<div style='background-color: none transparent; float:right;'><a href='http://www.rsspump.com/?web_widget/rss_ticker/news_widget' title='News Widget'>News Widget</a></div>

Mengenal Profil yang Mengatakan : “Jalan Nabi Jalan Penuh Onak Duri”

 

Untuk menghibur hati yang galau dengan maraknya kyai, ustadz dan guru ngaji yang menjual Islam dan untuk mengingati kerinduan kami pada ustadz saya dulu yang mukhlis, saya kutipkan syair ini :

Dimana Ustadz kami  

Dimana ustadz kami yang selalu tersenyum dengan sorban hijau dan janggut di wajahnya?
Dimana ustadz yang dulu mengajarkan alif ba ta tsa ... hingga yak di surau kami?
Dimana ustadz yang dulu memberi tausiah iman dan Islam di langgar kampung?
Dimana ustadz yang mengajarkan etika, kesopanan akhlaqul karimah kepada kami?

Ustadz itu sudah tidak ada, saudaraku … Saya sudah tidak lagi menemukannya. 
Yang ada ustadz-ustadz yang menunggangi ummat untuk kepentingan pribadi.
Tidak ada lagi uluran tangan untuk kami cium sebagai hormat kami
Tidak ada lagi yang men-tartil tilawah kami
Tidak ada lagi yang menasihatkan kami untuk tegar dalam Iman dan Islam
Tidak ada lagi penjaga akhlaq kami …… … …

Berikut ini saya posting ulang interview menarik bersumber dari :
http://matengkol.multiply.com/journal/item/784/Jalan-Nabi-Jalan-Penuh-Onak-Duri
tentang tokoh pendiri Jabhah Nushrah Islam, di sini kita lebih mengenalnya sebagai FPI, yaitu Habib Rizieq Syihab. Tentang FPI, Abdurrahman Wahid sebagai gembong kaum liberal dan sekutu Zionis, dengan sangat percaya diri pada tahun 2008, menyatakan jika dirinya sudah 15 tahun berjuang hendak membubarkan FPI. Itu berarti sejak tahun 1993. Padahal FPI baru berdiri tahun 1998.

Kita hendaknya maklum dengan pernyataan ngawur ini karena memang orang yang sudah kena serangan stroke 2 kali biasanya banyak syarafnya yang mati atau tidak terkoneksi dengan baik. Istilah komputernya sering disebut “hang” sehingga harus di-restart atau kalau tidak bisa juga ya di-off-kan saja dan dibuang saja CPU-nya.

Tentang Abdurrahman Wahid (Gus Dur), dia hanya sekedar keturunan ulama besar, dia hanya membawa nama besar kakeknya..., tapi tidak ada sedikit pun mewarisi kemuliaan apapun yang ada dalam jiwa kakeknya. Yang ada pada dirinya hanyalah, kesombongan, kepala batu ... menggadaikan umat dan akidah islamnya kepada Zionist Israel.

Interview dengan Habib Rizieq Syihab

HB. Rizieq Syihab: "DEMI ALLAH, SAYA LEBIH SUKA DIPENJARA ATAU DIBUNUH DARIPADA MEMBUBARKAN FPI. APAPUN YANG TERJADI TUNTUTAN SAYA SATU: BUBARKAN AHMADIYAH...!!!

Suatu waktu Habib Rizieq kembali dibawa polisi. Bersama puluhan anak buahnya, pemimpin organisasi massa Islam yang tidak gentar dalam ber-amar maruf dan ber-nahyi munkar ini secara jantan mempersilakan polisi untuk bersama-sama menuju markas aparat negara tersebut.

Bukan sekali ini saja Sang Habib ‘berjalan beriringan’ dengan polisi. Bahkan dinginnya lantai penjara pun pernah dirasakannya. Dalam suatu pertemuan pribadi beberapa tahun lalu, Sang Habib berkata,

“Jalan Nabi adalah jalan penuh onak dan duri. Jalan yang sunyi dan jalan yang kerap dipenuhi fitnah. Inilah dakwah Islam yang lurus, jalan para mujahid yang telah menjual nyawa dan kehidupannya semata untuk meninggikan kalimat Allah. Tidak semua orang mampu menelusuri jalan ini. Hanya orang-orang yang berani, punya nyali, dan mungkin sedikit nekat, yang mau menyusuri jalan yang tidak populer seperti ini.”

Saya mengangguk, terus memperhatikan uraiannya. Sang Habib mempersilakan saya minum teh hangat dari cangkir kuningan kecil. Setelah minum, kedua mata saya mengedarkan pandangan ke seluruh bagian rumah Habib yang juga dijadikan “markas besar” organisasi yang dipimpinnya.

Markas besar pakai tanda kutip. Soalnya markas besar yang ada di sekeliling saya—jujur saja—tidak layak disebut sebagai markas besar. Selain rumah Habib yang sangat-sangat sederhana, di sebelah kirinya berdiri sebuah ruangan kecil sebagai tempat perpustakaan dan barang-barang dagangan Sang Habib seperti tasbih, sorban, qur’an, aneka minyak wangi, dan lain-lain.

Di sebelah kanan rumah utama, berdiri sebuah ruangan yang lebih kecil lagi sebagai warung Sang Habib yang dipenuhi barang-barang dagangannya. Inilah Habib Rizieq yang sangat bersahaja dalam menjalani hidup. Isterinya, saya memanggilnya Umi, merupakan seorang perempuan yang sangat rendah hati dan tawadhu. Tak jarang dia menyapu sendiri halaman rumahnya atau bermain-main dengan anak-anaknya yang masih kecil dan lucu-lucu. Saya tidak pernah melihat khadimat di rumah ini.

Saya sudah berkali-kali mengunjungi rumah Habib, dari tahun ke tahun tidak ada perubahan yang berarti. Tetap dalam kesederhanaan dan ketawadhuannya. Dari jalan raya ke rumah sang Habib harus tetap menyusuri gang senggol sepanjang sepuluh meter dan pintu besinya yang rendah dan jarang di kunci yang itu-itu juga. Yang berubah hanya masjid yang berjarak sekitar tigapuluh meter dari rumah sang Habib, dulu masjid itu kecil, sekarang sudah lumayan besar.

Dalam hati saya berkata bahwa jika saja Habib mau merasakan hidup lebih makmur maka hal itu bukan hal yang sulit baginya. Front Pembela Islam (FPI), organisasi massa yang dipimpinnya itu memiliki cabang di hampir seluruh provinsi negeri ini. Bukan sekali dua kali tawaran menggiurkan (tentu saja dalam ukuran duniawi) mampir kepada Habib dari orang-orang yang memiliki maksud-maksud mengeksploitasi jumlah simpatisan maupun anggota FPI demi keuntungan dirinya. Namun semua itu dilihat Habib sebagai cobaan dakwah dan tidak membuat Sang Habib goyah. Beliau tetap menjalani hidup penuh kesederhanaan dan ketawakalan.

