Ulama Indonesia terdahulu sebenarnya sudah menyadari tabiat penguasa baru, Wahabi, yang telah mengusir Syarif Husain dari tanah Haromain (Mekkah dan Madinah). Wahabi adalah kaum puritan yang bersemboyan “Pemurnian aqidah Islam”, “Kembali kepada Qur’an dan Hadits” dan mengkafir-kafirkan dan membid’ah-bid’ahkan amalan golongan lain. Pada tahun 1924 Komisi Hijaz, hasil konferensi umat Islam Indonesia di Bandung, telah dikirim ke penguasa baru tersebut dengan misi menyampaikan pesan untuk tidak merusak situs warisan Rasulullah dan para sahabat. Komisi ini juga meminta agar kaum Wahabi menghormati ajaran dan praktek amalan umat Islam yang bukan Wahabi di Makkah dan Madinah.
Faktanya hingga kini ada sekitar 300-an situs sejarah awal Islam telah dihancurkan. Bagaimana mungkin mereka bisa menghancurkan rumah tinggal Nabi hingga tidak berbekas? Tokoh intelektual besar Wahabi (saya tidak sudi menyebutnya “ulama besar Wahabi”) sejak lebih dari 60 tahun lalu menyerukan pembongkaran makam keluarga Nabi (ahlul bayt) dan makam para sahabat utama. Mereka penjarakan para ulama bukan Wahabi tanpa proses pengadilan.
Sejak tahun 1942, mereka undang tentara kafir Amerika di tanah Nabi dan membangun pangkalan militer Dahran. Pengkhianatan penguasa Wahabi terhadap umat Islam sudah terjadi sebelum berkuasa. Mereka berkuasa atas bantuan Yahudi Inggris, (Kolonel) “Lawerence – Prince of Arabia” hingga mendatangkan fitnah teramat besar dengan mengundang Barat untuk mendominasi pusat dunia Islam.
Mereka juga punya hubungan khusus dengan negara Israel dan membiarkan Israel membangun pos pemeriksaan di Pulau Tiran dan Safir seluas 113 Km yang dimiliki Arab Saudi. Keduanya sangat strategis karena berada di mulut Teluk Aqaba, dimana lalu lintas ke pelabuhan di selatan Israel harus melewati Laut Merah. “Ulama Besar” Wahabi – Nashiruddin al Albani juga mengharamkan Jihad melawan Israel dan menghimbau warga Palestina pergi meninggalkan tanah miliknya.
Dan kini mereka ingin mewujudkan Mekkah dan Madinah sama seperti kota-kota besar lain di Amerika dan Eropa. Tentu saja harus menggusur semua situs dunia Islam tersebut dengan alasan perluasan dan pembangunan. INI BUKTI TERBARU :
MAKKAH - Pembukaan sebuah toko baru di kota suci Makkah, Arab Saudi, oleh artis Barat Paris Hilton memicu kemarahan umat Islam di seluruh dunia, sebab dianggap sebagai penodaan bagi kota suci Makkah. Hilton telah membuka sebuah toko yang menjual tas mewah dan barang-barang berharga tinggi di kota Makkah awal pekan ini di bulan November 2012.
"Toko baru saya yang cantik baru saja dibuka di Mall Makkah di Arab Saudi," tulis Hilton di akunTwitternya, dikutip Onislam.
"Tidak perlu ada tokonya di sini karena kami tidak membutuhkannya," kata seorang Syaikh di Saudi, Syaikh Adnan Baharith kepada CNN.
"Jika ini berada di tangan kami (jika berkuasa-red) kami pasti telah menutup seluruh tokonya di Saudi," tambah Syaikh. Sebenarnya, ini bukan pertama kali Hilton membuka toko di negeri kaum Muslimin itu. Tetapi ini adalah toko ke-5 milik Hilton yang didirikan di Saudi.
"Ini adalah toko ke-5 di Arab Saudi, dan jumlah toko totalnya 42! Bangga banget untuk mengembangkan merek saya!" kicau Hilton.
Kabar ini bukan saja membuat Muslim di Saudi marah, tetapi juga menimbulkan kemarahan umat Muslim di seluruh dunia.
"Ini tidak bisa diterima bagi seorang wanita seperti dia membuka tokonya di sini (Makkah)," kata seorang user menulis di Twitter.
Makkah adalah kota tersuci umat Islam, di sana adalah tempat berkumpulnya umat Islam di seluruh dunia untuk melaksanakan ibadah umrah dan haji. Pemerintah Arab Saudi telah melakukan beberapa proyek pengembangan Makkah, mencakup memperluas area Masjidil Haram dan terminal-terminal untuk ibadah haji.
Namun bertaburnya perusahaan milik non-Muslim di Arab Saudi, terkhusus tanah suci Makkah, membuat banyak Muslim khawatir bahwa Makkah "dikomersilkan."
Lalu mengapa ketua Majelis Ulama Indonesia dan kebanyakan ulama kita seperti menutup mata? Apakah karena kedermawanan Arab Saudi untuk pembangunan masjid dan madrasah di Indonesia?
