisme) yang bermarkas di Jl. Utan Kayu 76 Jakarta Timur.
Inilah kenyataan yang kemudian disebut sebagai: "Yahudi menggenggam dunia!" Bahkan negara sekuat Amerika pun bertekuk lutut di bawah dominasi Yahudi.
[20] Berdirinya Israel tahun 1948 adalah impian besar Yahudi sejak jaman Musa, Dawud, Sulaiman, bahkan jaman Nabi Muhammad SAW. Yahudi sangat membutuhkan "Kerajaan Bani Israil" untuk mengalahkan orang-orang kafir.
Mereka sebenarnya beriman kepada Allah, dalam arti mereka percaya bahwa datangnya seorang Nabi akan membuat mereka mulia, dan musuh-musuhnya dari kalangan orang kafir terkalahkan. Tetapi setelah jelas di mata mereka bahwa Kenabian terkahir itu bukan untuk Bani Israil, maka mereka tidak lagi menanti kedatangan seorang Nabi.
Lalu apa yang mereka lakukan? Mereka hendak mendirikan "Kerajaan Bani Israil" dengan kekuatan tangan, otak, dan uang mereka sendiri. Dan hal itu berhasil, tahun 1948 lalu. Lebih buruk lagi, mereka menganggap Muslim sebagai orang kafir. Padahal yang mengingkari Kenabian Rasulullah adalah mereka, sehingga disebut kafir dalam Surat Al Baqarah ayat 89.
[21] Sebelum Yahudi memutuskan mendirikan negara di Palestina, waktu itu ada tiga pilihan tempat : Palestina, Agentina atau Ethiopia. Mengapa dipilih tiga negara ini? Jelas mereka telah melakukan perhitungan yang sangat cermat. Namun pilihan akhirnya jatuh ke Palestina, yang dekat dengan sumber peradaban Yahudi sendiri di Yerusalem dan sekitarnya.
Namun resikonya, disini akan menghadapi banyak tantangan dari negara-negara tetangganya yang mayoritas Muslim. Untuk itu jelas Yahudi harus mempersiapkan segala macam kekuatan, termasuk mendidik agen-agen loyalisnya di negara-negara Arab.
[22] Sebuah pertanyaan menarik, mengapa selama puluhan tahun terjadi konflik berdarah di Palestina dan tidak selesai-selesai?
Jawabnya, selain karena memang "Kerajaan Bani Israil" merupakan cita-cita peradaban Yahudi sejak ribuan tahun lalu; juga karena banyaknya tangan-tangan non Yahudi yang membantu negara tersebut. PBB, Amerika, Inggris, Rusia, IMF, World Bank, dan lainnya jelas mengabdi pada kepentingan Yahudi. Tetapi harus juga disadari banyak agen-agen Yahudi yang tersebar di negara-negara Arab. Mereka setiap hari, siang dan malam memperjuangkan kepentingan Yahudi.
Mereka adalah orang-orang kafir, meskipun KTP-nya Islam. Di Mesir, Yordan, Syria, Turki, dan lainnya banyak orang yang identitasnya Muslim, tetapi hatinya telah menjadi Yahudi.
Di negara-negara kaya seperti UEA, Qatar, Bahrain dan lainnya banyak dijumpai kemegahan jahiliyyah, yang sebenarnya merupakan hasil konspirasi Yahudi untuk menjauhkan Arab dari Islam. Kota seperti Dubai, Abu Dhabi, dan lainnya tidak kalah liberalnya dari kota-kota di Barat.
[23] Dapat disimpulkan bahwa :
Kaum Yahudi itu bukan para pemeluk agama Samawi (ajaran Ya'qub, Yusuf, Musa, Harun, Dawud, Sulaiman, Zakariya, Yahya, Isa AS).
Mereka adalah orang-orang yang sangat arogan dengan etnisnya.
Hakikat agama Yahudi adalah : pemujaan terhadap etnis mereka sendiri! Tidak ada satu pun ras manusia yang sangat ekstrim dalam soal etnis, selain Yahudi. Begitu ekstrimnya sampai mereka berani menghina Allah, marah ketika Isa membawa ajaran Injil, marah ketika Kenabian terakhir jatuh ke tangan bangsa Arab. Mereka menulis "kitab suci" tandingan bagi Taurat (Talmud), menyebut bangsa non Yahudi sebagai Ghaiyim, merusak kehidupan di muka bumi. Mereka merasa mulia sebagai pewaris "darah biru" Nabi-nabi, merasa diunggulkan atas semua ras manusia, pernah disumpah langsung oleh Allah dengan diangkat bukit Tursina di atasnya, dan lain-lain.