Saya sangat bangga kita masih memiliki pemimpin umat yang lurus seperti Habib Rizieq. Di bumi Indonesia, jenis pemimpin umat seperti itu sudah sangat langka.

Banyak ustadz-ustadz yang dahulu mengatakan dunia dengan segala perhiasannya adalah fitnah yang harus dihindari, ternyata sekarang malah terpenjara dalam kehidupan duniawi yang melenakan. Ada yang menyeru agar umat Islam lebih banyak jalan-jalan ke mall agar selera terhadap dunianya bertambah, ada yang tiap bulan membeli tanah hingga akte tanahnya menggunakan nama orang lain agar tidak ketahuan orang, ada yang mampu membeli mobil Bentley yang harga miliaran rupiah dan membangun istana di atas tanah berhektar-hektar di tengah lautan penderitaan umatnya yang kian hari kian putus asa, ada yang sibuk mengotak-atik anggaran negara (mengakali uang rakyat) demi memperkaya dirinya, ada yang mondar-mandir jadi makelar pilkada, dan sebagainya.

Sangat sedih melihat kenyataan seperti sekarang ini. Dakwah kini tidak ada bedanya dengan Multi Level Marketing (MLM), di mana mereka yang di atas bisa kaya raya dengan menginjak dan menunggangi umat yang berada di bawah. Yang di atas hidup bagaikan surga dunia, sedangkan yang di bawah, umat kebanyakan, tetap hidup dalam kesengsaraan dan kemiskinan.

Ukhuwah Islamiyah? Itu hanya materi dalam pengajian. Prakteknya: NOL BESAR. Hanya orang-orang kritis, cerdas, dan berani yang bisa bangkit dari semua dongeng penuh kepalsuan ini.

Saya terngiang-ngiang perkataan Habib saat akhir pertemuan. “Akhi, walau banyak orang menuding kami kelompok radikal, kami akan tetap dalam jalan dakwah ini. Kami akan tetap melakukan amar ma’ruh nahyi munkar sampai kapan pun. Ini adalah jalan para Nabi. Mudah-mudahan Allah SWT selalu bersama kita.”

Malam ini, saya memanjatkan doa agar Allah SWT melindungi dan memperkokoh keimanan Sang Habib dan para anak buahnya yang tengah didera fitnah dari Hizbusyaithon, manusia-manusia yang merelakan dirinya menjadi pembela kepentingan Zionisme.

Bagi saya, Habib dan para pengikutnya merupakan orang-orang yang selalu istiqomah dalam melakukan amar ma’ruf nahyi munkar. Bukan seperti 'pemimpin umat yang lain' yang sudah memodifikasikan hal ini sehingga menjadi Amar Ma’ruh Nyambi Munkar. Amien …

READ MORE ... Monggo di-Klik

Studi Analisis : Sampang, Tajul Muluk, dan NU Membeku

 

Ummat Islam memang ditakdirkan harus menghadapi cabaran pertentangan antar golongan. Nabi memberitakan ummat akan terpecah-pecah dengan kefanatikan golongan masing-masing – merasa Islam-nya paling benar dan juga akan muncul nabi-nabi palsu.

Nabi palsu dan ajaran Islam yang sesat pun muncul di kalangan Syiah (seperti Ismailiyah, Nushairiyah atau Druze) namun lebih banyak lagi muncul di kalangan Sunni. Fitnah yang termasuk paling besar di kalangan Sunni adalah munculnya kaum Wahabi/Salafi, pengikut “si Tanduk Setan dari Najed.” Penyebar kebencian dan dendam kesumat. Dakwah, khutbah dan majelis ilmunya pun jauh dari kedamaian karena mengobral cacian, pengkafiran, tuduhan sesat dengan mengklaim Islam-nya paling benar. Slogannya pemurnian Islam dan kembali ke Qur’an & Hadits yang penafsiran dan pengajaran menurut syaikh-syaikh mereka – di luar ajaran gurunya dianggap sesat, bid’ah dan kafir. Saya pun tidak sudi menyebut syaikh-syaikh mereka ini sebagai ”ulama.” 

Namun sayangnya banyak kalangan Sunni memukul rata semua Syiah sesat (ada 22 golongan) sementara mereka menutup mata kesesatan Wahabi. Padahal imam-imam madzab utama di kalangan sunni (Imam Maliki, Hanafi, Syafi’i dan Hambali) tidak pernah mengkafirkan atau fatwa sesat pada Syi’ah Imamah (Itsna Asy’ariyah – Imam 12 keturunan Ali bin Abii Thalib ra keturunan Rasulullah SAW) meski ada perbedaan sejarah mazhab dan periwayatan hadits dalam rentang 14 abad.

Mengapa kini sikap bijak bil hikmah para imam besar Sunni ini tidak menjadi pegangan penganut Sunni?

Syiah adalah bagian dari ummat Islam dan bagian dari mozaik dunia Islam. Ingat kebencian Wahabi dan penyebaran fitnah salafi telah memperbesar masalah ini.

Sunni dan Syiah Imamah

Segala puji bagi Allah. Alhamdulillaah! Astaghfirullaah!

Kami memuji-Nya, meminta pertolongan-Nya dan kami pun meminta ampunan-Nya. Kami berlindung kepada Allah dari kejahatan diri kami dan keburukan amal perbuatan kami. Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, niscaya tidak ada yang bisa menyesatkannya. Dan barangsiapa yang disesatkan oleh Allah, niscaya tidak ada yang bisa memberinya petunjuk.

Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan Yang berhak disembah selain Allah, Maha Esa tiada sekutu bagi-Nya. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba Allah dan utusan-Nya. Amma ba’du …

Siapa Sunni?

Secara umum, golongan ini adalah umat yang mengikuti aliran Hasan Asy''ari dalam urusan akidah dan keempat imam Mahzab (Malik, Syafi''i, Ahmad bin Hanbal, dan Hanafi) dalam fiqih atau syari’at. Jadi identifikasi golongan Sunni (Ahlul Sunnah) sejarahnya muncul belakangan – pada masa hidup Abu-al Hasan Asy’ari (lahir: 873M- wafat: 935 M) atau 3 abad sesudah Rasulullah SAW wafat.

Ahlul Sunnah (Sunni) secara harfiah adalah orang-orang yang konsisten mengikuti tradisi Muhammad SAW. Baik dalam tuntunan lisan maupun amalan serta sahabat mulia beliau. Golongan ini percaya perbuatan manusia diciptakan Allah dan baik  buruknya karena qadha dan qadar-Nya. Kaum Sunni  memperurutkan keutamaan Khulafaa ur-Rasyidin sesuai urutan dan masa kekuasaan mereka. 

