Dari jantung kekuatan Zionist dan negara para penghina Nabi Muhammad SAW dengan tayangan film terkutuk “Innocence of Muslims” dan kasus-kasus lain yang kita hanya bisa mengatakan :
GO TO HELL! BEHEAD ALL THOSE WHO INSULT THE PHROPHET MUHAMMAD SAW
lahir pula keajaiban hidayah Allah yang menyapa seseorang yang kita sendiri tidak menyangka bahwa Islam akan menyentuh hatinya karena keterlibatannya dalam memusuhi Islam.
ALLAH SWT. Maha Kuasa. Dia memberi hidayah Islam kepada siapa saja yang Dia kehendaki, kapan saja, dimana saja dan dalam kondisi apapun. Termasuk sesuatu yang musykil – Seseorang yang berada dalam posisi Penyiksa di pusat penyiksaan tawanan pejuang Islam Penjara Guantanamo, Cuba. Allah masih menghendaki menaruhkan kebaikan-NYA pada laki-laki tersebut dengan hidayah Islam.
Terry Hold Brooks, Seorang tentara AS, yang bertugas menjaga dan menyiksa para mujahidin yang ditawan di Guantanamo, Terry Hold Brooks, dengan sukarela masuk Islam. Keislamannya mengguncangkan pun negara ‘demokrasi’ terbesar di dunia.
Bagaimana Kisahnya?
Hold Brooks ditugaskan oleh Angkatan Bersenjata AS untuk menjaga dan menyiksa para mujahidin di penjara Guantanamo. Para komandan senantiasa mendoktrin para tentara yang bertugas di Guantanamo bahwa para mujahidin yang mereka tahan adalah manusia paling jahat di muka bumi. Sebab, mereka bekerja di bawah kepemimpinan Usamah bin Ladin. “Mereka akan membunuhmu saat pertama kali engkau bertemu mereka, ”kata para komandan. Ini juga di doktrinkan dalam kursus perwira di Pentagon bahwa “ISLAM ADALAH MUSUH”
Tugas para tentara penjaga adalah mengawasi dan menyiksa mereka dengan sadis. Hold Brooks justru sebisa mungkin meringankan siksaan -memperlakukan mujahidin dengan baik. Para tawanan sampai menjuluki ‘Penjaga yang Lembut’. Para tentara penjaga lainnya justru menuduhnya ‘sang Pengkhianat’.
Hal yang paling mengesankan Hold Brooks dari para tawanan adalah senyum ceria di wajah mereka dan ucapan “al-hamdulillah”, segala puji bagi Allah saat malam tiba.
Hold Brooks adalah seorang ateis. Bersama para penjaga lainnya, ia mengisi waktu luang dengan botol-botol minuman keras dan seks bebas. Pada suatu malam, ia ingin mengobrol dengan tawanan. Ia pergi ke sel tawanan no. 509, seorang muslim Maroko bernama Ahmad Rasyidi. Setelah berbincang-bincang dengannya, Brooks mengalami pencerahan.
Ini pertamakalinya ia mengenal Islam sebenarnya. Bukan Islam yang digambarkan secara buruk oleh media massa AS yang berada dalam kendali kekuatan Yahudi. Sejak itu, tiap malam ia datang ke sel Ahmad Rasyidi untuk belajar Islam. Botol minuman keras, seks bebas, dan kawan-kawan begadangnya ia tinggalkan.
Brooks mulai membeli buku tentang Islam dan membacanya dengan tekun. Sampai akhirnya suatu hari, Brooks membawa selembar kertas dan pena. Disodorkannya ke dalam sel Ahmad Rasyidi melalui celah-celah besi. Ia meminta Rasyidi menuliskan lafal dua kalimat syahadat berbahasa Arab, ditulis dalam huruf latin.
Hari itu, dengan suara keras ia mengucapkan dua kalimat syahadat. Namanya diubah menjadi Musthafa Abdullah. Kehidupannya yang semula diisi musik, disko, tato, dan seks bebas telah ditinggalkannya. Ia mulai rajin mengerjakan shalat, dzikir, dan membaca Al-Qur’an. Pada tahun 2005, ia berhenti dari dinas militer. Ia lalu bekerja di Tempa Islamic Centre.
Meski hari-harinya telah diisi dengan kegiatan keislaman, bayang-bayang penyiksaan sadis di Guantanamo tetap tergambar jelas dalam benaknya. Begitulah kekuatan Islam, orang-orang yang memusuhinya berbalik menjadi pembelanya saat mereka telah mengenal keindahannya.
0 komentar dan respon:
Posting Komentar