<div style='background-color: none transparent; float:right;'><a href='http://www.rsspump.com/?web_widget/rss_ticker/news_widget' title='News Widget'>News Widget</a></div>

Ancaman Gempabumi Besar : Jakarta Belum Siap Menghadapi


Lalu datang gempa menimpa mereka dan mereka pun bergelimpangan mati di dalam reruntuhan rumah mereka (QS Al A’raf (7) : 78 dan 91).
Setiap bencana besar datang sangat tiba-tiba, tidak ada satu makhluk pun dapat memperkirakan kapan kedatangannya. Manusia pun hanya bisa memperkirakan kemungkinan berdasarkan ilmu pengetahuan namun
masalah waktu hanya menjadi rahasia Allah. 
Selama tinggal di Jakarta 15 tahun terakhir, saya merasakan getaran gempa 6 kali. Timbul pertanyaan, amankah keberadaan gedung tinggi di Jakarta? Seberapa jauh Jakarta mengantisipsi dampak kerusakan jika terjadi gempabumi besar? Seberapa besar kesadaran warga Jakarta  menggunakan Asuransi Kebakaran dan Gempabumi? 
Menurut sumber authentic sejarah yang ditulis Belanda dan Inggris, Jakarta pernah mengalami beberapa kali gempabumi besar yang menimbulkan kerusakan signifikan. Dalam kurun 3 abad terakhir ada 4 gempabumi besar melanda Jakarta pada tahun 1699, 1780, 1852 dan gempa akibat letusan krakatau 27 Agustus 1883.
Sir Thomas Stamford Raffles, Gubernur, Jendral Britania Raya di Hindia Belanda saat Inggris menguasai wilayah ini, tahun 1811 – 1816, mencatat dalam bukunya History of Java, sebagai berikut :
“ Gempabumi tahun 1699 berpusat di selatan Gunung Gede. Gempabumi 
   ini memuntahkan lumpur dari perut bumi. Lumpur pun menutup aliran
   sungai hingga menyebabkan kondisi lingkungan tak sehat yang  parah”
Menurut sumber Encyclopedy of World Geography, gempabumi pada tahun 1699 menyebabkan sungai Ciliwung  di Batavia tertutup lumpur, pohon-pohon bertumbangan sehingga terjadi banjir.
Lalu apa jadinya Jakarta, jika gempa seperti itu berulang lagi saat ini. Banjir Lumpur dan tidak ada lagi banyak pohon bertumbangan tetapi diganti dengan gedung-gedung tinggi roboh. Kekacauan lalulintas, rusaknya jaringan pipa air minum dan listrik yang sudah menjadi kebutuhan dasar metropolitan dan kebakaran besar akibat konsleiting listrik. Sebuah mimpi buruk yang mungkin saja terjadi lagi dan kebutuhan asuransi kebakaran dan asuransi gempabumi pun ada di depan mata.
OK. Sekarang seberapa siap kota Jakarta menghadapi ancaman gempabumi besar. Saat ini ada peraturan gedung-gedung yang dibangun, harus memenuhi standar tahan gempa hingga 8 Skala Richter. Menurut Hermawan Sarwono, Direktur Utama perusahaan kontraktor umum PT Insani Daya Kreasi, gedung-gedung di Jakarta yang dibangun pasca 1989 sudah harus memenuhi persyaratan struktur gedung dan kinerja struktur gedung sesuai dengan Standar Nasional Indonesia 1989.
“Bahkan, standarisasi pembangunan gedung tahun 2002, ditingkatkan lagi melalui SNI 03-1726-2002 yang jauh lebih ketat dari standar SNI 1989,” kata Hermawan. Menurut Masyhur, ada beberapa tahapan yang perlu dilewati dalam sebuah perencanaan bangunan di Jakarta agar tahan gempa.
Pertama, harus diketahui goyangan atau percepatan di batuan dasar. Angka ini bisa diperoleh dari Peta Gempa Indonesia 2010, di mana percepatan di batuan dasar (Peak Base Acceleration/ PBA) Jakarta adalah 0.19 g (g = gravitasi bumi = 981 cm per detik kuadrat)  untuk 10 persen kemungkinan terjadinya dalam 50 tahun dan untuk periode ulang gempabumi 475 tahunan.
Artinya ada siklus periode ulang gempabumi besar. Jika dikaitkan sejarah gempa besar dalam 3 abad terakhir, ada selang 81 tahun, 72 tahun, 31 tahun dan 128 terakhir tidak terjadi gempa besar. Maka selama itu terjadi akumulasi energi di perut bumi dan variable lain yang akan memperbesar potensi gempa yang akan datang. Maka aturan tentang standardisasi bangunan tahan gempa harus diterapkan secara sangat ketat.
Setelah itu, perlu diketahui percepatan di permukaan dengan menghitung efek kondisi tanah setempat, misalnya apakah tanah lunak atau tanah keras. Untuk Jakarta, goyangan di batuan dasar bisa saja sama, namun goyangan permukaan tanah Jakarta Utara dan Jakarta Selatan berbeda, karena perbedaan tanah atau formasi geologis. Jakarta bagian Utara lebih rentan karena berada diatas lapisan tanah endapan yang lunak.
Yang terakhir, perlu diperhitungkan goyangan di bangunannya sendiri, yang didasarkan pada perilaku bangunan tersebut. "Dengan mengetahui goyangan pada bangunan, maka dapat dihitung besarnya gaya gempa pada bangunan,” kata Masyhur.
Padahal, hingga kini Jakarta belum memiliki peta mikrozonasi gempa, yang bisa secara lengkap menyediakan informasi peta kelabilan tanah, termasuk angka percepatan/ goyangan di permukaan tanah di masing wilayah Jakarta. “Sayangnya di Jakarta kita tidak punya,” kata Masyhur.
Ketidaksiapan Jakarta dalam menghadapi Gempabumi Besar diperparah lagi dengan kepadatan penduduk dan gedung-gedung yang tidak memperhatikan aspek bangunan tahan gempa.
”Bagaimanapun juga, gempa tidak akan membunuh manusia. Tapi, bangunan roboh yang bisa membunuhnya.”
THE END

0 komentar dan respon:

Word of the Day

Article of the Day

This Day in History
Sanden Yogyakarta Jakarta Slideshow: Yusuf’s trip from Jakarta, Java, Indonesia to Yogyakarta was created by TripAdvisor. See another Yogyakarta slideshow. Create your own stunning slideshow with our free photo slideshow maker.
Free Backlinks Online Users

Google Translate

Add to Google
Translate to 32 LANGUAGES
Jpn
Indonesia

Sayangi Kendaraan Anda
ASURANSI MOBIL SHARIAH
contact :
yusuf.edyempi@yahoo.com
SMS......:...0815 8525 9555

.

Statistic

danke herzlich für besuch

free counters

Blog Archive

SEO for your blog

sitemap for blog blogger web website
Webmaster Toolkit - free webmaster tools
Google PageRank Checker

Recent flag visits


bloguez.com

STAGE OF MODERN CIVILIZATION SOME GREATEST ACHIEVERS OR THE ONES HISTORY WOULD REMEMBER SOME WAY - CAN YOU TRACK THEM BY NAME?