MUI: Rencana Hancurkan Makam Nabi SAW, fitnah untuk adu domba umat Islam
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat KH Amidan mengatakan kabar yang menyebutkan Pemerintah Arab Saudi akan menghancurkan Masjid Nabawi beserta Makam Nabi Muhammad Saw adalah isu belaka. Dia menilai isu tersebut sengaja dihembuskan untuk mengadu domba kalangan Muslim, seperti diketahui Arab Saudi dalam manhajnya menisbatkan diri kepada dakwah Salafiyah.
"Memang mau diperluas tapi kondisi makam tidak akan berubah. Selain itu kan makam ada di dalam masjid," kata Amidhan seperti dikutip merdeka.com, Rabu (31/10/2012).
Dia katakan, di Arab Saudi isu tersebut tak beredar. Karenanya, ia mempertanyakan asal isu itu beredar. "Enggak ada sama sekali. Tenang-tenang saja di sini," kata Amidhan yang saat ini berada di Madinah usai menunaikan haji.
Komentar I : Pak Kyai! Rencana itu sungguh rencana teramat besar dan menjadi isu sejak tahun 1950-an. Sama seperti juga usaha 2 orang nashrani membuat terowongan untuk mencuri jenazah Nabi pada berabad2 yang lalu. Sementara Pak Kyai terlampau tergesa menyimpulkan hanya berdasarkan kunjungan sekilas di Masjid Nabawi.
Menurutnya, pemerintah Arab Saudi juga tidak bakal berani melakukannya. Sebab, jika hal itu terjadi, Pemerintah Arab Saudi akan didemo seluruh umat muslim dunia.
"Pasti akan dimusuhi sama semua umat muslim di dunia, pasti akan didemo. Pasti tidak akan tinggal diam umat muslim," kata Amidan.
Komentar 2 : Pak Kyai, kerajaan Arab Saudi tak ambil pusing dengan demo-demo seperti itu. Mana ada berita demo disana Karena protes sedikit, langsung dibawa ke penjara. Demo besar di Bahrain ditumpas habis dengan kekuatan senjata oleh tentara Arab Saudi.
Sebelumnya beredar kabar Pemerintah Arab Saudi berencana memperluas Masjid Nabawi di Madinah. Hal itu menimbulkan kekhawatiran banyak pihak jika makam Nabi Muhammad akan dihancurkan.
Kabar ini pertama kali dihembuskan oleh kantor berita Iran, Fars News Agency, yang kemudian dikutip sejumlah media di Indonesia, Senin (29/10/2012) lalu.
Menurut kantor berita itu, pengahancuran makam Rasulullah SAW merupakan bagian dari rencana pemerintah Arab Saudi yang akan menghancurkan seluruh situs bersejarah Islam, termasuk Masjid Nabawi dan 3 masjid lainnya yang merupakan masjid tertua di dunia.
Sebagai gantinya, dikatakan, pemerintah Arab Saudi merencanakan pengembangan proyek ekspansi yang bernilai multi miliar Poundsterling.
Bahkan rencana penghancuran Masjid Nabawi di Madinah, tempat di mana Nabi Muhammad SAW dimakamkan, akan dimulai bulan depan seusai musim Haji. Kemudian, di atas tanah situs paling bersejarah tersebut, pemerintah Saudi akan membangun gedung terbesar di dunia yang bisa menampung 1,6 juta orang.
Dikatakan selanjutnya, pengembangan Masjid Nabawi sebagian besar nantinya akan mengambil bagian sayap barat dari masjid. Dalam sayap itu, terdapat makam 2 khalifah sekaligus sahabat Nabi Muhammad SAW, yaitu Abu Bakar Siddik RA dan Umar bin Khatab RA.
Mengutip Dr. Irfan al-Alawi dari Yayasan Riset Warisan Islam, Fars menyebutkan rencana itu digulirkan sejak 2007 lalu, dimana Kementerian Urusan Islam Arab Saudi merilis pamflet yang isinya rencana penghancuran makam Rasulullah SAW dan situs bersejarah lainnya. Pamflet tersebut disusun oleh Mufti Besar Arab Saudi, Abdulaziz al-Sheikh. Bahkan, di dalam pamflet disebutkan, penghancuran kubah masjid dan meratakan makam Nabi Muhammad, Abu Bakar dan Umar berdasarkan fatwa Abdulaziz al-Sheikh.
Suara Islam Online telah berusaha menghubungi Kedubes Saudi Arabia di Jakarta melalui Atase Pers Nawwaf Algarnas. Hingga berita ini diturunkan handphonenya dalam keadaan mati. Pesan singkat yang dikirimkan SI Online juga belum dijawab
Komentar 3 Penutup :
Pak Kyai! Isu pembongkaran makam Nabi SAW, bukan baru ada dan diciptakan oleh media Iran - yang sebagian kaum suni menganggap Syiah bukan bagian dari dunia Islam. Sementara kaum wahabi yang begitu jelas pengkhianatannya dianggap sebaliknya. Modernisasi di Makkah dan Madinah agar setara dengan kota-kota besar di dunia Barat sudah jelas di depan mata. Tidak perlu dibayangkan lagi Hotel HILTON hanya berjarak satu lemparan batu dari Masjidil Haram di Mekkah.
READ MORE ... Monggo di-Klik