Yahudi benar-benar mewarisi ideologi arogansi dari makhluk yang pernah mendebat Allah Ta'ala : "Ana khairun minhu, khalaqtani min naarin wa khalaqtahu min thiin" (aku lebih baik dari dia, Engkau ciptakan aku dari api, sedang dia Engkau ciptakan dari tanah).
Pemerintah Yahudi, baik di Israel maupun di dunia internasional, adalah perwujudan dari imperium arogansi.
Simbol-simbol yang mereka angkat selalu bernuansa satanic. Contoh, logo yang dipakai Manchester United (MU) saat ini The Red Devil. Dan ada ribuan logo atau lambang yang intinya memuja arogansi iblis laknatullah.
Yahudi Merusak Peradaban
Andai ambisi Yahudi satu-satunya adalah ingin membentuk "Kerajaan Bani Israil" seperti di masa Musa, Dawud, Sulaiman, apa susahnya membangun negara seperti itu? Toh, mereka memiliki uang banyak, strategi canggih, serta SDM handal. Tidak sulit bagi Yahudi membangun negara di sebuah sudut dunia.
Selama ini banyak negara-negara berdiri dengan modal lebih buruk dari Israel. Negara seperti Bosnia, Chechnya, Kamboja, Myanmar, Timor Leste, dan lainnya tidak memiliki persiapan semegah milik Yahudi.
Lalu mengapa Israel harus mendirikan negara di Tanah Al Quds yang merupakan wilayah milik Ummat Islam? Bahkan ia didirikan di jantung peradaban Islam, di Timur Tengah.
Andai Yahudi sudah tidak menemukan solusi lain, selain harus menegakkan "Kerajaan Bani Israil" di Palestina, mengapa mereka harus juga menghancurkan peradaban manusia di dunia?
Mengapa Yahudi tidak cukup menempuh cara-cara politik atau militer, tanpa harus menghancurkan peradaban manusia?
Kenyataan yang sangat menyakitkan, berdirinya Israel ditempuh bukan hanya dengan menteror warga Muslim Palestina, tetapi juga dengan menyebarkan kehancuran peradaban di seluruh muka bumi. Lihatlah di dunia selama ini, adakah yang selamat dari film Hollywood, media massa Yahudi, bank ribawi, IMF dan World Bank, pornografi, seks bebas, prostitusi, narkoba, perjudian, dan lainnya? Hingga ke anak-anak balita pun, banyak "diracuni" oleh kartun-kartun Walt Disney.
Kehancuran pertama Yahudi terjadi saat sisa-sisa Kerajaan Sulaiman dihancurkan oleh Nebuchadnezzar, sehingga bangsa Yahudi tercerai-berai. Adapun setelah kehancuran pertama ini, mereka akan menjadi kuat dan bisa mengalahkan musuh-musuhnya. Hal itu terjadi saat sekarang ini, ketika "Yahudi menggenggam dunia".
Dan nanti di puncak kezhalimannya, Israel akan dihancurkan sebagaimana sisa Kerajaan Sulaiman dulu dihancurkan.
Pertanyaannya kemudian,
Mengapa kehancuran kedua itu tidak dihitung saat Yahudi dihancurkan oleh Spanyol atau NAZI Jerman?
Jawabnya sederhana, sebab waktu itu Yahudi belum memiliki wilayah sendiri. Mereka masih numpang di negeri orang. Adapun saat ini Yahudi sudah bermukim di suatu (Palestina) tempat sebagaimana Kerajaan Sulaiman dulu.
Lalu siapa yang ingin dilawan Yahudi? Mereka tidak sekedar ingin melawan Muslim Palestina, Hamas atau Syaikh Ahmad Yasin, dunia Arab dan Ummat Islam sedunia, atau segala peradaban manusia.
Awalnya, Bani Israil hanyalah sebuah kaum dengan perilaku tertentu. Perjalanan sejarah mereka yang sangat panjang melahirkan watak durjana luar biasa. Dan ternyata, watak Bani Israil itu "telah disiapkan" untuk menjadi cobaan di akhir jaman.
Dulu para ahli tafsir merasa heran, mengapa A Qur'an banyak sekali bicara tentang Yahudi? Padahal setelah tercerai-berai di Madinah, mereka nyaris lenyap (mungkin karena eksodus keluar dari negeri-negeri Islam). Karena itu sebaik-baik usaha untuk melawan Yahudi adalah memahami sifat-sifat mereka dalam Al Qur'an (khususnya Surat Al Baqarah). Dan satu lagi, yakinlah bahwa serangan Israel ke Gaza bukan serangan terakhir mereka.
Itu hanya delay sebelum go with new aggression!
0 komentar dan respon:
Posting Komentar