Siapa Syi’ah?

Kaum Syiah atau cikal bakal pendukung Syiah munculnya tidak lama setelah Rasulullah SAW wafat di zaman Khulafaa ur Rasyidin. Merekalah pembela Ali ibn Abi Thalib dan cucu Nabi (Hasan + Husein) yang di kemudian hari diburu dan dibunuh atas suruhan Mu’awiyah. Mereka menganggap Nabi mewasiatkan kekhalifahan pada Ali. Sementara Ali mengurusi jenazah Nabi SAW, Abu Bakr di tempat lain dibaiat oleh para sahabat sebagai khalifah pengganti kepemimpinan Nabi.

Jadi akar sejarahnya adalah pembelaan kepada Ali ibn Abi Thalib (masalah politik). Dalam perkembangannya, ajaran Islam Syiah berkembang dalam rel yang berbeda dengan sejarah sunni. Termasuk sanad dan perawi hadits. Para imam Syi’ah (yang utama 12) Ayatullah sebagai pimpinan tertinggi dan keturunan Rasulullah SAW, bisa saja mengatakan :

“Perawi hadits adalah saya.”  

Karena memang merekalah pemegang otoritas keagamaan dan terutama memang  kapabilitas intelektual - sebagai pewaris ajaran datuknya Nabi SAW - benar-benar sangat terjaga.  Kehidupan sufi (yang sangat dibenci oleh kaum wahabi) dan tradisi keilmuan benar-benar hidup dan berkembang di lingkungan Syiah. Misalnya lembaga pesantren pertamakali muncul dari kalangan Syiah. Sejarah Syiah juga mengiringi masuknya Islam di Indonesia. Ulama Syiah banyak yang ahli  filsafat sehingga mendorong berkembangnya masyarakat yang memiliki ciri rasionalitas.

Mengapa Syiah dan Sunni harus bertentangan?

Membayangkan kasus Sampang – seolah saya ada disana – menjadikan hati, akal dan pikiran saya pun merasa sangat kesakitan dan seketika hati dan pikiran saya menerawang ke penindasan agama yang masih menimpa muslim Sunni  Rohingya di Myanmar. Dan sekarang kaum Mustadh’afin (yang Teraniaya) ini pun sudah dekat di pelupuk mata – di Indonesia. 

Saya bukan penganut Syiah. Ketika kuliah saya pernah mondok di Pesantren NU, di Payaman,  Secang – Magelang. Namun perasaan walaa’ dan barra’ – Muslim itu bersaudara, jika anggota tubuh sakit maka seluruh tubuh pun akan merasakan sakitnya – perasaan itu yang mengganggu hati dan pikiran saya.

Perbedaan tidak berarti perselisihan. Perbedaan dapat menjadi rahmat karena ia merupakan sumber kekayaan intelektual khazanah Islam.

Sampang, Tajul Muluk, dan NU yang Membeku

Tajul Muluk, penganut mazhab Syiah di Sampang telah dikriminalisasi karena keyakinannya adalah contoh orang kecil tertindas. Saya tidak bisa mendamaikan kemarahan dengan kesedihan saya yang mendalam atas nasibnya, tanpa menuliskannya. Bagi saya, Tajul Muluk adalah pantulan diri saya sendiri. Saya melihat diri saya pada dirinya dan nasibnya.

Simpati saya datang dari rasa kemanusiaan yang wajar, sedemikian wajarnya sehingga saya merasa perlu untuk mengurai penindasan yang dialami dengan alasan yang wajar dan mudah, mengabaikan kerumitan teknis hukum dan pasal-pasal.

Semata-mata agar orang tahu, tanpa perdebatan soal prosedur hukum dan pengadilan tiga per empat yang kerap begitu palsu, keadilan dan ketidakadilan bukanlah perkara yang rumit untuk dipahami bahkan bagi orang kebanyakan. Dan hakim atau pengadilan sering kali gagal melihat konteks-konteks sosial secara utuh sebagai bagian yang tidak bisa dipisahkan dari bangunan kesimpulan hukum.

Tajul Muluk awalnya adalah seorang santri, kemudian seorang ustad yang memimpin madrasah milik orangtuanya. Sebagaimana orangtuanya, dia menetap dan menghabiskan umurnya yang mendekati 40 tahun, sebagai warga kampung di Dusun Nangkernang, Kecamatan Omben, Kabupaten Sampang.

Selama itu, dia tak pernah terlibat kejahatan, perbuatan asusila, atau kebejatan moral yang meresahkan masyarakat. Bahkan sebaliknya, dia adalah seorang ustad yang pintar, peduli, dan secara tak terelakkan menjadi panutan di kampungnya.

Ditunjang dengan bahasa Arab yang cukup baik, bekal ilmu agama yang luas, dan kepribadian yang lembut terutama terhadap warga miskin di sekitarnya, keberadaan Tajul adalah ‘perbedaan mencolok’ bagi praktik keberagamaan yang semakin simbolis dan cenderung membeku di Sampang.

Dengan sadar saya menulis bahwa telah begitu lama tumbuh sejumlah kiai gadungan yang mengaku NU atau lebih tepatnya pedagang agama dengan simbol-simbol NU yang telah menjadikan agama dan tradisi NU yang mulia itu sebagai barang dagangan di Sampang.

Sebagian para pengaku kiai NU di Sampang itu mencekik umat bahkan yang miskin dengan tarif saat perayaan mauludan Kanjeng Nabi dan ritual-ritual tradisi NU lainnya yang sangat dihormati di Sampang.

Sehabis ritual-ritual itu, sudah umum diketahui begitu banyak warga di Sampang sering harus berutang karena tradisi menanggap kiai berceramah dari pintu ke pintu. Status dan kadar ke-NU-an perlahan-lahan dibangun di atas hubungan-hubungan selebritas agama yang menyusahkan daripada membebaskan.

Kiai-kiai NU ini tentu saja tak benar-benar layak disebut kiai kecuali karena simbol-simbol di tubuhnya. Mereka mempromosikan Islam NU yang materialistis dengan menjual tarif dan tak lagi mau berkunjung ceramah ke tempat orang-orang miskin yang jamak ada di sana. Anda tak perlu mengerahkan daya selidik yang serius untuk mengetahui realitas seperti itu.

Kiai atau tokoh agama itu kini juga lebih banyak menjual proposal agama dengan Pemda ketimbang memperjuangkan masalah sosial dan kepentingan umat yang cukup mengkhawatirkan di sana.

Jika saja pikiran orang di Sampang dibiarkan bebas tanpa membutakan diri dengan simbol dan dogma, keprihatinan-keprihatinan mendalam terhadap kebekuan beragama itu sebenarnya tidak asing di benak warga Sampang. Mereka merasakan belenggu-belenggu itu lebih banyak dari mengatakannya.

