Pembentukan akhlak anak memerlukan campur tangan orangtua, karena jiwa anak seperti kertas putih kosong, sebagaimana hadits Nabi SAW :
“Setiap bayi dilahirkan senantiasa atas dasar fithroh (kemurnian tauhid). Lalu kedua orangtuanyalah yang akan menjadikan Yahudi atau Nashrani atau menjadikannya Majusi.” (HR Bukhori).
Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah) :
(Tetaplah atas) fithroh Allah yang telah menciptakan manusia menurut fithrah itu … (QS. 30 ar—Rum:30).
Termasuk kewajiban sangat ditekankan bagi orangtua, yaitu ; KEWAJIBAN PERTAMA meliputi : | |
1. | Selalu menjaga anak dari segala sesuatu yang dapat mengeluarkan dari fithrah tauhid dan harus dengan baik dan bersungguh-sungguh mendidiknya. |
2. | Menjauhkannya dari penyusuan orang tidak baik, karena penyusuan dapat merubah tabiat (karakter, sikap dan akhlak). (HR al-Qudhoiy dari Ibn Abbas) |
3. | Harus selalu menanamkan di hati anaknya perihal : – Ketauhidan - mengenal Allah dan mengenalkan Islam seluas-luasnya – Keagungan syiar-syiar Islam – Segala hal yang diharamkan Allah |
4. | Mengarahkan pada nilai kebaikan dengan cara : – Menumbuhkan rasa cinta terhadap kebaikan – Membangkitkan rasa senang untuk melakukan kebaikan – Menumbuhkan rasa cinta terhadap pelaku-pelaku kebaikan – Menjadikan si Anak rindu (menyukai) untuk melakukan kebaikan – Mendorong si Anak untuk melakukan kebaikan – Membiasakan tutur kata yang baik dan bijak dan menanamkan perasaan senang kepada para pelakunya. |
5. | Menjauhkan si Anak dari nilai-nilai keburukan dengan cara : – Menumbuhkan perasaan benci di hati Anak pada keburukan (kejahatan dan kekejian) – Membangkitkan rasa tidak suka untuk melakukan keburukan – Menanamkan kebencian kepada pelaku-pelaku keburukan dan orang-orang yang sedang melakukan keburukan dan kejahatan – Menjauhkan si Anak dari para pelaku keburukan dan kejahatan – Menjauhkan si Anak dari tempat-tempat keburukan dan kejahatan – Menjauhkan Anak dari semua tayangan TV, gambar, video, verbal (pembicaraan atau perkataan) teks cerita, bacaan atau buku yang berdampak buruk dalam pembinaan akhlak – Menjauhkan perkataan caci-maki, umpatan, celaan dan hinaan menanamkan rasa benci kepada para pelakunya. |
6. | Tidak menaburkan benih rasa cinta dunia di hati si Anak dengan cara : – menjauhkan anak dari kecenderungan pada kesenangan dan dan kenikmatan-kenikmatan dunia – Tidak membantu si Anak melakukan hal-hal tersebut – Tidak pula menolongnya dalam melakukan hal itu – Tidak juga membantu meringankan beban dalam masalah itu Karena tindakan atau bantuan untuk si Anak yang berkecenderungan mengutamakan kesenangan dan kenikmatan duniawi termasuk perlakuan yang tidak baik kepada anak itu sendiri di pandang dari sudut kepentingan agamanya. Dan hal itu akan membelokkannya dari bentuk istiqomah (pengikutan pada jalan lurus sebagai tujuan beragama Islam). |
KEWAJIBAN KEDUA meliputi : | |
1. | Wajib bagi kedua orangtuanya memerintahkan anaknya untuk : – Melakukan sholat jika anak sudah mencapai 7 tahun baik anak laki maupun anak perempuan. Dan boleh dipukul dengan pukulan yang tidak membahayakan atau merusak tubuh, apabila meninggalkan kewajiban sholatnya pada usia 10 tahun – Melatih dan melakukan hal yang mampu dilakukan si Anak pada usia 7 tahun seperti berlatih puasa penuh |
2. | Wajib bagi kedua orangtuanya untuk MENCEGAH ANAKNYA dari : – KAWAN-KAWAN YANG BURUK (TABIAT DAN AGAMANYA) – PERGAULAN DAN LINGKUNGAN SOSIAL YANG TIDAK BAIK – Kebiasaan-kebiasaan yang melalaikan kewajiban utamanya – Kebiasaan membesar-besarkan (melebih-lebihkan) masalah kecil. |
3. | Wajib memberi perhatian lebih dan mencermatinya apabila melihat adanya tanda-tanda Tamyiz (berfungsi baik akalnya) dan tanda-tanda akil balik (memasuki usia remaja). |
4. | Tidak memanggilnya dengan perkataan maupun perbuatan kecuali dengan dengan lemah-lembut, manis, sopan dan baik. Hal ini dimaksudkan agar anak terbiasa dengan hal tersebut. Dan agar tertanam kuat dalam hati si Anak untuk mengulang-ulang kebiasaan baik tersebut. Sehingga pada usia dewasa kelak mudah baginya untuk melakukannya. Karena sesungguhnya kebaikan itu harus menjadi kebiasaan. |
Sekali lagi perlu kami memberi penekanan pada topik diatas, agar kita menjaga bergaulnya putra-putri kita dari anak-anak lain yang BUKAN termasuk dari anak-anak pelaku kebaikan. Dan lebih diutamakan dan dianjurkan memilih anak anak yang menjadi teman dekat anak kita dari bibit orang yang taqwa lagi faqih (ilmu agamanya mendalam).
Ini bukan berarti bermaksud diskriminatif tetapi anak kita harus benar-benar terjauhkan dari pengaruh pergaulan dan lingkungan yang buruk terhadap perkembangan mental anak.
Karena sesungguhnya dikatakan : “Kebanyakan kerusakan tabiat/akhlak anak berasal dari interaksi pergaulan sebagian mereka kepada yang lain.”
Penutup ;
Diantara saat ia lahir hingga usia baligh (dewasa) tidak ada pembebanan kewajiban (taklif) dari Allah ta’ala, misalnya sholat dan puasa atau dikenai hukum agama (syari’at Islam). Terkecuali kewajiban orangtua atau walinya untuk mendidik dan melatih kebiasaan baik kepada si Anak.
Untuk lebih mendalami masalah ini yang lebih memadai (lengkap) silahkan membaca kitab “Ihyaa ulumuddin” pada bagian Pelatihan Jiwa (“Riyadhotul nafsi”) karya al-Imam hujjatul Islam Al-Ghazaly. Berisi tentang cara melatih anak dan melakukan perbaikan pendidikan mereka.
ARTIKEL TERKAIT :
1. Morals in Islam and Kids Away from Bad Social Influence (PART 1)
2. Character Building : Pendidikan Jiwa Dalam Perspektif Islam
3. Character Building Suatu Keniscayaan
4. How To Feel True Happiness? (PART 1)
5. How To Feel True Happiness? (PART 2)
3. THE BUTTERFLY TEACHS ME A LOT – Series of Parental Related to the
Poem written by General Douglas Mac Arthur : Build Me My Son
4. SEARCHING THE MOST SUITABLE METHODE FOR TEACHING SOUL (Part 1)
7. SEARCHING SUITABLE METHODE FOR TEACHING SOUL (PART 1)
8. SEARCHING SUITABLE METHODE FOR TEACHING SOUL (PART 2)
The Quote Inspire Me to ISLAM
0 komentar dan respon:
Posting Komentar