Bagaimana Perasaanmu Jika Jakarta dinyatakan bukan zone Aman Gempa?
Lalu datang gempa menimpa mereka dan mereka pun bergelimpangan mati di dalam reruntuhan rumah mereka (QS Al A’raf (7) : 78 dan 91).
Manusia tidak pernah tahu kapan terjadinya. Ramalan bencana justru membangkitkan kepanikan massal. Sementara pengetahuan tentang kapan dan dimana akan terjadi bencana sama halnya dengan pengetahuan tentang kapan dan dimana kematian akan hadir adalah wilayah domain Allah. Saat terjadi bencana dahsyat pun manusia tidak berdaya mencegah atau menghindar. Analisa dan kajian bencana bersifat pragmatis untuk kepentingan kebijakan mengantisipasi dan penanganan pasca bencana.
Lalu apa yang harus kita lakukan jika dinyatakan JAKARTA dikepung sumber gempa? Cara paling efektif adalah membangun gedung dengan kontruksi tahan gempa yang sesuai dengan standar wilayah Jakarta. Dan juga diperlukan tindakan menekan resiko yang harus ditanggung akibat gempabumi dengan ASURANSI GEMPABUMI dan Asuransi Kebakaran.
JAKARTA DIBAWAH ANCAMAN GEMPA
Ahli gempa LIPI, Danny Hilman Natawidjaja mengatakan, meski patahan aktif belum dideteksi sejarah mencatat gempa besar melanda Jakarta th. 1699, 1780 dan 1852. Ia menyebut sejarah gempa selalu berulang dalam periode tertentu. Peringatan bagi 9 juta penduduk agar siap menghadapi skenario terburuk. Jakarta dikepung sesar aktif Selat Sunda sebagai rentetan patahan besar sesar Semangka di pantai barat Sumatera dan patahan lain di Jawa Barat serta zone subduksi selatan Jawa.
Peringatan Danny pun berdasar. Mengutip Berita dari VIVA news (Rabu, 24 November 2010, 07:12 WIB). Menurut peta gempa 2010, Jakarta ternyata termasuk rawan. Tingkat kerentanan Jakarta terhadap gempabumi naik probabilitasnya. Pada 2002, masih tercatat angka 0,15 g (gravitasi). Kini, pada 2010 naik menjadi 0,2 g.
Menurut Jehansyah Siregar, pengamat perkotaan alumni ITB, ketahanan gedung di Jakarta diragukan. Saat gempa melanda Jakarta tahun lalu, banyak gedung retak. “Seandainya terkena gempa lebih hebat saya ragu apakah gedung itu akan bertahan dan tidak kolaps,." Karena gempa yang terjadi di Jakarta hanya terimbas IV mmi dari gempa 7,3 SR di Tasikmalaya. Dia menilai standar toleransi gempa di Jakarta 7 SR dan ditambah lagi 20 persen, cukup memadai. Tapi pertanyaannya apakah pembangunan gedung sudah memenuhi standar?
Ketahanan gedung dalam menghadapi gempa tidak terlihat. "Harus dilihat seperti apa pondasi gedung itu, berapa kedalamannya dan materi yang digunakan." Artinya, pengawasan standar keamanan pembangunan gedung harus ketat. Seperti di Jepang, jika ada Developer ketahuan membangun gedung di bawah standar pasti dihukum. "Bahkan menjadi berita nasional. Karena mengancam jiwa banyak orang."
LIPI telah memperingatkan gedung di Jakarta untuk mengantisipasi gempabumi. LIPI menyebutkan adanya patahan di Jakarta yang melintang dari Ciputat sampai kawasan Kota (Sesar Ciputat). Dibuktikan adanya sumber air panas di Gedung Arsip Nasional. Sesar itu patahan tua dan berstatus tidak aktif. Tapi bisa terbangun jika "digelitik" oleh gempabumi di atas 7 SR.
( Wabillaahit taufiq wal hidayah )
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar dan respon:
Posting Komentar