“Tetapi kok Kiai itu (Tajul) berbeda?” pikirnya, “Kalau begitu, mending saya jadi Syiah saja atau Muhammadiyah. Tak perlu harus berutang!”

Perlahan-lahan, sepak terjang keberagamaan Tajul Muluk, anak seorang kiai terpandang di Sampang, yang ramah terhadap orang miskin dan lebih mempesona dalam berdakwah, secara serius mengusik kemapanan kiai-kiai pecinta materi yang ada di Sampang, khususnya di Kecamatan Omben. Tajul Muluk adalah anti-tesa, sebuah Islam protes kepada kebekuan beragama yang menguat di sana.

Perang pengaruh yang mulanya bersifat personal telah beralih secara cepat menjadi sentimen identitas mazhab bahwa kami NU sementara Tajul Muluk itu Syiah dan (karenanya) sesat. Tentu saja sentimen primordial yang meruncing itu adalah dalih untuk membungkus alasan sesuangguhnya yang jauh lebih primordial dan memalukan: kecemburuan, ketakutan akan hilangnya pamor dan panggung dakwah para kiai. Hal-hal yang cepat atau lambat, dengan atau tanpa Tajul Muluk, sebenarnya pasti akan terjadi di Sampang.

Tajul Muluk kemudian diolah dalam desas-desus dan fitnah klise yang standar dan mengada-ada tentang Syiah sehingga kemudian Tajul tersihir sebagai musuh masyarakat. Para kiai yang kemapanannya terusik itu mendapatkan angin pembenaran lebih dahsyat lagi oleh kelompok wahabi/takfiri bernama al-Bayyinat, yang juga mendaku diri sebagai kader NU yang anehnya terang-terangan memiliki agenda organisasi dan tercermin dalam ceramah kebencian mereka yang sistematis untuk menyesatkan dan memerang Syiah, khususnya di Jawa Timur.

Persekutuan jahat itu pun makin menjadi-jadi dengan melibatkan politik daerah di Sampang yang dimainkan oleh Bupati Sampang Noer Tjahja. Bupati ini melihat peluang menjadikan kasus Tajul Muluk sebagai kasus populis yang bisa digunakannya mendulang simpati massa fanatik NU untuk memilihnya sebagai bupati untuk kali kedua. Semenjak itu, bupati ini secara aktif mengeraskan dan memobilisasi pidato kebencian terhadap Tajul Muluk dan paham Syiah.

Tajul Muluk akhirnya terusir dari rumah, kampung halamannya dan dari pengikut dan santrinya yang berjumlah lebih dari 350 orang. Tapi itu rupanya tidak cukup. Jauh di pengungsian, Tajul mendengar, rumah dirinya, madrasah, mushalla, koperasi, rumah ibunya, dll telah dibakar massa.

Kebakaran itu berbuntut pengungsian ratusan warga pengikut Syiah dan kemudian penderitaan yang tidak berkesudahan hingga sekarang, misalnya: penjarahan harta benda, pemecatan para buruh tani karena tidak mau keluar dari Syiah, dan  lainnya.

Alih-alih aktor penyuruh dan pelaku pembakaran ditangkap, dan hukum ditegakkan, yang terjadi Tajul Muluk yang sebenarnya adalah korban justru dikriminalisasi dan dihukum karena dianggap melakukan penodaan agama. Tak ada rehabilitasi rumah korban, pergantian hak warga yang dirampas atau bahkan sekadar kata maaf.
Warga Syiah dan Tajul Muluk dipersekusi haknya secara perlahan dan menyakitkan. Dalam penderitaan dan kemiskinan, anak istri Tajul Muluk, dan pengikutnya, menjalani penindasan di depan negara yang hanya bersedia menjadi penonton.

Tanpa basa-basi saya ingin mengatakan, NU yang toleran, yang katanya memiliki prinsip kemanusiaan dan keindonesiaan yang solid terbukti hanya ilusi di Sampang.
NU boleh bersilat lidah, bahwa ada oknum, tapi tampaknya apa yang disebut oknum-oknum itu telah cukup menguasai kancah politik organisasi NU di Jawa Timur, dan mungkin di daerah lain dalam waktu cepat, begitu cepatnya sehingga tak bisa dibayangkan oleh tokoh-tokoh ideologis NU sendiri.

Pada saat itu, mungkin NU bahkan akan pula segera disesatkan dan dikafirkan oleh rayap takfiri yang menempel di rumahnya sendiri yaitu si bunglon Wahabi.

Source:
Hertasning Ichlas; beritasatu.com; Kamis, 16 Agustus 2012

Saya tutup dengan pandangan Habib Rizieq mengenai Syiah dari release resmi FPI :

"KONFLIK BERDARAH Sunni - Syiah tidak boleh terjadi. Sunni harus bisa menahan diri dan Syiah harus tahu diri. Artinya, Sunni tidak boleh tunjuk hidung dengan  mengkafirkan Syiah, apalagi menggeneralisir bahwa semua Syiah kafir, tapi Sunni tetap wajib mengkafirkan aneka pemikiran yang nyata-nyata kafir dari siapa pun datangnya.”

Untuk menghibur hati yang galau dengan maraknya kyai, ustadz dan guru ngaji yang menjual Islam dan untuk mengingati kerinduan kami pada ustadz saya dulu yang mukhlis, saya kutipkan syair ini :

Dimana Ustadz kami  

Dimana ustadz kami yang selalu tersenyum dengan sorban hijau dan janggut di wajahnya?
Dimana ustadz yang dulu mengajarkan alif ba ta tsa ... hingga yak di surau kami?
Dimana ustadz yang dulu memberi tausiah iman dan Islam di langgar kampung?
Dimana ustadz yang mengajarkan etika, kesopanan akhlaqul karimah kepada kami?

Ustadz itu sudah tidak ada, saudaraku … Saya tidak sudah tidak lagi menemukan. 
Yang ada ustadz-ustadz yang menunggangi ummat untuk kepentingan pribadi.
Tidak ada lagi uluran tangan untuk kami cium sebagai hormat kami
Tidak ada lagi yang men-tartil tilawah kami
Tidak ada lagi yang menasihatkan kami untuk tegar dalam Iman dan Islam
Tidak ada lagi penjaga akhlaq kami

Yang ada adalah para ustadz dan santri yang siap menghajar kami
membubarkan tempat pengajian kami
menghancurkan rumah dan sekretariat tempat kami berkumpul dan tilawah qur'an
jumlahnya ratusan bahkan ribuan
datang dari jauh
bukan untuk mentausiahkan kami
mengajak kami mengaji
tapi menghancurkan kami
karena kami menjaga eksistensi agama Islam ini, yang dulu telah diajarkan mereka kepada kami.

