Negara manapun yang tidak tunduk dengan Amerika pasti menghadapi tekanannya. Semakin sengit membangkang, mereka akan menggunakan pengaruhnya untuk memperalat PBB dan meminta dukungan sekutunya di seluruh dunia untuk menjatuhkan sanksi ekonomi dan bentuk embargo lain dengan alasan isu HAM dan Demokrasi (tapi ada anomali demokrasi – Paman Sam menutup mata atas eksistensi diktator Arab anti demokrasi bahkan menolak kemenangan Islam konservatif dalam Pemilihan Umum adil di Aljazair & Iran) Mereka mengusik Birma, China, Cuba, Irak, Venezuela, Sudan, Libia, Siria, Somalia, Afghanistan dan lainnya.
Semua itu masih ditambah dengan isu pengembangan kekuatan nuklir yang mengancam dominasi Amerika (Barat) di negara-negara diluar Kekuatan Utama – seperti terjadi pada Korea Utara dan Iran. Korea Utara sangat menderita dan jutaan rakyatnya terancam mati kelaparan karena paceklik yang diperparah dengan embargo ekonomi, tapi masih mampu bertahan – meski sempat menerima inspeksi Nuklir PBB untuk mendapatkan bantuan bahan bakar dan makanan.
Ada fenomena aneh dengan Republik Islam Iran (RII). Embargo militer dan ekonomi beberapa kali di perbaharui selama lebih dari 30 tahun justru RII mampu menunjukkan kemandirian. Iran menahan ofensif Saddam Hussein di Sath-el-Arab, membangun keunggulan sain dan kekuatan militer hingga menjadi yang paling kuat di Timur Tengah. Sorotan internasional saat ini isu pengembangan teknologi Balistik, Satelit dan Nuklir yang menjadi ancaman nyata terhadap eksistensi Israel dan kepentingan geo-politik Barat di kawasan ini.
Mengapa Iran Sanggup Hadapi Embargo Dunia Barat?
Republika – 24 Januari 2012REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Iran bukanlah anak kemarin sore yang mudah takluk dengan gertakan pemberlakuan embargo oleh dunia Barat. Sejarah mencatat Iran berulang-kali diembargo, namun tetap bertahan bahkan mampu berkembang secara mandiri.
Pertama, kekuatan Iran bersumber pada figur pemimpin spiritual.
"Apa yang dikatakan pemimpin spiritualnya akan diikuti masyarakat Iran. Figur pemimpin spiritual merupakan kekuatan luar biasa bagi Iran," kata Muhyiddin saat diwawancarai Republika.co.id, Selasa (24/1-2012).
Yang kedua, masyarakat Iran memiliki rasa nasionalisme kuat.
Masyarakat Iran akan melakukan apa saja untuk mempertahankan keutuhan negaranya." Ambil contoh, kasus pembunuhan ilmuwan nuklir Iran, kematian itu bukan menciutkan masyarakat Iran untuk mempelajari ilmu Nuklir, sebaliknya mereka kian bersemangat mempelajari Nuklir,"
Yang terakhir, masyarakat Iran begitu cinta dengan ilmu dan teknologi.
Iran mengalami perkembangan sains dan teknologi demikian pesat. Salah satunya, bagaimana Iran mencontoh Kanada dalam budidaya gandum. Faktanya Iran tidak lagi mengimpor gandum. Iran memiliki kemampuan mengekspor gandum. Kemampuan ini mensejajarkan Iran dengan Israel yang mampu mengembangkan zaitun dalam kondisi tanah tidak subur."
Karena itu, Muhyiddin sangsi embargo Barat, utamanya Uni Eropa akan menyurutkan kemampuan mandiri bangsa Iran. Efek jangka pendek embargo memang berpengaruh, tetapi tidak menjamin efek jangka panjang," pungkasnya.
0 komentar dan respon:
Posting Komentar