Allah akan selalu menguji setiap orang beriman sesuai dengan tingkat keimanannya untuk mendapatkan pencapaian derajat yang lebih tinggi. Untuk konteks ummat manusia ujian tersebut untuk mengetahui mana loyang (tembaga atau “emas palsu”) dan mana emas? Dalam konteks ummat Islam Indonesia ujian –ujian tersebut sebagai cabaran dalam meraih “baldatun thoyyibatun wa Rabbun ghofur.”
Ummat Islam akan selalu harus bertarung dan mewaspadai lawan-lawannya. Salah satunya adalah bahaya latent orang-orang komunis yang sudah beranak cucu. September ini menjadi peringatan besar atas keberadaan mereka. Saat ini mereka menuntut pengadilan HAM ke Amnesti Internasional dan Komisi Nasional HAM yang sudah terinfiltrasi dengan memberi harapan atas tuntutan pengadilan ulang atas peristiwa 1965 sebagai korban pembunuhan dan penindasan.
Tujuan mereka jelas, di alam kebebasan berpolitik dan keterbukaan ini pengusung paham komunis sangat menginginkan rehabilitasi nama baik mereka sebagai pelaku bughot – seolah mereka lupa dengan provokasi sejak tahun-tahun sebelumnya atau sebagai pelaku pemberontakan negara.
Pangdam Jaya Mayjen TNI E. Hudawi Lubis mengingatkan masyarakat agar tetap mewaspadai bahaya komunisme. Patut diingat kejadian pada September 1965 lalu, ketika putra terbaik bangsa gugur karena pemberontakan G 30 S/PKI/
"Paham komunisme tidak pernah mati. Bahkan tetap menjadi bahaya laten, oleh karena itu ideologi komunis perlu diwaspadai karena paham ini dapat saja berubah bentuk dan tindakannya," jelas Hudawi dalam sambutan sebagai Inspektur Upacara Bendera pada Minggu pertama awal bulan September 2012, seperti disampaikan Kodam Jaya dalam siaran pers, Senin (3/9) seperti dilansir detikcom.
Hudawi menjelaskan, bangsa Indonesia patut bersyukur karena Pancasila tetap tegak sebagai Dasar Negara Republik Indonesia. Meski demikian, segala macam bahaya laten harus diwaspadai.
"Untuk itu, agar mewaspadai hal-hal yang berkaitan dengan bahaya laten komunis yang dapat muncul dalam bentuk organisasi baru, sehingga pengalaman pahit sejarah bangsa ini tidak sampai terulang kembali," tutur Hudawi.
Selain itu juga, menyambut Pilgub pada 20 September mendatang, TNI telah menyiapkan pengamanan terkait Pilgub DKI. Langkah antisipatif disiapkan guna menghadapi kondisi yang tidak diharapkan.
"Kodam Jaya/Jayakarta tetap mempersiapkan langkah-langkah antisipatif terhadap permasalahan yang sewaktu-waktu datang tidak terduga," terang Hudawi.
Hudawi berharap, momentum Pilgub tetap menjaga rasa persatuan dan kesatuan. Jangan sampai semangat kebersamaan yang sudah dibina ternodai.
"Dengan kebersamaan, akan memiliki kesadaran sebagai warga negara yang berkeyakinan kuat, dan menjunjung tinggi harkat orang lain, sehingga ikhlas dan senantiasa selalu berkerja dengan baik," jelasnya.
0 komentar dan respon:
Posting Komentar