Dimana ulama itu ?  Dimana MUI itu ?  Dimana Ummat Islam ???

Ketika penjara penuh dengan orang pengajian dan ustadz yang komitmen Islam
Selamat datang kemaksiatan
Selamat datang penyimpangan
Selamat datang kebebasan

READ MORE ... Monggo di-Klik

Hanya Mengingatkan : Waspadai bahaya laten Komunis!

 
Allah akan selalu menguji setiap orang beriman sesuai dengan tingkat keimanannya untuk mendapatkan pencapaian derajat yang lebih tinggi. Untuk konteks ummat manusia ujian tersebut untuk mengetahui mana loyang (tembaga atau “emas palsu”) dan mana emas? Dalam konteks ummat Islam Indonesia ujian –ujian tersebut sebagai cabaran dalam meraih “baldatun thoyyibatun wa Rabbun ghofur.”

Ummat Islam akan selalu harus bertarung dan mewaspadai lawan-lawannya. Salah satunya adalah bahaya latent orang-orang komunis yang sudah beranak cucu. September ini menjadi peringatan besar atas keberadaan mereka. Saat ini mereka menuntut pengadilan HAM ke Amnesti Internasional dan Komisi Nasional HAM yang sudah terinfiltrasi dengan memberi harapan atas tuntutan pengadilan ulang atas peristiwa 1965 sebagai korban pembunuhan dan penindasan.

Tujuan mereka jelas, di alam kebebasan berpolitik dan keterbukaan ini pengusung paham komunis sangat menginginkan rehabilitasi nama baik mereka sebagai pelaku bughot – seolah mereka lupa dengan provokasi sejak tahun-tahun sebelumnya atau sebagai pelaku pemberontakan negara.

Pangdam Jaya Mayjen TNI E. Hudawi Lubis mengingatkan masyarakat agar tetap mewaspadai bahaya komunisme. Patut diingat kejadian pada September 1965 lalu, ketika putra terbaik bangsa gugur karena pemberontakan G 30 S/PKI/

"Paham komunisme tidak pernah mati. Bahkan tetap menjadi bahaya laten, oleh karena itu ideologi komunis perlu diwaspadai karena paham ini dapat saja berubah bentuk dan tindakannya," jelas Hudawi dalam sambutan sebagai Inspektur Upacara Bendera pada Minggu pertama awal bulan September 2012, seperti disampaikan Kodam Jaya dalam siaran pers, Senin (3/9) seperti dilansir detikcom.

Hudawi menjelaskan, bangsa Indonesia patut bersyukur karena Pancasila tetap tegak sebagai Dasar Negara Republik Indonesia. Meski demikian, segala macam bahaya laten harus diwaspadai.

"Untuk itu, agar mewaspadai hal-hal yang berkaitan dengan bahaya laten komunis yang dapat muncul dalam bentuk organisasi baru, sehingga pengalaman pahit sejarah bangsa ini tidak sampai terulang kembali," tutur Hudawi.

Selain itu juga, menyambut Pilgub pada 20 September mendatang, TNI telah menyiapkan pengamanan terkait Pilgub DKI. Langkah antisipatif disiapkan guna menghadapi kondisi yang tidak diharapkan.

"Kodam Jaya/Jayakarta tetap mempersiapkan langkah-langkah antisipatif terhadap permasalahan yang sewaktu-waktu datang tidak terduga," terang Hudawi.

Hudawi berharap, momentum Pilgub tetap menjaga rasa persatuan dan kesatuan. Jangan sampai semangat kebersamaan yang sudah dibina ternodai.

"Dengan kebersamaan, akan memiliki kesadaran sebagai warga negara yang berkeyakinan kuat, dan menjunjung tinggi harkat orang lain, sehingga ikhlas dan senantiasa selalu berkerja dengan baik," jelasnya.

READ MORE ... Monggo di-Klik

Damailah Muslim! Ukhuwwah dan perbedaan itu Rahmat

 

Kita semua sedang menghadapi skenario besar konspirasi global untuk melemahkan ummat  Islam. Dunia Barat pun menyadari pada akhirnya akan terjadi “War Civilization” ala Samuel Huntington. Dan perang mereka pun sudah mereka labeli perang melawan terorism. Lalu di kaki mana Anda berpijak?

Pernyataan sikap FPI atas peristiwa Sampang

Rabu, 29 Agustus 2012 12:39:14

JAKARTA - Bentrokan yang terjadi antara kaum Muslimin dengan sekte sesat Syiah di desa Nangkernang, Sampang, Madura, beberapa waktu lalu, Minggu (26/8), memunculkan berbagai tanggapan dan keprihatinan sejumlah pihak. Begitu pula dengan Ormas Front Pembela Islam (FPI), Imam besar FPI Habib Muhammad Rizieq Syihab. Merilis pernyataan sikapnya terkait peristiwa tersebut melalui website resminya fpi.or.id,Selasa, (28/8/2012).

Berikut rilis dari Habib Muhammad Rizieq Syihab untuk seluruh Keluarga Besar Front Pembela Islam (FPI) :

"KONFLIK BERDARAH Sunni - Syiah tidak boleh terjadi. Sunni harus bisa menahan diri dan Syiah harus tahu diri. Artinya, Sunni tidak boleh tunjuk hidung dengan  mengkafirkan Syiah, apalagi menggeneralisir bahwa semua Syiah kafir, tapi Sunni tetap wajib mengkafirkan aneka pemikiran yang nyata-nyata kafir dari siapa pun datangnya, seperti pemikiran bahwa Al-Qur'an ada kekurangan akibat tahrif, Jibril as salah membawa risalah kepada Muhammad SAW mestinya untuk yang lain, ada umat Islam yang lebih afdhol dari Rasulullah SAW, ada Nabi Baru setelah Nabi Muhammad SAW, pengkafiran Muhajirin dan Anshor serta Shahabat lainnya yg mengikuti Muhajirin dan Anshor dengan Ihsan, apalagi mempertuhankan manusia, dan sebagainya."

Ada pun Syiah, wajib insyaf dan sadar untuk tidak menyebar luaskan ajarannya di negeri-negeri Sunni, termasuk Indonesia, baik aqidah mau pun syariah, apalagi sikap MENISTAKAN hal-hal yang dimuliakan Sunni, agar tidak memancing konflik. Jika Sunni menahan diri dan Syiah tahu diri, maka dialog dengan ilmu dan adab dalam berbagai perbedaan Sunni dan Syiah bisa dibangun, sehingga konflik berdarah pun bisa dihindarkan.

Waspadalah, Zionis dan Salibis Internasional sedang melakukan program ADU DOMBA Sunni dan Syiah di seluruh dunia secara besar-besaran, bahkan ADU DOMBA Sunni dengan Sunni, dan Syiah dengan Syiah.

Seluruh Aktivis FPI wajib menjadi benteng Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama'ah, pecinta sejati Rasulullah SAW dan Ahlul Baitnya serta semua Shahabatnya, tapi tidak boleh sembarangan mengkafirkan madzhab-madzhab Islam yang ada dan diakui sejak lama oleh Ulama Salaf mau pun Khalaf dengan aneka ragam perbedaannya, apalagi melakukan penyerangan secara fisik.

Al-Imam Abul Hasan Al-Asy'ari RA telah menetapkan Kaidah Aqidah Aswaja yaitu : Tidak mengkafirkan seorang pun dari Ahli Qiblat hanya karena perbedaan Furu'uddin atau Ushul Madzhab, baik dalam Aqidah mau pun Syariah, kecuali dalam Ushuluddin (Ushul Islam) baik dalam Aqidah mau pun Syariah. Dan Imam Al-Isfarayani RA meletakkan Kaidah Aqidah Aswaja lainnya, yaitu : Memvonis Islam terhadap seribu orang kafir dengan satu syubhat LEBIH BAIK daripada memvonis Kafir terhadap seorang muslim dengan seribu syubhat.

Ayo, jaga UKHUWWAH ISLAMIYYAH dalam perbedaan Madzhab! Bangun Dialog dengan Ilmu dan Adab sesama Madzhab Islam! Jangan saling mengkafirkan, apalagi saling menyerang dan membunuh! Stop segala bentuk penistaan terhadap  Rasulullah SAW dan Ahlul Baitnya serta para Shahabatnya! Rapatkan barisan dan satukan potensi untuk melawan Zionis dan Salibis Internasional! Allahu Akbar !!! "

Jakarta, 10 Syawwal 1433 H – 28 Agustus 2012 M.

Imam Besar Front Pembela Islam

(Habib Muhammad Rizieq Syihab)

READ MORE ... Monggo di-Klik

Rektor IAIN Sunan Ampel : Syiah Itsna Asy’ariyah Bukan Aliran Sesat!

 

25 Agustus 2012 terjadi penyerangan fisik terhadap muslim Syi’ah Imamah (Itsna Asy’ariyah) di Sampang, Madura. Penyerangan biadab terjadi hanya dalam beberapa hari sesudah lebaran dengan beberapa korban jiwa dan pembakaran rumah-rumah saat mereka merayakan lebaran ketupat. Alasan penyerangan karena mereka ingin membangun kembali masjid yang rusak.

Padahal dalam 14 abad sejarah Syiah otoritas ulama di kalangan sunni (Ahlu Sunnah wal Jama’ah) menganggap mereka bagian dari Islam. Imam madzab utama di kalangan sunni (Imam Maliki, Imam Syafi’i, Imam Hanafi, Imam Hambali) tidak pernah sekalipun memfatwakan Syiah Itsa Asy’ariyah sesat dan keluar dari Islam. 

Kalangan ulama utama NU sendiri tidak pernah fatwakan Syi’ah Imamah keluar dari Islam. Tetapi mengapa terjadi penyerangan terhadap saudara sesama muslim?  

Kita meyakini kebenaran hadits Nabi SAW bahwa ummat akan terpecah menjadi 73 golongan dan yang selamat adalah yang mengikuti sunnah Nabi dan berpegang teguh pada Al-Qur’an. Kita tahu sebutan Islam sunni atau Ahlu sunnah wal jama’ah adalah sesuatu yang baru – tidak ada di zaman Rasulullah, shahabat, tabi’in, tabi’it tabi’in. Aqidah kaum sunni pun dirumuskan oleh Hasan Asy’ari. demikian pula Syiah adalah sesuatu yang baru bahkan lebih dahulu ada.  Syiah muncul karena ada  perbedaan politik khilafah (kepemimpinan) sepeninggal Nabi.

Maka alangkah naifnya, Wahabi – salafi yang baru 300 tahun sejarahnya, telah melakukan takfir, caci-maki, umpatan kebencian, menaburkan fitnah dan provokasi agar kalangan sunni selalu memusuhi mereka. Padahal hadits “Tanduk Setan dari Najd yang akan muncul pada abad 12 H” justru menunjuk ke hidung Muhammad bin Abdul Wahhab) dari Najd, Arab Saudi pendiri Wahabi pada akhir abad 18 M.

Syiah terbagi 22 golongan, sebagiannya (seperti Nushairiyah dan Isma’iliyah) jelas sesat dan dan sebagian lain tidak sesat – seperti Syiah Imamah (Itsna Asy’ariyah) dan Zahidiyah di Yaman.  Kita juga tahu di kalangan yang mengklaim golongan sunni ada begitu banyak golongan sesat-menyesatkan – salah satunya Wahabi/Salafi. Lalu mengapa harus merasa paling benar dan menghakimi muslim lain kafir dan sesat.

Saya bukan penganut Syi’ah. Agama saya ISLAM (titik). Tidak ada embel-embel Islam sunni atau Islam Syi’ah apalagi Islam Salafi.

Rektor IAIN Surabaya: Syiah Sampang Bukan Aliran Sesat

TEMPO.CO, Surabaya - Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sunan Ampel Surabaya, Prof. Dr. Abd A'la menegaskan bahwa aliran Syiah yang dianut warga Sampang bukanlah aliran sesat. "Masalah keyakinan Syiah itu sudah clear, tidak sesat, Syiah bagian dari Islam," kata A'la kepada Tempo, Minggu, 27 Agustus 2012.

Menurut A'la, jika Syiah dianggap sesat maka sama artinya dengan tidak mengganggap negara Iran sebagai negara Islam. "Iran itu mayoritas Syiah dan dianggap negara Islam. Apa kita akan mengingkari hal itu," ujarnya.

Memang terdapat banyak aliran dalam Syiah, namun dari kacamata A'la, di dunia ini hanya mengakui satu aliran Syiah yang sesat yaitu Syiah Ghulam. Sedangkan yang ada di Indonesia, kata A'la, bukanlah aliran Ghulam.

A'la juga minta ormas Islam seperti Nahdlatul Ulama serta Majelis Ulama Indonesia (MUI) tak gampang melabeli sesat kepada aliran tertentu.

Selain itu, A'la juga minta seluruh tokoh masyarakat mampu menciptakan kedamaian di tengah masyarakat. Seorang tokoh yang hanya menebarkan kebencian untuk memaksakan suatu keyakinan merupakan tokoh yang tak mengetahui hakikat dari Islam itu sendiri.

A'la lantas menukil salah satu ayat dari surat Yunus ayat 99 yang berbunyi. "Dan jikalau Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang di muka bumi seluruhnya. Maka apakah kamu hendak memaksa manusia supaya mereka menjadi beriman semua?".

A'la juga minta pemerintah tak gegabah dalam merelokasi warga Syiah Sampang. "Relokasi malah akan menjadikan Syiah eksklusif, dan ini justru bahaya."

Konflik yang melibatkan Syiah, tambah A'la, mayoritas bukan karena perbedaan keyakinan melainkan adanya faktor lain, seperti faktor politik maupun konflik keluarga. Dia mencontohkan terbunuhnya Husain bin Ali, serta peperangan antara Muawiyah dan Ahlul Bait yang semuanya bernuansa politik.

Karenanya, konflik antara Syiah dan warga Sampang diduga juga bukan karena adanya perbedaan keyakinan. "Kan sebentar lagi ada Pilkada, saya tidak bermaksud mengecilkan masalah, tapi faktor politik seringkali memicu," tutur A’la.

Apalagi antara Syiah dan NU, kata A’la pula, sebenarnya memiliki banyak ritual yang sama. Ritual pujian ala NU, misalnya, adalah meniru ritual ala Syiah.

Tetapi Islam juga mengajarkan bahwa perbedaan juga rahmat. Jangan mudah saling mengkafirkan atau begitu mudah menuduh sesat dan mengabaikan perbedaan yang sudah ditakdirkan pada ummat Islam. Dakwah Islam tidaklah dengan kekerasan tetapi dengan bil hikmah.

READ MORE ... Monggo di-Klik

1] Kabut misteri interaksi NAZI dan ISLAM


Selama ini sumber informasi tentang Nazi Jerman berasal dari negara-negara besar pemenang Perang Dunia II via media yang dikuasai Yahudi. Mereka melakukan propaganda secara non-stop dan pencitraan buruk terhadap semua musuh Yahudi dengan memutar-balikkan fakta. Dipastikan informasi tentang NAZI Jerman telah
dimanipulasi sesuai kepentingan sekutu (Yahudi khususnya). Kebohongan luarbiasa ini telah ditelan mentah-mentah oleh kita terkait informasi tentang Nazi.
Wajar saja, karena sejarah selalu ditulis oleh Pemenang. Namun akan selalu ada kekuatan alternatif yang terus-menerus melawan kemapanan, seperti media dan jurnalis independen atau figur berpengaruh yang dengan opini melawan mainstream, seperti statemen Presiden Ahmadinejad :
"Holocaust" adalah dongeng yang digunakan untuk menciptakan negara Yahudi di jantung dunia Islam.
yang dinyatakan pada 14 Desember 2005 dalam konferensi dunia di Teheran dengan  thema ”Benarkah Holocaust ada?”
Sebuah artikel koran Inggris, The Daily Telegraph, yang diterbitkan 3 Oktober 2009 menyerangnya dengan menyebutkan bahwa ia keturunan Yahudi di Iran, nama aslinya saat dilahirkan – Mahmoud Sabourjian

Sabourjian menurut artikel itu di Iran bermakna “Selendang Tallit” yang biasa dipakai di kalangan Yahudi. Namanya menjadi Mahmoud Ahmadinejad saat usia 1 tahun – disesuaikan dengan identitas Islam ketika dibawa pindah ke Teheran tahun 1957.
Banyak ahli di Iran telah membantah informasi tersebut dan mengatakan leluhur Ahmadinejad diketahui sebagai Muslim, dan kerabat Ahmadinejad mengatakan, dia mengadopsi nama baru pada saat pindah ke Teheran, untuk menghindari diskriminasi berdasarkan akar pedesaan.
Benar atau tidaknya ia keturunan Yahudi – itu tidak penting. Karena dari bangsa apapun ketika menjadi mualaf kita tidak berhak men-justifikasi (menakar) keimanannya – itu hak Allah SWT. Kontroversi ini boleh jadi untuk menghadang popularitas Ahmadinejad di kalangan ummat Islam.
Ia terlahir sebagai anak pandai-besi (blacksmith) di desa pertanian Aradan, dekat kota Garmsar, 120 KM tenggara Teheran 28 Oktober 1956. Ketika lahir dinamakan Mahmoud Saborjhian dan diberi nama yang lebih religius Mahmoud Ahmadinejad.
Catatan :
Selendang Tallit – Penggunaannya seperti berita ini :
Prosesi pernikahan digelar secara Yahudi. Saat seremoni, Natalie Portman dan Benjamin memakai selendang yang biasa dipakai kaum Yahudi, Tallit. Selendang itu untuk menyelimuti keduanya. Selesai upacara, selendang dilepas.

Neo-Nazi di negeri Yahudi

neo-nazi-zionism_universal quotesProfil Neo Nazi sekarang ini sangat berbeda dengan hakekat profil pengikut NAZI sebenarnya.  Anarkhisme dilakukan oleh Neo Nazi dengan cirinya yang Plonthos (skinhead), asesoris Metal dan pakaian yang jauh dari kesan disiplin dan militan. Kita pun bertanya, “Benarkah mereka penerus Hitler sejati atau ini hanya infiltrasi Yahudi licik?”  model pencitraan yang menyesatkan.
Jerusalem-September 12, 2007
Nazi identik pelaku Holocaust (pembantaian Yahudi). Ironisnya, di Israel muncul Neo-Nazi. Anehnya mereka pemuda Yahudi. Lebih aneh lagi, salah seorangnya cucu korban selamat dari holocaust di Ukraina. Mereka dihadapkan tuduhan serangan rasis, selebaran hasutan, kepemilikan buku rasis dan senjata tajam illegal.
“Pemerintah akan bertindak keras terhadap kelompok yang melakukan hasutan rasial dan tindakan kekerasan lain yang berbau rasis,” ujar Kejaksaan Agung Israel sebagaimana dilansir AFP, selasa (11/9/2007).
Kepolisian Israel yakin pengikut garis keras revolusioner Hitler ini bergerak di wilayah Israel. Mereka melakukan aksi penyerangan warga asing dan pengikut yahudi dan merekam video untuk disebar via internet.
Dalam video di media Israel, mereka terlihat menendang dan memukul orang lemah, user narkoba dan penganut Yahudi. Polisi menemukan bukti seragam militer ala Nazi, gambar Adolf Hitler, pisau, senjata api dan TNT.
“Ideologi mereka ‘menyerang penganut Yahudi, warga Asia dan Asing’. Mereka diyakini terkait Neo-Nazi luar negeri,” kata polisi setempat.
-----------------------------------------------------------
Sekali lagi, kejadian di Israel ini adalah ironi yang sangat kontradiktif!

Ingin tahu profil Nazi sejati!  

image
Johannes von Leers (1902-1965) sahabat karib Menteri Propaganda Joseph goebbels dan Mohammad Amin al_Huseini Mufti Palestina (yang mengungsi di Berlin sejak sebelum PD II hingga sesudahnya). Dia penulis yang diakui di masa Hitler. Johannes von Leers tetap bersembunyi di Jerman dan selalu lolos dari kejaran tentara sekutu, setelah Jerman kalah PD II. 
Setelah 10 tahun kucing-kucingan dengan sekutu, Leers melarikan diri ke Mesir tahun 1955. Ia masuk Islam dengan nama Omar Amin von Leers. Ia bekerja di Kementerian Informasi Mesir. Ia sangat mencintai Islam dan menjadi simpatisan Ikhwanul Muslimin.  Leers  pun melanjutkan perangnya melawan Zionisme dari Mesir.
Ucapan terkenal Leers mewakili perasaan orang seperti dirinya:
1]   Dalam "Der Kardinal und die Germanen" dengan lugas mengkritik aksi kejam pasukan Eropa dalam Perang Salib. Dia bandingkan toleransi Islam terhadap agama lain dengan penaklukan berdarah bangsa Kristen atas orang Barbar ASLI Jerman (p. 23, 48, 52, 68).
2]  Dalam "Blut und Rasse in der Gesetzgebung", Leers mencatat persamaan paralel Islam dan tradisi kuno Jerman, "hukum Tuhan dan hukum manusia bersatu" dan hak manusia adalah "fragmen dari keteraturan semesta yang berasal dari Tuhan" (p. 6).
3]  Dec. 1942, Die Judenfrange memuat artikel  program pasca-perang Zionis yang mendemonstrasikan bagaimana Zionism  menguasai Palestina dan dengannya menyiapkan posisi penguasa dunia. Kontribusi artikelnya berjudul "Yudaisme dan Islam sebagai kebalikan."
4]  Selain mendiskusikan isu strategis kampanye Jerman di Afrika Utara, Leers merancang fondasi moral dan intelektual untuk persekutuan Third Reich dengan Arab dan Muslim. Dia puji sikap anti-Zionis, "Bila dunia bersatu mengusung kebijakan sama, kita tidak akan dipusingkan masalah Yahudi seperti saat ini."
(Jeffrey Herf, The Jewish Enemy: Nazi Propaganda During World War II and the Holocaust, Boston: The Belknap Press, p. 178-182).
----------------------------------------------------------
Leers pengagum kebudayaan Arab dan sangat paham  bahasa Arab. Dia membantu penterjemahan peraturan Dewan Tertinggi Urusan Islam Mesir ke bahasa Jerman. Teks yang dia terjemahkan adalah tulisan Syaikh Muhammad Abu Zahra tentang konsep Islam mengenai perang dan peraturan jihad (Begriff des Krieges in Islam) dan Ibrahim Muhammad Ismail tentang doktrin ekonomi Islam (Der Islam und die heutigen Wirtschaftstheorien).
Leers menulis surat ke H. Keith Thompson (bisnisman di New York yang terkenal sikapnya anti-Zionisme dan pernah menjadi sekretaris pribadi mufti Palestina al-Husseini di Beirut) sebagai berikut :
"Islam saat ini satu-satunya kekuatan spiritual dunia yang berjuang untuk agama yang benar, nilai manusia dan kemerdekaan. Satu hal yang pasti - lebih banyak lagi patriot Jerman yang bergabung dalam gerakan revolusi Arab melawan imperialisme. Di Aljazair beberapa prajurit Jerman menyeret 2 orang perwira Prancis beserta perwira rendahan. Mereka potong leher tawanan disaksikan para revolusioner Aljazair, bergabung dengan milisi lokal dan memeluk Islam. Itu bagus sekali!
"Tempat kita sebagai bangsa yang ditekan kekuatan luar seharusnya tidak di sisi pemerintahan Bonn bentukan kolonialis Barat, melainkan beserta para nasionalis Arab yang berjuang memerdekakan diri dari kungkungan Imperialisme. Biarlah (Konrad) Adenauer murka saat mengetahui para patriot Jerman yang jujur tidak diekstradisi oleh negara-negara Arab pecinta kemerdekaan kepada dirinya atau ke bos-bos Amerika/Inggris. Biarlah babi Inggris menjuluki kita "Pengusik", karena tidak lama lagi mereka akan terusir dari Timur Tengah, seperti halnya yang telah terjadi di Irak dimana para pelayan Imperialisme Inggris dibantai pejuang Arab."
"Alhamdulillah! Dukungan yang diberikan Amerika dan anteknya kepada tirani Yahudi di Jerman akan membuat bangsa Jerman bangkit berjuang. Sebenarnyalah, untuk bangsa kita hanya ada SATU harapan - untuk menyingkirkan imperialisme Barat dengan bergabung bersama grup anti-imperialis yang digalang negara-negara Arab dan Muslim."
(Coogan, op. cit., p. 382-383)
--------------------------------------------------------------------------------------
Nazi tidak seburuk persangkaan. Citra  buruknya dibentuk media Yahudi. Maka diperlukan informasi berimbang tentang patriot Jerman. Elit Nazi ternyata berakal sehat, prinsipnya kuat dalam memperjuangkan nilai-nilai asli GERMAN  dan justru lebih dekat dengan Islam. Sebaliknya pemenang PD II  dipengaruhi Yahudi laknatullah dan saat ini lebih memusuhi ISLAM.
--------------------------------------------
Related Post:
Daftar Perwira NAZI, SS dan Wehrmacht Pemeluk Islam–Bagian 4 
Rasialisme versi NAZI Jerman - Bagian 3
Islam di sekitar NAZI - Bagian 2
--------------------------------------------------------
Kembali ke BAGIAN PALING ATAS klik --->        Back to Top

READ MORE ... Monggo di-Klik
Word of the Day

Article of the Day

This Day in History
Sanden Yogyakarta Jakarta Slideshow: Yusuf’s trip from Jakarta, Java, Indonesia to Yogyakarta was created by TripAdvisor. See another Yogyakarta slideshow. Create your own stunning slideshow with our free photo slideshow maker.
Free Backlinks Online Users

Google Translate

Add to Google
Translate to 32 LANGUAGES
Jpn
Indonesia

Sayangi Kendaraan Anda
ASURANSI MOBIL SHARIAH
contact :
yusuf.edyempi@yahoo.com
SMS......:...0815 8525 9555

.

Statistic

danke herzlich für besuch

free counters

SEO for your blog

sitemap for blog blogger web website
Webmaster Toolkit - free webmaster tools
Google PageRank Checker

Recent flag visits


bloguez.com

STAGE OF MODERN CIVILIZATION SOME GREATEST ACHIEVERS OR THE ONES HISTORY WOULD REMEMBER SOME WAY - CAN YOU TRACK THEM BY NAME?